Ali bin Abi Thalib: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ArthurBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: mzn:علی
Mukhyidin (bicara | kontrib)
Baris 17:
[[Sufi]] menambahkan nama [[Ali bin Abi Thalib]] dengan '''''Karramallahu Wajhah''''' (KW) atau ''semoga Allah me-mulia-kan wajahnya''. Doa kaum [[Sufi]] ini sangat unik, berdasar riwayat bahwa beliau tidak suka menggunakan wajahnya untuk melihat hal-hal buruk bahkan yang kurang sopan sekalipun. Dibuktikan dalam sebagian riwayat bahwa beliau tidak suka memandang ke bawah bila sedang berhubungan intim dengan istri. Sedangkan riwayat-riwayat lain menyebutkan dalam banyak pertempuran (duel-tanding), bila pakaian musuh terbuka bagian bawah terkena sobekan pedang beliau, maka Ali enggan meneruskan duel hingga musuhnya lebih dulu memperbaiki pakaiannya.
 
[[Ali bin Abi Thalib]] dianggap oleh kaum [[Sufi]] sebagai Imam dalam ilmu [[al-hikmah]] (''divine wisdom'') dan [[futuwwah]] (''spiritual warriorship''). Dari beliau bermunculan cabang-cabang tarekat (''thoriqoh'') atau ''spiritual-brotherhood''. Hampir seluruh pendiri tarekat [[Sufi]], adalah keturunan beliau sesuai dengan catatan nasab yang resmi mereka miliki. Seperti pada tarekat [[QadiriyyahQadiriyah]] dengan pendirinya [[Syekh Abdul Qadir Jaelani]], yang merupakan keturunan langsung dari Ali melalui anaknya [[Hasan bin Ali]] seperti yang tercantum dalam kitab manaqib [[Syekh Abdul Qadir Jilani]] (karya Syekh Ja'far Barzanji) dan banyak kitab-kitab lainnya.
 
== Riwayat Hidup ==