Jeritan Kuntilanak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-praktek +praktik)
Baris 36:
Setelah pulang dan memulai kehidupan mereka seperti biasa, mereka berempat, bahkan Yunita, dihantui sesosok wanita menyeramkan berturut-turut. Kakak Vivin ([[Catherine Wilson]]) yang diceritakan kisah Lila oleh Vivin, menyarankan kepadanya untuk memperbaiki hal yang telah dia dan teman-temannya lakukan. Yunita menanyakan hilangnya Lila ke Reina, tapi Reina mengelak, Yunitapun jadi kurang informasi dan takut kalau ada apa-apa terjadi kepada adiknya. Akhirnya Yunita menemui Vivin yang menceritakan kisah Lila. Setelah tahu ada hal yang aneh tentang inhaler yang seharusnya masuk ke dalam tas (Yunita melihat Lila memasukkan inhaler ke tas sebelum berangkat), mereka mencoba pergi ke rumah tua itu besok. Bimo, Ferry, dan Reina berturut-turut meninggal secara mengenaskan.
 
Vivin dan Yunita esok malamnya pergi ke rumah tua itu dan mencari Lila. Saat mereka berpencar, Yunita terkunci dan diserang oleh hantu wanita. Hantu wanita itu tidak hanya meneror, tapi juga berniat membunuh mereka. Vivin dan Yunita berhasil kabur dari rumah dan bertemu seorang kakek ([[HIM Damsyik]]). Kakek itu ternyata menguburkan Lila yang meninggal karena kepalanya bocor. Ternyata Lila berhasil siuman dari asmanya dan keluar, cuma ia dikejar oleh hantu hingga ke hutan dan tersandung, dan kepalanya terantuk batu. Yunita dan Vivin yang menangisi Lila, diceritakan oleh kakek itu bahwa seorang wanita melakukan praktekpraktik aborsi ilegal dan janin-janinnya dijadikan tumbal, oleh karena itu warga main hakim dan membakarnya, membuatnya gentayangan.
 
Film berakhir dengan sebulan setelah malam itu dimana Vivin selesai menziarahi makam Lila. Di danau tempat Lila terserang asma, Vivin melihat air dihadapannya menggelegak dan memunculkan seorang hantu wanita.