Komaruddin Hidayat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alfarq (bicara | kontrib)
k Koreksi ejaan
Chubz (bicara | kontrib)
+fact
Baris 23:
}}
 
'''Komaruddin Hidayat''' ({{lahirmati|[[Magelang]], [[Jawa Tengah]]|18|10|1953}}<ref name="ti">tokohindonesia.com. [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/k/komaruddin-hidayat/biografi/01.shtml Prof Dr Komaruddin Hidayat: Rektor UIN Jakarta 2006-2010]. (diakses 3 Mei 2010)</ref>) adalah [[akademisi]] dan [[intelektual Muslim]] asal Indonesia.{{fact}} Ia merupakan [[rektor]] [[Universitas Islam Syarif Hidayatullah]] Jakarta untuk periode 2006-2010.<ref name="ti"/> Selain sebagai akdemisi, ia juga menjadi [[penulis]] kolom di beberapa [[media massa]].<ref name="bk"/> Kemampuan inteletualitasnya ia tunjukkan dengan menjadi [[peneliti]] di beberapa lembaga kajian dan penelitian.<ref name="bk">www.bukabuku.com. [http://www.bukabuku.com/authorscorner/detail/219/komaruddin-hidayat.html Komarudin Hidayat]</ref>
 
== Karier ==
Baris 37:
 
== Perjalanan hidup ==
Komar lahir di keluarga miskin di Muntilan.<ref name="ind"/> Meski keadaan tidak menguntungkan, ia memiliki [[motivasi]] kuat dalam meraih [[pendidikan]] yang terbaik.{{fact}} Untuk meraih keberhasilan, Komar memiliki motivasi besar yang dilatarbelakangi empat hal.<ref name="ind"/> Empat hal inilah yang menjadi [[titik balik]] bagi hidupnya.{{fact}} Pertama, kondisi [[kampung halaman]] yang menyedihkan.{{fact}} Kedua, wafatnya ibu sejak kecil.<ref name="ind"/> Ketiga, sosok neneknya, Qomariyah, yang arif dan menanamkan semangat kehidupan yang besar.<ref name="ind"/> Keempat, hadirnya sosok Kiai Hamam Ja’far dan kondisi pesantren yang menjadi [[latar]] sosial tempat dirinya tumbuh menjadi sosok yang dewasa.<ref name="ind">''Indopos''. Minggu, 22 Oktober 2006. [http://tokohindonesia.com/ensiklopedi/k/komaruddin-hidayat/biografi/02.shtml "Ke Jakarta untuk Menaklukan Kemiskinan"]</ref>
 
Nenek Komar adalah orang yang arif.{{fact}} Ia menggantikan peran ibu yang telah meninggalkannnya sejak kecil.<ref name="ind"/> Selain kagum terhadap neneknya, Komar juga mendapat dorongan motivasi dari Kiai Hamam Ja’far di Pesantren Pabelan, Magelang.{{fact}} Komar menilai, sosok Kiai Hamam yang sudah dianggap sebagai ayahnya itu seperti sosok [[Nabi Musa]].<ref name="ind"/> Yakni, figur pemimpin, panutan, dan pemberi petunjuk yang selalu bersikap keras untuk menaklukkan ketimpangan dan [[kemiskinan]].<ref name="ind"/>
 
Kiai Hamam mengajarkan Komar bahwa manusia punya hak untuk merdeka, untuk hidup.<ref name="ind"/> Kiai Hamam menunjukkan semangat dan [[etos kerja]] tinggi yang ditunjukkan Nabi ketika hijrah.<ref name="ind"/> Komar juga mendapat pesan bahwa [[prinsip hidup]] harus seperti [[air]].{{fact}} Kalau mengenang saja, ia akan menjadi sumber penyakit, sementara apabila mengalir, ia akan menjadi bersih.<ref name="ind"/>
 
Berkat motivasi tersebut, Komar merantau ke [[Jakarta]] pada usia 18 tahun sehingga akhirnya beberapa capaian ia raih, antara lain mendapat kesematan belajar di luar negeri dan menjadi rektor universitas.<ref name="ind"/> Ia juga telah berkeliling ke 30 [[negara]] dalam rangka seminar dan [[studi komparatif]] untuk masalah [[kebudayaan]] dan pengembangan keagamaan dengan berbagai universitas dan NGO.<ref name="bh"/>
Baris 50:
 
=== Jabatan ===
* Rektor UIN Jakarta, 2006-2010
* Ketua Panitia Pengawas Pemilu 2004
 
=== Pendidikan ===