James W. Fowler: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT51Philip (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT51Philip (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 21:
 
=== Pergumulan ===
Pergumulan Fowler pada usia 44 tahun - 45 tahun.<ref name="Cremers"></ref> Di mana teoriTeori psikologinya dimulai perubahan orientasi sekitar teologi praktis dan dampak dari [[pastoral]] pegagogis. <ref name="Cremers"></ref> Teori perkembangan iman dikembangkan dari setiap pertemuan seminar, konferensi dan lokakarya pendidikan agama.<ref name="Cremers"></ref> Seperti seminar dimensi kognitif [[Piaget]] dan [[Kohlberg]] dan dunia perasaan dan imajinasi dari [[Sigmund Freud]], [[Erik H. Erikson]], [[Carl Gustav Jung]] dan Niebuhr.<ref name="Cremers"></ref> Secara khusus melalui pertemuan pastoral [[konseling]].<ref name="Cremers"></ref> Fowler berefleksi dari konsele yang mengungkapkan pengalaman hidupnya dengan jujur dan terbuka.<ref name="Cremers"></ref> Fowler mengalami titik balik dalam hidupnya, ketika pertanyaan seputar diri dan gaya hidup dan iman menjadi cerminan dirinya sendiri.<ref name="Fowler"> {{en}} James W. Fowler. ''Stages Of Faith, The Psychology of Human Development and the Quest for Meaning''. San Franscisco: Harper and Row. 1981. xi, xii.</ref> Dengan demikian tersingkaplah proses perkembangan dan fungsi sebuah gaya hidup beriman yang eksistensial.<ref name="Cremers"></ref>
 
Tahap siklus hidup dari teori [[Erikson]] adalah pola dasar Fowler untuk memahami perkembangan pribadi yang unik dan kompleks.<ref name="Cremers"></ref> Maka dialog juga bertujuan menolong konsele menemukan jatidirinya.<ref name="Cremers"></ref> Termasuk kepekaan fenomenologis karya Erikson, Fowler semakin memahami dunia perasaan dan gambaran visual yang mewarnai eksistensi manusia.<ref name="Cremers"></ref> Dari percakapan ditemukan pengalaman konseli, bahwa ada pola dan tema yang sama.<ref name="Cremers"></ref> Pertama, kehidupan orang dewasa dipengaruhi oleh formatif dan deformatif masa kanak-kanak.<ref name="Cremers"></ref> Ini membuktikan bahwa ada korelasi gaya kepercayaan dan pola identitas pribadi.<ref name="Cremers"></ref> Kedua, pada segmen usia tertentu, kepercayaan pribadi selalu berkisar pada tema-tema khusus sesuai dengan tahap perkembangan psiko-kognitif dan sosial.<ref name="Cremers"></ref> Fowler mengatakan tujuan percakapan adalah bagaimana konselor mampu mengembangkan seni mendengarkan orang lain secara aktif.<ref name="Fowler"></ref> Maka dialog menjadi suatu kegiatan hermeneutis, di mana dua pribadi mengungkapkan rasa dan makna hidup dengan terus terang, sehingga konselor dapat merasakan dan menangkap ungkapan keberadaan konseli yang sesungguhnya.<ref name="Fowler"></ref>