Periode Menengah Ketiga Mesir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
Negara sempat disatukan kembali pada masa [[dinasti keduapuluh dua Mesir]] pada tahun [[945 SM]]. Dinasti tersebut didirikan oleh [[Shoshenq I]] yang merupakan keturunan imigran [[Meshwesh]] dari [[Libya Kuno]]. Kestabilan berhasil dibawa ke seluruh negeri selama satu abad. Sayangnya, pada masa kekuasaan [[Osorkon II]], negara terpecah dua. [[Shoshenq III]] dari dinasti keduapuluh dua menguasai Mesir Hilir pada tahun [[818 SM]], sementara [[Takelot II]] dan putranya Osorkon berkuasa atas Mesir Pertengahan dan Hulu. Di Thebes, perang saudara berkobar di Thebes, antara tentara [[Pedubast]] melawan keturunan Takelot II/Osorkon B.
 
Kerajaan [[Nubia]] memanfaatkan kekacauan ini. Sekitar tahun 730 SM, [[Piye]] melancarkan serangan ke utara dan berhasil mengalahkan penguasa-penguasa Mesir. Ia mendirikan [[dinasti keduapuluh lima Mesir]] dan menunjuk penguasa yang ditaklukan sebagai gubernur provinsialnya.
 
Wibawa Mesir berkurang pada masa ini. Sekutu Mesir telah jatuh ke dalam pengaruh [[Asiria]]. Dari sekitar tahun 700 SM, meletuslah perang antara kedua negara. Meskipun Mesir lebih kaya dan besar, Asiria punya persediaan kayu yang lebih banyak, sementara Mesir mengalami kelangkaan, sehingga Asiria mampu memproduksi lebih banyak arang yang berguna untuk peleburan besi. Maka Asiria punya lebih banyak persenjataan besi. Perbedaan ini berperan penting dalam serangan Asiria ke Mesir pada tahun 670 SM.<ref name=KS05>{{cite book |last=Shillington |first=Kevin |title=History of Africa |year=2005 |publisher=Macmillan Education |location=Oxford |isbn=0-333-59957-8 |page=40}}</ref>