Pertempuran Carrhae: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
 
'''Pertempuran Carrhae''' yang berlangsung pada tahun 53 SM dekat kota [[Carrhae]], adalah pertempuran besar antara [[Kekaisaran Parthia]] dan [[Republik Romawi]]. Ia adalah yang pertama dari banyak pertempuran antara kekaisaran Romawi dan Persia, dan salah satu yang paling menghancurkan dalam sejarah kekalahan Romawi. Ia ternyata menjadi malapetaka bagi tentera Romawi di timur. Ia disebabkan cita-cita seorang anggota Triumvirat I, Marcus Crassus, anggota Pertama triumvirat dan orang terkaya di Romawi, yang telah tertarik dengan prospek kemuliaan militer dan kekayaan, dan memutuskan untuk menyerang Parthia tanpa persetujuan resmi dari Senat Republik Romawi. Marcus Crassus yang ingin melebihi perolehan Alexander The Great menaklukkan wilayah timur dunia. Ambisinya ini muncul karena ia ingin menandingi penaklukan-penaklukan yang dilakukan oleh dua rekan Triumvirat-nya, Julius Caesar dan Pompey. Ia sendiri diberi mandat untuk memerintah di Propinsi Suriah dan sekitarnya.
 
 
Sebelum itu Marcus Crassus telah memerintah Syria selama tiga tahun. Selama itu, dia berhasil membentuk tim yang cukup besar: 35.000 legionary, 4.000 kavaleri, dan 4.000 infanteri ringan. Marcus Crassus bermaksud untuk menyerbu Kerajaan Parthia dengan bantuan Pemerintah Armenia.
Baris 9 ⟶ 8:
Walaupun Artavasdes I, raja Armenia, menyarankan agar Crassus menghindari jalur gurun dan menawarkan jalur melewati Armenia, Crassus menolaknya dan berbaris langsung melalui padang pasir dari [[Mesopotamia]] karena ingin bergerak cepat.Orodes, raja Parthia, mendengar kabar federal Romawi-Armenia langsung mengirim dua tim. Tim pertama dikirim untuk menghukum Armenia, mayoritas terdiri dari infanteri pemanah dengan sedikit kavaleri. Sedangkan tim kedua dikirim untuk menghadang Romawi, terdiri dari 9.000 kavaleri pemanah dan 1.000 [[kataphract]], di bawah kepemimpinan Surena. Tim kedua ini bertemu dengan tim Romawi yang kelelahan dalam perjalanan melintasi gurun di Carrhae.
 
Pasukannya bentrok dengan kekuatan Surena di dekat [[Carrhae]], sebuah kota kecil di zaman modern [[Turki]]. Meskipun sangat kalah jumlah, pasukan berkuda Surena benar-benar mengalahkan infanteri berat Romawi, membunuh atau menawan sebagian besar tentara Romawi. Crassus sendiri tewas ketika perundingan gencatan senjata berubah menjadi kerusuhan. Kematiannya menyebabkan akhir [[Pertama triumvirat]] dan perang saudara yang dihasilkan [[Caesar | perang saudara]]terhasil antara [[Julius Caesar]] dan [[Portsmouth]].
 
Mulanya Surena merencanakan untuk menghancurkan garis Romawi dengan muatan oleh cataphracts, ia menilai bahwa ini tidak akan cukup pada saat ini. Jadi, ia mengirim pemanah kudanya mengelilingi tim-tim Romawi. Penyelinap Crassus dikirim untuk menyingkir pemanah berkuda, tapi mereka mundur di bawah panahan berat. Para pemanah kuda kemudian mulai menhujani legiun dengan panah. Pembentukan tentera Romawi yang padat menjamin bahwa setiap panahan akan mengenai, dan busur komposit Parthia cukup kuat untuk menembus baju besi dan sebagian turut menembus perisai legiun itu. Para legiun dengan baik dilindungi oleh perisai besar mereka (perisai ''scuta'']]), meskipun ini tidak bisa menutupi seluruh tubuh. Oleh karena itu sebagian besar luka yang ditimbulkan mengenai tanpa fatal pada anggota badan <ref> Goldsworthy, Adrian. ''The Roman Army at War 100 BC-200 AD''.</ ref> Tentera Romawi berulang kali maju ke arah Partia untuk mencoba untuk terlibat dalam pertempuran jarak dekat, tapi pemanah kuda selalu dapat mundur dengan aman, memanah Parthia saat mereka mundur. Para legiun kemudian membentuk pembentukan testudo, di mana mereka mengunci perisai mereka sesama untuk menyajikan sebuah hadapan hampir tidak bisa ditembus <ref>Dio, Cassius. ''Roman History: Book 40'', 22.2</ref> Ref Namun, formasi ini sangat membatasi kemampuan mereka untuk berjuang dalam pertempuran jarak dekat. cataphracts Parthia dieksploitasi kelemahan ini dan berulang kali dibebankan garis Romawi, menyebabkan panik dan menimbulkan banyak korban jiwa. Ketika Roma ditinggalkan formasi, ketika kataphract mundur kuda pemanah menembak kembali.
 
