Skisma Timur–Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Luckas-bot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: fy:Eastersk Skisma
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-praktek +praktik)
Baris 2:
 
'''Skisma Timur-Barat''', atau '''Skisma Besar''', mencabik [[Agama Kristen|Kekristenan]]
[[Khalsedonia]] menjadi bagian Barat (Latin) dan bagian Timur (Yunani), yakni [[Gereja Katolik Roma|Katolisisme]] Barat dan [[Gereja Ortodoks Timur|Orthodoksi]] Timur. Meskipun biasanya dikatakan terjadi pada tahun [[1054]], Skisma Timur-Barat sebenarnya adalah akibat dari keterasingan antara dunia Kristen Latin dan Yunani yang berlangsung lama. Sebab-musabab [[skisma]] ini adalah permasalahan otritas [[Paus (Katolik Roma)|paus]]—[[Paus Leo IX]] mengklaim bahwa dia memegang otoritas atas empat [[patriarkh|patriark]] Timur—serta permasalahan [[filioque|klausa filioque]] yang disisipkan ke dalam [[Pengakuan Iman Nicea|Kredo Nicea]] oleh Gereja Barat. Umat Ortodoks Timur sekarang ini mengklaim bahwa primasi Patriark Roma bersifat kehormatan belaka, dan bahwa dia memiliki otoritas hanya atas [[keuskupan]]nya serta tidak memiliki otoritas untuk mengubah keputusan-keputusan [[Konsili Ekumenis|konsili-konsili ekumenis]]. Ada pula beberapa katalis lainnya yang kurang penting dari skisma tersebut, termasuk perbedaan dalam praktekpraktik-praktekpraktik [[liturgi]]s dan klaim-klaim yurisdiksi yang tumpang-tindih.
 
Gereja terpecah dalam hal [[doktrin]], [[teologi]], [[bahasa|linguistik]], [[politik]], serta [[geografi]], dan perpecahan fundamental tersebut belumlah pulih. Dapat dikatakan bahwa kedua Gereja telah dipersatukan kembali pada tahun [[1274]] (oleh [[Konsili Lyons II]]) dan pada tahun [[1439]] (oleh [[Konsili Basel]]), namun dalam tiap kasus konsili-konsili tersebut dimentahkan kembali oleh pihak Ortodoks secara keseluruhan, dengan alasan bahwa para hierark telah melampaui otoritas mereka dengan memberi kata setuju untuk bersatu kembali. Upaya-upaya selanjutnya untuk mempersatukan kembali kedua belah pihak telah gagal.
Baris 27:
* Konsep [[Kaisaropapisme]], penyatuan otoritas keagamaan dan politik tertinggi, yang lebih kuat di Konstantinopel, tempat kedudukan kaisar, dari pada di Roma yang jauh secara geografis dan sampai taraf tertentu menghindar untuk tunduk pada kekuasaan kaisar.
* Setelah bangkitnya [[Islam]], melemahnya pengaruh para patriark [[Antiokhia]], [[Yerusalem]], dan [[Iskandariyah|Aleksandria]], mengakibatkan politik internal Gereja semakin dipandang sebagai Roma versus Konstantinopel.
* Praktek-praktekpraktik [[liturgi]]s tertentu di Barat yang diyakini Timur merepresentasikan inovasi: penggunaan roti tidak beragi untuk [[Ekaristi]], misalnya.
* [[Selibat Klerus|Keharusan Selibat bagi imam-imam Barat]] (baik imam biarawan maupun imam paroki), yang bertolak belakang dengan disiplin Timur di mana jabatan imam-imam paroki boleh diemban oleh kaum pria yang sudah menikah yang pernikahannya berlangsung pada saat mereka belum ditahbiskan, yaitu sebelum mereka ditahbiskan menjadi [[diakon]].
 
