Atheis (novel): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan kecil
Baris 40:
Rd. Hasan, pegawai ''[[gemeente]]'' [[Bandung]], adalah seorang pemuda alim yang dididik orang tuanya untuk berpegang kuat pada ajaran [[agama]] [[Islam]]. Pertemuannya kembali dengan Rusli, teman masa kecilnya yang telah menjadi seorang pejuang dan aktivis politik bawah tanah membawa Hasan kepada pemikiran [[Atheisme]] yang bertolak belakang dengan apa yang diajarkan orang tuanya selama ini.
 
Pergaulan yang rapat dengan Rusli tersebut secara perlahan mulai merubah pandangan-pandangan hidup Hasan selama ini. Terlebih karena hatinya tertawan oleh Kartini, adik angkat Rusli yang tergolong wanita yang berpemikiran progresif di zamannya sehinga sangat menarik perhatian Hasan. Perubahan pandangan Hasan semakin dalam dan jauh seiring diskusi-diskusinya yang panjang bersama Rusli dan Kartini, ditambah perkenalannya dengan kawan-kawan senior Rusli. Salah satu senior tersebut adalah Anwar, putra [[bupati]] namun adalanadalah seorang manusia [[egois]] yang hidup hanya untuk dirinya sendiri tanpa mempedulikanmemperdulikan orang lain.
 
Kemunculan Anwar kemudian mulai merubah hidup Hasan, yang diawali dengan hubungan Hasan dengan orang tuanya. Anwar memprotes keras Hasan yang akan pergi mengaji bersama orang tuanya sebagai seorang [[munafik]] dan tidak berpendirian. Hasan yang penuh keragu-raguan kemudian terpancing untuk secara terbuka menceritakan pandangan barunya kepada ayah-ibunya. Kedua orang tua Hasan yang begitu [[religius]] mendidik Hasan sejak kecil pun menjadi sangat kecewa dan mengusir Hasan. Kebimbangan hati Hasan tentang hidupnya pun bertambah parahberat.
 
Cerita bertambah rumit dengan tindakan Anwar yang membuat rumah tangga Hasan dan Kartini goyah. Anwar adalah seorang [[mata keranjang]] yang karena ketertarikannya pada Kartini membuat Hasan cemburu dan menimbulkan pertengkaran hebat antara dia dan Kartini. Pertengkaran ini membuat Kartini memutuskan lari menghindar untuk sesaat demi menunggu redanya amarah Hasan. Namun dalam pelariannya tersebut, Kartini malah hampir menjadi korban nafsu binatang Anwar di sebuah [[hotel]].
 
Peristiwa tersebut akhirnya diketahui Hasan secara tidak sengaja. Api cemburu dan kemarahan yang meledak membuat Hasan menjadi mata gelap dan hendak membunuh Anwar. Di tengah bunyi gelapnya malam dan [[sirene]] tanda bahaya tentara [[Jepang]] yang berkumandang, Hasan tetap berlari tanpa perduli. [[Kempetai]] pun menembak dan menangkapnya dengan tuduhan mata-mata. Tubuh Hasan yang menderita [[TBC]] tidak sanggup menahan siksa polisi pendudukan Jepang tersebut. Di akhir cerita, Hasan akhirnya meninggal dengan membawa keragu-raguannya akan adanyaterhadap Tuhan yang sebelumnya dia sebelumnya percayai ada.
 
== Rujukan ==