Mulanya Surena merencanakan untuk menghancurkan garis Romawi dengan muatan oleh cataphractskataphract, ia menilai bahwa ini tidak akan cukup pada saat ini. Jadi, ia mengirim pemanah kudanya mengelilingi tim-tim Romawi. Penyelinap Crassus dikirim untuk menyingkir pemanah berkuda, tapi mereka mundur di bawah panahan berat. Para pemanah kuda kemudian mulai menhujani legiun dengan panah. Pembentukan tentera Romawi yang padat menjamin bahwa setiap panahan akan mengenai, dan busur komposit Parthia cukup kuat untuk menembus baju besi dan sebagian turut menembus perisai legiun itu. Para legiun dengan baik dilindungi oleh perisai besar mereka (perisai ''scuta'']]), meskipun ini tidak bisa menutupi seluruh tubuh. Oleh karena itu sebagian besar luka yang ditimbulkan mengenai tanpa fatal pada anggota badan <ref> Goldsworthy, Adrian. ''The Roman Army at War 100 BC-200 AD''.</ ref> Tentera Romawi berulang kali maju ke arah Partia untuk mencoba untuk terlibat dalam pertempuran jarak dekat, tapi pemanah kuda selalu dapat mundur dengan aman, memanah Parthia saat mereka mundur. Para legiun kemudian membentuk pembentukan testudo, di mana mereka mengunci perisai mereka sesama untuk menyajikan sebuah hadapan hampir tidak bisa ditembus <ref>Dio, Cassius. ''Roman History: Book 40'', 22.2</ref> Ref Namun, formasi ini sangat membatasi kemampuan mereka untuk berjuang dalam pertempuran jarak dekat. cataphracts Parthia dieksploitasi kelemahan ini dan berulang kali dibebankan garis Romawi, menyebabkan panik dan menimbulkan banyak korban jiwa. Ketika Roma ditinggalkan formasi, ketika kataphract mundur kuda pemanah menembak kembali.
 
Sekarang Crassus berharap legiun-nya bisa bertahan sampai kehabisan Partia panah <ref>Plutarch. ''Life of Crassus'', 25.1.</ref> Namun, Surena digunakanmengunakan ribuan [[unta]] untuk membekal pasokan pemanah kudanya. Setelah menyadari hal ini, Publius Crassus mengirimkan anaknya dengan 1.300 kavaleri Galia untuk mengusir pemanah kuda. Para pemanah kuda mundur, dan setelah menderita banyak korban jiwa dari kebakaran panah, kavaleri nya dihadang oleh kataphract Parthia. Para pemanah kuda Galia terkepung seperti Galia dan memotong mundur mereka. Publius dan orang-orangnya dibantai. Crassus tidak menyadari nasib anaknya tapi menyadari Publius berada dalam bahaya, memerintahkan uang muka umum. Ia berhadapan dengan melihat kepala anaknya di tombak. Para pemanah kuda Parthia mulai mengelilingi infanteri Romawi, menembak mereka dari segala arah, sedangkan kataphract melancarkan serangkaian panahan yang tidak teratur Roma. Serangan Parthia tidak berhenti sampai malam tiba. Crassus, sangat terguncang dengan kematian putranya, memerintahkan mundur kota dekat [[Carrhae]], meninggalkan ribuan terluka, yang ditangkap oleh Partia.
 
Marcus meninggalkan ribuan pasukannya yang terluka dan tertawan. Hari berikut, Surena memaksa perjanjian damai dilakukan dengan ancaman tawanan Romawi akan dieksekusi. Marcus keberatan, tetapi pasukan Marcus lainnya mengancam untuk memberontak jika Marcus tidak melakukan perjanjian damai tersebut. Marcus pergi, tetapi ia akhirnya dibunuh.