Tarekat Shiddiqiyyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dodiltis10 (bicara | kontrib)
Dodiltis10 (bicara | kontrib)
Baris 67:
* Maulana Ali Akbar.
* Ulama lainnya, Maulana Jumadil Kubro, wafat di Jawa Timur dan dimakamkan di [[Troloyo]], [[Mojokerjo]].
 
== Dasar Thoriqoh Shiddiqiyyah ==
 
Dasar Thoriqoh Shiddiqiyyah adalah ''Dan jika manusia tetap pada suatu Thoriqoh, pasti mereka akan mendapatkan air yang menyegarkan'' (Qs: Al-Jin: 16).
 
Berdasarkan Qs: Al-Jin: 16, ajaran Thoriqoh adalah ajaran agama [[Islam]], Ajaran Thoriqoh dititikberatkan kepada ajaran Dzikrulloh. Masalah Dzikrulloh telah dicontohkan atau diajarkan oleh Nabi Besar Muhammad SAW. Disebut di dalam al-Qur’an ''Sungguh ada bagi kamu di dalam diri Rosul itu contoh yang bagus, bagi siapa saja yang ingin bertemu Alloh dan hari akhir, maka Dzikirlah kepada Alloh yang sebanyak-banyaknya''(Qs: Al-Ahzab: 21).
 
Ajaran Thoriqoh / Dzikrulloh ini adalah ajaran yang bersifat khusus, artinya tidak akan diberikan / diajarkan kepada siapa saja, selama orang itu tidak memintanya. Oleh sebab itu untuk menerima ajaran Thoriqoh/Dzikrulloh ini harus melalui Bai’at, seperti keterangan dalam al-Qur’an ''Sesungguhnya orang-orang yang '''Baiat''' kepadamu (Muhammad), sesungguhnya mereka '''Baiat''' kepada Alloh'' (Qs: Al Fath: 10).
 
Baiat adalah Bentuk Proses Ijab Kobul Pelajaran
Untuk memperoleh pelajaran Shiddiqiyyah harus melalui proses pengajaran dan pengesahan ijab kobul antara seorang guru ( Mursyid atau wakil yang ditunjuk ) dengan murid, disebut Baiat.
Baiat bukan sumpah setia kepada guru atau lembaga thoriqoh / organisasinya, namun adalah janji kepada Alloh SWT yang disaksikan oleh guru. Pelajaran Thoriqoh tanpa melalui proses Baiat, maka Barokah Ilmu Khusus dari Rosululloh SAW melalui guru-guru yang secara berantai, tentulah tidak dapat mengalir dengan baik.
 
== Lihat pula ==