Cati Bilang Pandai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: perubahan kosmetika ! |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{rujukan}}
'''Cati Bilang Pandai''' adalah nama seorang tokoh yang banyak disebut didalam Tambo Minangkabau.
'''Cati Bilang Pandai''' adalah julukan yang diberikan kepada [[Wisnu Rupakumara]] yang menjadi suami [[Bundo Kanduang]]. Ia menikahi Bundo Kanduang, yang ketika itu berstatus janda dengan seorang putera sewaktu mengantarkan [[arca]] [[amoghapasya]] dari [[Majapahit]] untuk [[Dharmasraya]] sebagai simbol persahabatan.▼
==Keluarga==
Wisnu Rupakumara dijuluki sebagai [[Cati]] Bilang Pandai karena beliau adalah seorang yang bijaksana, pandai berkata-kata dan berbicara serta arif dalam permasalahan. Sebelumnya ia merupakan seorang bangsawan Majapahit, sebagai penasihat raja [[Raden Wijaya]]. Karena tertarik dengan kehidupan [[Bangsa Melayu]], ia memilih menetap di [[Darmasraya]]. Dengan Bundo Kanduang ia dikarunia dua orang putera dan empat putri. Salah seorang puteranya yang terkenal dalam Tradisi Minang adalah [[Datuk Perpatih Nan Sebatang]].▼
Menurut Tambo Minangkabau, Cati Bilang Pandai menikah dengan Bundo Kanduang dan mendapat beberapa orang putra yaitu Sutan Balun yang kemudian bergelar [[Datuk Perpatih Nan Sebatang]], Mambang Sutan yang bergelar Datuk Suri Marajo Nan Banego-nego, dan beberapa orang putri.
Ia juga merupakan ayah tiri dari Sutan Paduko Basa yang bergelar [[Datuk Ketumanggungan]]. Ia terkenal bijaksana dan telah berhasil mendidik anak-anaknya yang juga menjadi orang-orang bijaksana di kemudian hari. Sutan Balun terkenal dengan ajaran Bodi Caniago yang demokratis dan egaliter. Mambang Sutan mendirikan kelarasan ketiga yang diberinama Kelarasan Nan Panjang.
==Identifikasi dengan Wisnurupakumara==
▲
▲Wisnu Rupakumara dijuluki sebagai [[Cati]] Bilang Pandai karena beliau adalah seorang yang bijaksana, pandai berkata-kata dan berbicara serta arif dalam permasalahan. Sebelumnya ia merupakan seorang bangsawan Majapahit, sebagai penasihat raja [[Raden Wijaya]]. Karena tertarik dengan kehidupan [[Bangsa Melayu]], ia memilih menetap di [[Darmasraya]]. Dengan Bundo Kanduang ia dikarunia dua orang putera dan empat putri. Salah seorang puteranya yang terkenal dalam Tradisi Minang adalah [[Datuk Perpatih Nan Sebatang]].
== Pranala Luar ==
|