Subagio Sastrowardoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Naval Scene (bicara | kontrib)
k +kotak info
Baris 1:
{{Infobox Writer <!-- for more information see [[:Template:Infobox Writer/doc]] -->
'''Subagio Sastrowardoyo''' ([[Madiun]], [[1 Februari]] [[1924]] – [[18 Juli]] [[1995]]) adalah [[penyair]], [[penulis]] [[cerita pendek]] dan [[esei]], serta [[kritikus]] sastra [[Indonesia]]. Berpendidikan [[HIS]] di [[Bandung]] dan [[Jakarta]], HBS, SMP, dan SMA di [[Yogyakarta]], Fakultas Sastra [[UGM]] selesai tahun [[1958]], [[Universitas Yale]] tahun 1961-1966. Pernah menjabat Ketua Jurusan Bahasa Indonesia Kursus B-I di Yogyakarta (1954-1958), dosen Kesustraan Indonesia di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM (1658-1961), dosen [[UNPAD]], dosen [[SESKOAD]] keduanya di Bandung, dosen bahasa dan Kesusastraan Indonesia di [[Universitas Flinders]], [[Adelaide]], dan terakhir bekerja di Penerbit [[Balai Pustaka]].
| name = Subagio Sastrowardoyo
| image = Subagio_Sastrowardoyo_Picture_Improvement.jpg
| imagesize = 204px
| caption = Subagio Sastrowardoyo
| pseudonym =
| birthdate = [[1 Februari]] [[1924]]
| birthplace = [[Madiun]], [[Jawa Timur]]
| deathdate = [[18 Juli]] [[1995]]
| deathplace =
| occupation = penyair, penulis cerita pendek, eseis, kritikus sastra
| nationality = {{flagicon|Indonesia}} Indonesia
| period = abad ke-20
| genre = puisi liris
| subject =
| movement =
| influences =
| influenced =
| signature =
| website =
}}
'''Subagio Sastrowardoyo''' ([[Madiun]], [[1 Februari]] [[1924]] – [[18 Juli]] [[1995]]) adalah [[penyair]], [[penulis]] [[cerita pendek]] dan [[esei]], serta [[kritikus]] sastra [[Indonesia]]. Ia adalah seorang penyair, penulis cerita pendek, eseis, dan kritikus sastra Indonesia.
 
== Pendidikan dan karier ==
Sekitar tahun [[1950-an]], ia lebih menonjol sebagai pengarang cerpen daripada seorang penyair. Cerpennya yang berjudul ''Kejantanan di Sumbing'' pernah mendapatkan hadiah sebagai cerpen terbaik. Puisi-puisinya dipandang mempunyai bobot filosofis yang tinggi dan mendalam. Renungan filosofis itu tidak dapat ditafsirkan secara harfiah. Perumpamaan-perumpamaan dan lambang yang digunakan hendaknya ditafsirkan secara dewasa dan matang. Dalam cerpen dan sajak-sajaknya banyak dilukiskan manusia yang gampang dirangsang nafsunya. Manusia-manusia Subagio adalah manusia-manusia yang dalam mencoba mempertahankan kewajiban tergoda oleh sifat-sifat kedagingannya. Pak Bagio juga terjun dalam dunia kritik dan telaah sastra. Esei-eseinya banyak yang mencoba menyelami latar persoalan manusia Indonesia sekarang secara jujur dan tajam.
'''Subagio Sastrowardoyo''' ([[Madiun]], [[1 Februari]] [[1924]] – [[18 Juli]] [[1995]]) adalah [[penyair]], [[penulis]] [[cerita pendek]] dan [[esei]], serta [[kritikus]] sastra [[Indonesia]]. Berpendidikanberpendidikan [[HIS]] di [[Bandung]] dan [[Jakarta]], HBS, SMP, dan SMA di [[Yogyakarta]], Fakultas Sastra [[UGM]] selesai tahun [[1958]], [[Universitas Yale]] tahun 1961-1966. Pernah menjabat Ketua Jurusan Bahasa Indonesia Kursus B-I di Yogyakarta (1954-1958), dosen Kesustraan Indonesia di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM (1658-1961), dosen [[UNPAD]], dosen [[SESKOAD]] keduanya di Bandung, dosen bahasa dan Kesusastraan Indonesia di [[Universitas Flinders]], [[Adelaide]], dan terakhir bekerja di Penerbit [[Balai Pustaka]].
 
== Karya ==
Sajaknya yang berjudul ''Dan Kematian Makin Akrab'' memenangkan [[Hadiah Horison]] untuk [[sajak|sajak-sajak]] yang dimuat tahun 1966-1967, dan tahun 1970 mendapatkan Anugerah Seni dari Pemerintah RI untuk kumpulan sajaknya ''Daerah Perbatasan'' ([[1970]]).
Sekitar tahun [[1950-an]], iaSubagio lebih menonjol sebagai pengarang cerpen daripada seorang penyair. Cerpennya yang berjudul ''Kejantanan di Sumbing'' pernah mendapatkan hadiah sebagai cerpen terbaik. Puisi-puisinya dipandang mempunyai bobot filosofis yang tinggi dan mendalam. Renungan filosofis itu tidak dapat ditafsirkan secara harfiah. Perumpamaan-perumpamaan dan lambang yang digunakan hendaknya ditafsirkan secara dewasa dan matang. Dalam cerpen dan sajak-sajaknya, banyak dilukiskan manusia yang gampang dirangsang oleh nafsunya. Manusia-manusia Subagio adalah manusia-manusia yang dalam mencoba mempertahankan kewajiban tergoda oleh sifat-sifat kedagingannya. Pak Bagio juga terjun dalam dunia kritik dan telaah sastra. Esei-eseinya banyak yang mencoba menyelami latar persoalan manusia Indonesia sekarang secara jujur dan tajam.
 
Puisi-puisi Subagio umumnya dipandang mempunyai bobot filosofis yang tinggi dan mendalam, dan tidak dapat ditafsirkan secara harfiah. Perumpamaan dan lambang digunakannya secara dewasa dan matang. Sajaknya yang berjudul ''Dan Kematian Makin Akrab'' memenangkan [[Hadiah Horison]] untuk [[sajak|sajak-sajak]] yang dimuat tahun 1966-1967, dan tahun 1970 mendapatkan Anugerah Seni dari Pemerintah RI untuk kumpulan sajaknya ''Daerah Perbatasan'' ([[1970]]).
 
Subagio juga terjun dalam dunia kritik dan telaah sastra. Esei-eseinya banyak yang mencoba menyelami latar persoalan manusia Indonesia sekarang secara jujur dan tajam.
 
== Bibliografi ==