Ejaan Van Ophuijsen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sirihkuning (bicara | kontrib) k koma ain dan trema |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 6:
* tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ''ma'moer'', ''‘akal'', ''ta’'', ''pa’'', ''dinamaï''.
Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti ''ä'', ''ë'', ''ï'' dan ''ö'', menandai bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan diftong, sama seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini.
Kebanyakan catatan tertulis bahasa Melayu pada masa itu menggunakan huruf Arab yang dikenal sebagai tulisan [[Jawi]].
|