Tionghoa Benteng: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rintojiang (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Cina Benteng''' adalah panggilan yang mengacu kepada masyarakat keturunan [[Tionghoa]] yang tinggal di daerah [[Tangerang]], propinsi Banten.
'''Cina Benteng''' adalah suatu nama panggilan yang mengacu kepada masyarakat keturunan China yang ada di Tangerang. Nama ini berasal dari kata "Benteng" yang merupakan nama lama dari Kota Tangerang, karena pada saat itu terdapat sebuah benteng Belanda di kota Tangerang di pinggir sungai cisadane, difungsikan sebagai post pengamanan mencegah serangan dari Kesultanan Banten, benteng ini adalah salah satu benteng terpenting Belanda dan merupakan Benteng terdepan pertahanan Belanda di pulau Jawa. Masyarakat China Benteng telah beberapa generasi tinggal di Tangerang yang kini telah berkembang menjadi tiga kota/kabupaten yaitu, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. ▼
==Sejarah==
Orang China benteng terbagi menjadi dua golongan berdasarkan keberangkatan mereka dari Tiongkok, golongan ke-1 adalah yang datang pada abad ke-15, mereka datang untuk menjadi pekerja dan pedagang, mereka mencapai Tangerang dengan menggunakan perahu sederhana, dewasa ini kebanyakan orang China Benteng golongan ke-1 ini hidup pas-pas an dan sudah terasimilasi dengan budaya pribumi Sunda dan Betawi.▼
▲
Golongan ke-2 adalah orang tionghoa yang datang pada abad ke-18 dan mendapat restu dan perbekalan dari Kaisar, dengan janji bahwa mereka akan tetap loyal terhadap China dan Kaisar Dinasti Qing. Mereka datang bersama-sama dengan kapal dagang Belanda, mereka datang dengan motivasi mendapat penghasilan yang lebih layak dengan menjadi tentara kolonial Belanda. ▼
Orang Cina Benteng terbagi menjadi dua golongan berdasarkan keberangkatan mereka dari [[Tiongkok]].
Proyek pemerintah kolinial ini adalah menggabungkan 3 etnis yaitu tionghoa, belanda, sunda/betawi menjadi satu etnis dengan komposisi 50% tionghoa, 37,5% Sunda-Betawi dan 12,5% Belanda dengan harapan "ras baru" ini hanya akan loyal terhadap pemerintah Belanda.▼
▲
▲Golongan
▲Proyek pemerintah
Mereka juga berkontribusi besar terhadap kelangsungan kekuasaan kolinal Belanda di Tangerang, banyak dari mereka yang diangkat menjadi kapitein Tionghoa pada era feodalisme tuan tanah di Tangerang, dan mereka sangat loyal terhadap Belanda.
Pada saat Jepang menduduki Indonesia, mereka melawan Jepang dengan gagah berani walaupun akhirnya kalah.
|