Suster Puteri Kasih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Armada Riyanto (bicara | kontrib)
Armada Riyanto (bicara | kontrib)
Baris 2:
 
== Awal Sejarah Puteri Kasih ==
Pada abad ke-17 di Perancis terdapat kemiskinan yang hebat. Kemiskinan itu diakibatkan oleh perang saudara yang berkecamuk. Kemiskinan tidak hanya terjadi di desa-desa, yang biasanya menjadi tempat pertempuran, melainkan juga di kota-kota. Adalah seorang imam Katolik, Vincentius a Paulo namanya, salah satu dari para imam pembaharu Gereja Katolik Perancis, yang amat prihatin melihat kemiskinan pada waktu itu. Setelah pengalaman berkotbah di Folleville (1617) yang menjadi asal usul pendirian Kongregasi Misi (CM) dan Chatillon les Dombes yang menjadi titik tolak pendirian "konferensi cinta kasih" (atau persaudaraan ibu-ibu cinta kasih), Vincentius mengumpulkan gadis-gadis yang bersedia melayani orang miskin. Mereka bekerjasama dengan kelompok ibu-ibu cinta kasih untuk merawat dan melayani orang miskin. Sampai pada suatu saat, datanglah seorang gadis desa bernama Margaret Nasseau yang menyediakan diri untuk mengunjungi dan melayani orang-orang miskin secara total. Pengabdian Margaret Nasseau membuat Vincentius mengerti apa yang dikehendaki Tuhan untuk melayani umatnya yang miskin dan menderita. Margaret Nasseau sendiri wafat beberapa saat kemudian tahun 1633, karena terjangkit penyakit yang mematikan dari pasien orang miskin yang dia layani. Sesudah kematian Margaret Nasseau, Vincentius mengumpulkan beberapa gadis (empat atau lima orang) dan menyerahkannya kepada Luisa de Marillac, seorang janda suci dengan satu anak, untuk dibina. Berkumpulnya beberapa gadis inilah yang kemudian dimaknai sebagai awal pendirian kongregasi suster-suster Puteri Kasih. Dan, kehadiran mereka, menurut Vincentius a Paulo, adalah untuk melakukan apa yang dikerjakan oleh "Puteri Kasih Pertama", Margaret Nasseau, yaitu mengunjungi, melayani, merawat orang-orang miskin dimana pun mereka diutus. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 29 November 1633. Dan, Luisa de Marillac dipandang sebagai "ibu" yang membina dan memimpin para gadis yang kelak akan memberi sumbangsih besar dalam karya cinta kasih kepada Gereja dan dunia.<ref>Jose Maria Roman CM, ''St. Vincent de Paul. A Biography'', London, Melisende, 1999, hlm. 453-470; khususnya dalam bab XXVIII tentang "Consolidation of the Daughters of Charity".</ref>
 
Di dalam Sejarah Gereja, kehadiran Suster Puteri Kasih dipandang revolusioner dalam jamannya. Maksudnya, Suster Puteri Kasih adalah tarekat religius pertama yang dapat pergi leluasa untuk melayani orang-orang miskin. Sebab, pada waktu itu yang disebut tarekat religius harus tinggal di dalam biara-biara. Sementara, para suster Puteri Kasih tidak tinggal di dalam biara, melainkan pergi melayani dan mengunjungi mereka yang terlantar dan terluka.<ref>Ibid., hlm. 455 dst.</ref>