Anak Manusia (Kristen): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT51Philip (bicara | kontrib)
PT51Philip (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
 
 
''Teologi Anak Manusia'' adalah sebuah bentuk [[teologi]] yang menyoroti kedudukan seseorang yang memiliki otoritas untuk menyampaikan suatu pesan dari Allah pada manusia.<ref name="Bergant"> Dianne Bergant, Robert J. Karris. ''Tafsir Alkitab Perjanjian Lama''. Yogyakarta: Kanisius. 2002. 592</ref> Alkitab menyebutkan Anak Manusia dalam kerangka yang berbeda-beda dan bermakna luas seperti menunjuk pada kemanusiaan [[Yesus]], walaupun bukan suatu penyangkalan terhadap ketuhanan-Nya.<ref name="Browning"> W.R.F Browning. ''Kamus Alkitab''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2007. 217, 22</ref> Anak Manusia menjadi bentuk penjelmaan [[Kristus]] sebagaimana Yesus dengan tegas menyatakan diri-Nya sebagai [[Tuhan]] dalam berbagai kesempatan dan sebagai manusia.<ref name="Hakh"> Samuel Benyamin Hakh. ''Pemberitaan tentang Yesus menurut injil-injil sinoptik''. Bandung: Jurnal info media. 2007. 159</ref> Hakikat Anak Manusia adalah keilahian dan manusiawi yang menyatu dalam satu pribadi.<ref name="Browning"></ref>
 
 
Dalam [[Ensiklopedi Alkitab]] Masa Kini]] menjelaskandiuraikan bahwa teologi Anak Manusia dalam [[Perjanjian Baru]] tampak dari ucapan Yesus sebagai Anak Manusia untuk menerangkan watak dan misi-Nya.<ref name="Ensiklopedia"> ''Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid II''. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF. 2002. 586</ref> Perkataan Yesus yang didasarkan pada wahyu [[Daniel]] dalam Daniel 7:13.<ref name="Ensiklopedia"> ''Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid II''. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF. 2002. 586</ref> Sementara dalam [[Perjanjian Lama]], istilah Anak Manusia mengacu pada keberadaan seseorang manusia yang berbeda dari Yesus, seperti sapaan Allah kepada [[Yehezkiel]] yang disebutkan sembilan puluh kali.<ref name="Hakh"></ref> W.R.F Browning menjelaskan, istilah Anak Manusia mengacu pada sebutan umat [[Israel]] yang dipertentangkan dengan binatang supranatural dalam simbol budaya dari bangsa-bangsa sekitar.<ref name="Browning"></ref> Seperti perumpamaan Henokh bahwa Anak Manusia adalah makhluk surgawi atau tokoh supranatural yang memerintah atas suatu kerajaan yang universal di mana terdapat pelaksana keselamatan dan penghakiman.<ref name="Browning"></ref>