Li Zicheng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot; kosmetik perubahan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-mempengaruhi +memengaruhi)
Baris 7:
Bulan April [[1644]], tahun ke-17 pemerintahan [[Kaisar Chongzhen]], Li memimpin pasukannya menyerang [[Beijing]] dan berhasil mendudukinya. Kaisar Chongzhen menggantung diri di bukit belakang istananya. Li masuk ke kota dengan dielu-elukan penduduk kota sebagai pembebas. Sebelum memasuki istana kerajaan, dia berhenti di gerbang depan dan memanah papan nama di atas gerbang itu sebagai lambang runtuhnya Dinasti Ming yang korup. Hari-hari pertama kekuasaannya berjalan mulus, para pejabat lama, bangsawan dan kasim korup dihukum berat. Hukum militer ditegakkan bagi pasukannya yang melanggar disiplin seperti merampok rakyat. Li juga mengirim pejabat-pejabatnya ke kota lain untuk mengambil alih kekuasaan. Sebentar saja kekuasaan pemerintah Dashun sudah meliputi [[Shandong]], [[Ningxia]], wilayah utara Huai dan [[Sungai Yangtze]]. Total seluruhnya sudah lebih dari setengah wilayah [[Tiongkok]].
 
Sayangnya kemenangan ini membuat para pemimpin Dashun menjadi terlena. Mereka jadi sering berpesta-pora. Para pejabat militernya semakin sewenang-wenang menarik dana dari mantan pejabat Ming dan keluarga kaya. Perilaku buruk para komandan tentu mempengaruhimemengaruhi kedisiplinan prajurit mereka. Para prajurit kini sering melanggar disiplin tapi hukumannya tidak seberat ketika masuk kota dulu. Li sendiri tidak memahami perilaku bawahannya lagi, karena ia kini hidup di istana. Yang lebih parah, Li juga kurang memperhatikan ancaman dari suku [[Manchu]] di utara yang sudah lama menjadi ancaman bagi Tiongkok.
 
Disaat yang sama, [[Wu Sangui]], jendral Ming yang menjaga [[Shanhaiguan]], ujung paling timur [[Tembok Besar]] bersekutu dengan Manchu setelah mendengar ayahnya disiksa dan istrinya, [[Chen Yuanyuan]] dirampas salah satu jendral Dashun, [[Liu Zongmin]]. [[27 Mei 1644]], Li kalah dan terusir dari Beijing. Kabar mengenai kematiannya tidak jelas, entah bunuh diri atau dibunuh, beberapa cerita rakyat mengatakan bahwa dia menjadi [[biksu]] setelah kekalahannya.