Atheis (novel): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan kecil pt2
perbaikan kecil
Baris 29:
}}
'''Atheis''' adalah [[novel roman]] tahun [[1949]] karya [[Achdiat K. Mihardja]] yang menceritakan tentang perjalanan hidup seseorang yang dididik untuk menjadi anak yang [[saleh]] sedari kecil, tetapi di tengah perjalanan hidupnya mengalami banyak gelombang yang membuatnya bimbang dan mempertanyakan tentang keberadaan [[Tuhan]], diakhiri dengan jatuhnya dia dalam ketidakmampuan mengatasi kebimbangan hidupnya tersebut.
 
Novel roman ''Atheis'' mengisahkan perkembangan masyarakat [[Indonesia]] sejak permulaan [[abad ke-20]] yang terus mengalami pergeseran gaya hidup yang [[tradisional]] ke gaya hidup [[modern]]. Pergeseran itu membawa perselisihan dan bentrokan antara paham-paham yang lama dengan yang baru, yang khususnya terjadi di bidang [[sosial]], [[budaya]], dan [[politik]]. Perkembangan di dalam masyarakat ini tidak luput meninggalkan pengaruhnya kepada pengalaman batin manusia yang mengalami perubahan tersebut. Dalam novel ini, keresahan batin tersebut terjadi di tengah-tengah bergeloranya pertentangan paham di zaman [[penjajahan Belanda]] dan [[masa pendudukan Jepang]] yang menjadi pokok perhatian dalam roman ini.
 
Novel ''Atheis'' merupakan salah satu karya terpenting Achdiat K. Mihardja yang begitu kaya akan detail situasi pada [[Hindia Belanda]] / Indonesia ''tempo doeloe''. Novel ini mengambil latar waktu dan tempat di antara tahun 1940-1942 di kota [[Bandung]] dan sekitarnya di [[Jawa Barat]].
 
Novel ini memperoleh [[Penghargaan Tahunan Pemerintah RI]] tahun [[1969]]. ''Atheis'' diterjemahkan ke dalam [[bahasa Inggris]] oleh [[R.J. Maguire]] pada tahun [[1972]] sehingga novel ini juga banyak dibaca di dunia internasional. [[Sutradara]] terkenal [[Sjumandjaja]] juga mengadaptasi novel ini menjadi sebuah [[film drama]] [[film layar lebar|layar lebar]] ''[[Atheis (film)|berjudul sama]]'' pada tahun [[1974]].
 
== Latar belakang ==
Novel roman ''Atheis'' mengisahkan perkembangan masyarakat [[Indonesia]] sejak permulaan [[abad ke-20]] yang terus mengalami pergeseran gaya hidup yang [[tradisional]] ke gaya hidup [[modern]]. Pergeseran itu membawa perselisihan dan bentrokan antara paham-paham yang lama dengan yang baru, yang khususnya terjadi di bidang [[sosial]], [[budaya]], dan [[politik]]. Perkembangan di dalam masyarakat ini tidak luput meninggalkan pengaruhnya kepada pengalaman batin manusia yang mengalami perubahan tersebut. Dalam novel ini, keresahan batin tersebut terjadi di tengah-tengah bergeloranya pertentangan paham di zaman [[penjajahan Belanda]] dan [[masa pendudukan Jepang]] yang menjadi pokok perhatian dalam roman ini.
 
== Sinopsis ==
Baris 42 ⟶ 43:
Pergaulan yang rapat dengan Rusli tersebut secara perlahan mulai merubah pandangan-pandangan hidup Hasan selama ini. Terlebih karena hatinya tertawan oleh Kartini, adik angkat Rusli yang tergolong wanita yang berpemikiran progresif di zamannya sehinga sangat menarik perhatian Hasan. Perubahan pandangan Hasan semakin dalam dan jauh seiring diskusi-diskusinya yang panjang bersama Rusli dan Kartini, ditambah perkenalannya dengan kawan-kawan senior Rusli. Salah satu senior tersebut adalah Anwar, putra [[bupati]] namun adalah seorang manusia [[egois]] yang hidup hanya untuk dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang lain.
 
Kemunculan Anwar kemudian mulai merubah hidup Hasan, yang diawali dengan hubungan Hasan dengan orang tuanya. Anwar memprotes keras Hasan yang akan pergi [[mengaji]] bersama orang tuanya sebagai seorang [[munafik]] dan tidak berpendirian. Hasan yang penuh keragu-raguan kemudian terpancing untuk secara terbuka menceritakan pandangan barunya kepada ayah-ibunya. Kedua orang tua Hasan yang begitu [[religius]] mendidik Hasan sejak kecil pun menjadi sangat kecewa dan mengusir Hasan. Kebimbangan hati Hasan tentang hidupnya pun bertambah berat.
 
Cerita bertambah rumit dengan tindakan Anwar yang membuat rumah tangga Hasan dan Kartini goyah. Anwar adalah seorang [[mata keranjang]] yang karena ketertarikannya pada Kartini membuat Hasan cemburu dan menimbulkan pertengkaran hebat antara dia dan Kartini. Pertengkaran ini membuat Kartini memutuskan lari menghindar untuk sesaat demi menunggu redanya amarah Hasan. Namun dalam pelariannya tersebut, Kartini malah hampir menjadi korban nafsu binatang Anwar di sebuah [[hotel]].
 
Peristiwa tersebut akhirnya diketahui Hasan secara tidak sengaja. Api cemburu dan kemarahan yang meledak membuat Hasan menjadi mata gelap dan hendak membunuh Anwar. Di tengah bunyi gelapnya malam dan [[sirene]] tanda bahaya tentara [[Jepang]] yang berkumandang, Hasan tetap berlari tanpa perduli. [[Kempetai]] pun menembak dan menangkapnya dengan tuduhan mata-mata. Tubuh Hasan yang menderita [[TBC]] tidak sanggup menahan siksa polisi pendudukan Jepang tersebut. Di akhir cerita, Hasan akhirnya meninggal dengan membawa keragu-raguannya terhadap Tuhan yang sebelumnya dia percayai.
 
== Penghargaan ==
Novel ini memperoleh [[Penghargaan Tahunan Pemerintah RI]] pada tahun [[1969]]
 
== Adaptasi film ==
Setelah penerjemahan novel ini ke [[bahasa Inggris]] oleh [[R.J. Maguire]] pada tahun 1972, [[sutradara]] terkenal [[Sjumandjaja]] mengadaptasi novel ini menjadi sebuah [[film drama]] [[film layar lebar|layar lebar]] ''[[Atheis (film)|berjudul sama]]'' yang dirilis pada tahun [[1974]] .
 
== Rujukan ==