Baris 36:
Penyebab-penyebab langsung dari Skisma Besar tidaklah sehebat ''filioque'' yang terkenal itu. Hubungan antara kepausan dan pemerintah Byzantium terjalin baik pada tahun-tahun sebelum [[1054]]. Kaisar [[Konstantinus IX]] dan [[Paus Leo IX]] menjalin persekutuan melalui mediasi [[Argyrus]], [[Katepan Italia]] berkebangsaan [[Lombardia]], yang pernah tinggal bertahun-tahun di Konstantinopel, awalnya sebagai tawanan politik. Leo dan Argyrus memimpin pasukan melawan gerombolan bangsa [[Normandia]], namun bala tentara kepausan dikalahkan dalam [[Pertempuran Civitate]] pada tahun [[1053]], yang mengakibatkan paus ditawan di [[Benevento]], di mana dia memanfaatkan waktu dengan mempelajari [[Bahasa Yunani]]. Argyrus tidak datang ke Civitate dan ketidakhadirannya menciptakan jurang dalam hubungan antara kepausan dan kekaisaran persis di saat patriark siap-siap membuka [[Kotak Pandora]].
 
Sementara itu, Bangsa Normandia sibuk menggubah adat-kebiasaan Latin, termasuk roti tidak beragi—dengan persetujuan paus. Hal ini menjengkelkan [[Patriark Kerularius]], yang memerintahkan gereja-gereja Latin di Konstantinopel untuk mengadopsi tata-cara Timur dan ketika mereka menolak, dia menutup gereja-gereja itu (meskipun potongan informasi ini dipertanyakan oleh banyak sejarawan sekarang ini; tampaknya beberapa gereja Latin tetap dibuka bahkan sampai bertahun-tahun kemudian). Dia kemudian memerintahkan [[Leo, Uskup Agung Ochrid]], kepala Gereja [[Bulgaria]], untuk menulis sepucuk surat kepada Uskup [[Trani]], Yohanes, seorang Timur, dalam mana dia menyerang praktekpraktik-praktekpraktik "ke-Yahudi-Yahudian" orang-orang Barat. Surat itu dikirim Yohanes kepada seluruh uskup di Barat, termasuk paus. Sepucuk surat itu jatuh ke tangan [[Humbertus dari Mourmoutiers]], [[Kardinal-Uskup Silva Candida]], yang pada saat itu berada di keuskupan Yohanes. Humbertus menerjemahkan surat itu ke dalam [[Bahasa Latin]] dan menyampaikannya kepada paus, yang memerintahkan untuk menulis balasannya yang berisi jawaban untuk masing-masing tuduhan beserta pembelaan atas supremasi kepausan.
 
Sekalipun adalah seorang yang lekas naik darah, Kerularius berhasil diyakinkan, mungkin oleh kaisar dan Uskup Trani, untuk menghindari perdebatan dan mencegah perpecahan. Akan tetapi Humbertus dan paus tidak mendiamkannya, Humbertus diutus dengan kuasa sebagai legatus ke ibukota kekaisaran guna mengakhiri permasalahan sekali dan untuk selamanya. Humbertus, [[Paus Stefanus IX|Fredericus dari Lorraine]], dan Petrus, uskup agung [[Amalfi]] berangkat di awal musim semi dan tiba pada bulan April [[1054]]. Namun penyambutan yang mereka terima tidaklah seperti yang mereka harapkan, sehingga mereka dengan segera meninggalkan istana, meninggalkan surat jawaban dari paus pada Kerularius, yang justru lebih geram dari pada mereka. Meterai-meterai pada surat itu telah dirusak dan para legatus tersebut telah mempublikasikan, dalam Bahasa Yunani, draft awal surat tersebut yang tidak sesopan suratnya, untuk dibaca seluruh masyarakat. Patriark menganggap para legatus itu lebih buruk dari pada sekedar orang-orang Barat liar biasa, mereka adalah pembohong dan penipu. Dia menolak mengakui otoritas mereka atau, secara praktis, keberadaan mereka.<ref>[[John Julius Norwich|Norwich, John Julius]]. ''The Normans in the South 1016-1130''. ([[1967]]) pg 102.</ref>