Mirror (film): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 37:
Kejadian berikutnya yang dialami Kikan adalah saat ia menginap dirumah tetangganya karena ia dihantui oleh hantu gurunya (yang meninggal sebelumnya) dirumahnya. Besoknya, tetangganya itu berniat pergi liburan, dan sempat mengajak Kikan. Tapi Kikan menolak karena harus menjemput ibunya dibandara. Saat tetangganya sekeluarga itu asyik bermain pedang-pedangan, tiba-tiba di cermin Kikan kembali tidak melihat bayangan keempat orang sekeluarga itu (Orangtua, anak laki-laki dan anak perempuan). Karena tidak yakin, Kikan kembali melihat ke arah tetangganya dan melihat mereka masih ada disana. Lalu saat ia melihat kembali ke cermin, bayangan mereka memang tidak ada. Namun Kikan tidak ambil pusing. Setelah tetangganya berangkat, Kikan kembali kerumahnya untuk mengambil Handphone serta mobil. Ditengah jalan menuju bandara, Kikan sempat melihat tetangganya tadi berjalan ke lain arah, dengan tubuh yang berdarah serta ekspresi wajah yang kosong. Kikan sempat menoleh kebelakang, dan didepannya ternyata sudah ada kecelakaan yang ternyata dialami tetangganya, dan menyebabkan semua anggota keluarga tetangganya tersebut meninggal. Kikan lalu dapat menyimpulkan bahwa siapapun yang bayangannya tidak dapat dia lihat dicermin, maka sebentar lagi orang tersebut akan meninggal.
 
Kikan, yang kembali bersekolah setelah mengalami seabreg kejadian aneh, kembali mendapatkan kejadian aneh. Bu Guru yang sangat disayanginya seperti ibunya sendiri, tidak dapat ia lihat bayangannya di cermin kecil miliknya. Kikan pun tidak mau percaya begitu saja ia lalu melihat ke bu guru tersebut dan kembali melihat ke cermin, dan ternyata bayangan gurunya tersebut tetap tidak ada. Dengan cepat Kikan mengambil keputusan bahwa guru tersebut akan meninggal, tapi ternyata guru tersebut akan pindah ke Surabaya karena harus mengajar disana beberapa bulan. Kikan yang tidak ingin ibu guru ini pergi, langsung mencegahnya sekuat mungkin, tapi bu guru tersebut mengatakan bahwa semua manusia akan meninggal, kalau ibu guru tersebut akan meninggal, berarti dia tidak akan bisa mencegahnya. Kikan pun akhirnya merelakan ibu guru itu pergi ke Surabaya. Besok malamnya, saat Kikan sedang menonton televisi, tiba-tiba acara dipotong dengan Breaking News yaitu tentang kecelakaan hebat yang terjadi di jalan lintas Jakarta-Surabaya, yang ternyata adalah mobil yang ditumpangi gurunya. SupirSopir yang mengantar memang terluka, tapi hanya guru tersebut yang meninggal - dengan anehnya. Bagian berakhir saat Kikan menjerit sejadi-jadinya setelah melihat berita tersebut.
 
Setelah kematian gurunya, Kikan yang kembali kesekolah ternyata sudah dijuluki "Pembawa Sial" atau "Nenek Sihir" karena yang dianggap menyebabkan kematian guru tersebut. Kikan merasa sangat sedih, karena tidak ada yang mau memahami keadaannya. Namun, bayangan Kikan meleset, karena Doni yang sedari dulu menaruh hati pada Kikan tetap memperhatikan Kikan, tapi Kikan tetap tidak menerima Doni. Dirumah Kikan, tiba-tiba ada beberapa anak kecil yang bermain petak umpet. Dua - dari tiga - anak bersembunyi dan yang satunya menjaga. Kikan yang sedang duduk di sebuah kursi besar berbohong kepada anak yang satunya yang sedang mencari temannya - yang sedang bersembunyi dibalik kursi tersebut - . Saat Kikan melihat ke balik kursi, ternyata anak kecil yang tadi bersembunyi disana sudah tidak ada. Kejadiannya juga berlanjut saat anak-anak tersebut menyebar dirumah Kikan dan ternyata mereka adalah hantu yang menghantui Kikan. Kikan yang sangat ketakutan, terpaksa menuju rumah Doni karena tidak ada lagi tempat yang bisa ia tuju. Karena sudah malam, Doni mempersilakan Kikan untuk tidur di kamarnya, dan membuat Kikan menyadari bahwa begitu banyak surat yang ingin dikirimkan Doni kepadanya, tapi surat-surat tersebut tidak pernah sampai - entah mengapa -. Hal ini berhasil menumbuhkan rasa cinta di hati Kikan kepada Doni, yang menyebabkan Kikan dan Doni sering jalan-jalan berdua, dan sesaat berhasil menghilangkan rasa takut Kikan.