Nuku Muhammad Amiruddin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: perubahan kosmetika
Evremonde (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Nuku Muhammad.jpg|right|thumb|Nuku Muhammad Amiruddin]]
'''Muhammad Amiruddin''' atau lebih dikenal dengan nama '''Sultan Nuku''' ([[Soasiu]], [[Tidore]], [[1738]] atau 1181H - [[Tidore]], [[14 November]] [[1805]]) adalah seorang [[Pahlawan Nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]] [[Indonesia]]. Dia merupakan [[sultan]] dari [[Kesultanan Tidore]] yang dinobatkan pada tanggal [[13 April]] [[1779]], dengan gelar “''Sri Paduka Maha Tuan Sultan Saidul Jehad el Ma’bus Amiruddin Syah Kaicil Paparangan''”.
 
== Biografi ==
Muhamad Amiruddin alias Nuku adalah putra [[Sultan Jamaluddin]] (1757–1779) dari [[kerajaan Tidore]]. Nuku juga dijuluki sebagai ''Jou Barakati'' artinya Panglima Perang. Pada zaman pemerintahan Nuku (1797 – 1805), Kesultanan Tidore mempunyai wilayah kerajaan yang luas yang meliputi [[Pulau Tidore]], [[Kabupaten Halmahera Tengah|Halmahera Tengah]], pantai Barat dan bagian Utara Irian Barat serta [[Kabupaten Seram Bagian Timur|Seram Timur]]. Sejarah mencatat bahwa hampir 25 tahun, Nuku bergumul dengan peperangan untuk mempertahankan tanah airnya dan membela kebenaran.
 
Dari satu daerah, Nuku berpindah ke daerah lain, dari perairan yang satu menerobos ke perairan yang lain, berdiplomasi dengan Belanda maupun dengan [[Inggris]], mengatur strategi dan taktik serta terjun ke medan perang. Semuanya dilakukan hanya dengan tekad dan tujuan yaitu membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajah dan hidup damai dalam alam yang bebas merdeka. Cita-citanya membebaskan seluruh [[kepulauan Maluku]] terutama [[Maluku Utara]] (Maloko Kie Raha) dari penjajah bangsa asing.
 
== Perang dengan Belanda ==
Pemerintah Kolonial Belanda yang berpusat di [[Batavia]] (kini [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]) dengan gubernur-gubernurnya yang ada di [[Kota Ambon|Ambon]], [[Pulau Banda|Banda]] dan [[Pulau Ternate|Ternate]] selalu berhadapan dengan “''Prince Rebel''” (raja pemberontak) ini yang terus mengganjal kekuasaan Kompeni (Belanda) tanpa kompromi. Mereka semua tidak mampu menghadapi konfrontasi Nuku. Nuku merupakan musuh bebuyutan yang tidak bisa ditaklukan, bahkan tidak pernah mundur selangkahpun saat bertempur melawan Belanda di darat maupun di laut.
 
Ia adalah seorang pejuang yang tidak dapat diajak kompromi. Semangat dan perjuangannya tidak pernah padam, walaupun kondisi fisiknya mulai dimakan usia. Kodrat rohaninya tetap kuat dan semangat tetap berkobar sampai ia meninggal dalam usia 67 tahun pada tahun 1805. Sebagai penghargaan terhadap jasa-jasa dan pengorbanannya, Pemerintah Republik Indonesia mengukuhkan Sultan Nuku sebagai “[[Pahlawan Nasional Indonesia]]”
Baris 16:
 
{{Pahlawan Indonesia}}
 
{{DEFAULTSORT:Amiruddin, Nuku Muhammad}}
 
{{indo-bio-stub}}
 
{{lifetime|1738|1805|Nuku Muhammad Amiruddin}}
[[Kategori:Kelahiran 1738]]
[[Kategori:Kematian 1805]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Kesultanan Tidore]]
[[Kategori:Sultan Tidore|Nuku]]
 
[[ms:Nuku Muhammad Amiruddin]]
[[nl:Bakanuku]]