Malam Jumat Kliwon (film 1986): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 28:
'''Malam Jumat Kliwon''' adalah film [[horor]] [[Indonesia]] yang dirilis pada tahun [[1986]]. Film yang disutradari oleh [[Sisworo Gautama Putra]] ini dibintangi antara lain oleh [[Suzanna]] dan [[Alan Nuari]].
 
== SinopsisPlot ==
{{spoiler}}
Film dimulai dengan seorang wanita di suatu rumah yang sedang hamil tua. Ia disantet. Lalu, tiba-tiba perutnya bergejolak dan bayinya berpindah ke belakang perut. Di belakang perut itulah, bulatan tempat bayinya menggembung hebat dan meletus. Mengeluarkan darah dan seorang bayi dari sana.
Novelis Ayu Sutrisna (Suzanna) sering mengalami tangan gemetar dan keringat dingin keluar karena mengidap phobia tertentu. Anton (Alan Nuari),psikiater dan pacar yang merawatnya menganjurkan hidup santai dan menghindari suasana sibuk dan bising. Iapun menyepi di sebuah rumah tua milik ayah Anton. Dua penjaga rumah tua itu mati mengerikan ketika mencoba memperkosa Ayu. Mereka diperkirakan dibunuh setan. Akhirnya tabir terbuka, ayah Anton mengaku bahwa istrinya telah melahirkan bayi di malam Jumat Kliwon dan terbunuh.<ref>[http://jibis.pnri.go.id/sinema/filmografi-nasional/thn/2007/bln/10/tgl/26/id/1254 Malam Jumat Kliwon], diakses pada 23 Juni 2009</ref>
 
Ayu Trisnaningrat ([[Suzanna]]) adalah seorang novelis misteri. Ia merasa bahwa ditengah penulisan novel terbarunya ini, ia tidak dapat berkonsentrasi penuh seperti biasanya. Setelah mengutarakan hal itu kepada kekasihnya Anton ([[Alan Nuari]]), Anton mengajak Ayu untuk menulis novelnya di luar kota. Iseng untuk mencari jalan baru, mereka malah terhenti di jalur buntu yang berdekatan dengan sungai. Karena masih terhanyut perasaan senang, mereka melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki dan menemukan sebuah rumah yang cukup besar. Ayu berkata kepada Anton bahwa ia seperti pernah mengenal rumah itu. Mereka berduapun masuk saat mengetahui bahwa pintunya tidak terkunci. Rumah itu sudah seperti tidak ada penghuninya, tapi masih tetap bersih, kecuali satu kamar, kamar itu adalah kamar yang ada di awal film. Ayu mulai menyadari ada yang aneh di rumah itu, tapi merasa rumah itu sudah “menyamankan” dirinya. Ayu ingin menulis disana. Kemudian mereka berangkat kembali ke mobil dan memutar hingga sampai ke sebuah rumah dekat rumah besar itu. Mereka bertemu dengan seseorang bernama Pak Tomo yang merawat Raden Ngabey Arya Tejo, seorang yang sudah sepuh usianya, yang kelihatannya adalah pemilik rumah. Saat Ayu dan Anton bertandang ke rumah, Raden merasa ketakutan saat melihat Ayu. Beberapa hari kemudian, Ayu telah diijinkan. Ia akan tinggal menulis sendiri dirumah itu hanya bersama pembantu rumah, Pak Ardan. Setelah diantar Anton, Ayupun mulai menulis.
== Referensi ==
 
{{reflist}}
Ditengah penulisannya, ia kerap diganggu hal-hal yang menakutkan. Hal itu membuatnya menanyakan apa yang sebenarnya terjadi di rumah itu dengan Pak Ardan yang bersikap tidak bersahabat. Tiba-tiba Pak Ardan berniat memerkosa dan membunuh Ayu. Ayu kontan kaget dan berlari hingga keatas, disana, Pak Ardan dikejar Sundel Bolong hingga tenggelam di sungai. Hal itu membuat Ayu semakin ketakutan, sekaligus penasaran. Saat perbincangan singkat dengan Pak Ardan dulu, Pak Ardan pernah menyebut nama Karsiman. Orang itu ditemui Ayu akhirnya disebuah pertenakan ayam.Karsiman, saat ditanyai oleh Ayu juga bertindak sangat kasar hingga mengejar Ayu dengan mobil. Ayu yang saat itu mengendarai motor, nyaris ditabrak oleh Karsiman, sebelum Sundel Bolong menghadang mobil Karsiman dan membuat Karsiman kecelakaan. Ayu menghampiri mobil Karsiman, Karsiman bangkit dan disaat ia terluka di kepala, ia masih ingin membunuh Ayu. Ayu dikejar hingga disebuah pabrik batu bata. Dimana akhirnya saat Ayu nyaris dibunuh oleh sekop, Sundel Bolong melayangkan sekop itu ke dada Karsiman.
 
Pak Tomo pergi ke rumah saat pagi hari, memberikan berita ditemukannya mayat Pak Ardan dan Karsiman, dan Ayu akan menjadi saksi. Pak Tomo menduga itu semua dilakukan oleh arwah Minati, kakak ipar Pak Tomo yang ternyata adalah adik Raden, Minati tewas karena melahirkan dari punggung yang ada di awal film. Ayu memberikan keterangan bahwa pembunuhan itu benar, dan Ayu berkata bahwa ia dan Minati sangat mirip, apalagi Ayu sejak kecil dititipkan di panti asuhan. Anton ditelepon dan dipanggil ke rumah Raden untuk diceritakan tentang hal itu oleh Raden. Raden menceritakan bahwa di Malam Jumat Kliwon saat kelahiran Ayu, selir Raden bekerjasama dengan seorang dukun teluh serta Ardan dan Karsiman, menyantet Minati karena mereka benci dengannya. Raden mengetahui hal itu dan membunuh dukun dan selirnya. Kemudian, Ardan dan Karsiman yang tahu hal itu memaksa Raden untuk menyerahkan sepertiga dari kekayaannya untuk mereka berdua, agar pembunuhan itu tidak diketahui pihak berwajib. Raden akhirnya meninggal setelah bercerita. Di sisi Ayu, ia diceritakan hal yang sama oleh Minati yang kemudian menghilang selesai berpelukan dengan anaknya.
 
Film berakhir dengan Ayu melukis potret dirinya bersama Raden dan Minati, didampingi oleh Anton yang ternyata sudah memperistri Ayu. Mereka memulai hidup bahagia mereka dirumah Raden dan Minati, rumah kelahiran Ayu.
 
== Pranala luar ==