Ritus Bizantin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 11:
 
==Sejarah==
Ada dua tradisi liturgi purba yang menjadi sumber semua [[Ritus Timur]] (serta [[Ritus GalikanGalika]] di Barat), yaitu [[Ritus Alexandria|Ritus Aleksandria]] di [[Mesir]] dan [[Ritus Antiokhia]] di [[Suriah]]. Kedua ritus ini bersumber langsung dari tata cara peribadatan [[Gereja PerdanaPurba]]. Ritus Konstantinopel sendiri bersumber dari Ritus Antiokhia. Sebelum [[keuskupan]] [[Konstantinopel]] ditingkatkan menjadi [[Patriarkat]] oleh [[Konsili Konstantinopel Pertama]] pada 381, yurisdiksi tertinggi di [[Asia Kecil]] adalah [[Patriarkat Antiokhia]]. Setelah konsili tersebut mengangkat Keuskupan Konstantinopel ke jenjang primasi di Timur, dengan kalimat "''Uskup Konstantinopel ... akan memiliki prerogatif kehormatan setelah Uskup Roma; karena Konstantinopel adalah Roma Baru''",<ref>Konsili Konstantinopel Pertama, [http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf214.ix.viii.iv.html Kanon III]</ref> Ritus Konstantinopolitan lama-kelamaan menjadi standar tata cara standarperibadatan di semua tempat yang berada di bawah yurisdiksinya.
 
[[Image:Meister der Sophien-Kathedrale von Ohrid 001.jpg|thumb|200px|left|[[Fresko]] [[Basil Agung]] di [[katedral]] [[Ohrid]]. Santo ini digambarkan sedang [[konsekrasi|mengkonsekrasi]] persembahan dalam [[Liturgi Suci]] yang dinamakan menurut namanya.]]
 
 
Tradisi Gereja Konstantinopel mengaitkan Liturgi Suci tertua dari dua Liturgi Suci yang dimilikinya dengan St. [[Basil Agung]] (wafat 379), [[Uskup Metropolitan|Metropolitan]] [[Kaisarea]] di [[Kapadokia]]. Tradisi ini diteguhkan oleh kesaksian beberapa pujangga kuna, beberapa di antaranya sezaman dengan Basil.
Tradisi Gereja Konstantinopel menisbatkan Liturgi Suci tertua dari dua Liturgi Suci utamanya pada St. [[Basil Agung]] (wafat 379), [[Uskup Metropolitan|Metropolitan]] [[Kaisarea]] di [[Kapadokia]]. Penisbatan ini dikukuhkan oleh kesaksian para penulis kuna yang beberapa di antaranya sezaman dengan St. Basil Agung..<ref>{{Citation
| last =[[Gregorius Nazianzus]]
| first =
| author-link =
| contribution =euchon diataxis -- Orasi XX
| year =wafat 390
| title =[[Patrologia Graecae]]
| editor-last =[[Jacques Paul Migne]]
| editor-first =
| volume =XXXV, 761
| pages =
| place=Paris
| publisher =Imprimerie Catholique
| id =
| url =
| accessdate = }}</ref><ref>{{Citation
| last =[[Gregorius dari Nisa]]
| first =
| author-link =
| contribution =Hierourgia, ''In laudem fr. Bas.''
| year =wafat ± 395
| title =[[Patrologia Graecae]]
| editor-last =[[Jacques Paul Migne]]
| editor-first =
| volume =XLVI, 808
| pages =
| place=Paris
| publisher =Imprimerie Catholique
| id =
| url =
| accessdate = }}</ref><ref>{{Citation
| last =[[Proklus dari Konstantinopel]]
| first =
| author-link =
| contribution =De traditione divinæ Missæ
| year =wafat 446
| title =[[Patrologia Graecae]]
| editor-last =[[Jacques Paul Migne]]
| editor-first =
| volume =XLV, 849
| pages =
| place=Paris
| publisher =Imprimerie Catholique
| id =
| url =
| accessdate = }}</ref> Yang pasti adalah bahwa St. Basil mereformasi liturgi Gerejanya, dan bahwa tata peribadatan Bizantium yang dinamai menurut namanya itu mencerminkan liturgi yang telah direformasinya pada bagian-bagian utama, meskipun telah banyak dimodifikasi sejak masa zamannya.<ref name="CathEn">{{Citation
| last =Fortescue
| first =Adrian
| author-link = Adrian Fortescue
| contribution =The Rite of Constantinople
| year =1908
| title =[[The Catholic Encyclopedia]]
| editor-last =
| editor-first =
| volume =IV
| pages =
| place=New York
| publisher =Robert Appleton Company
| id =
| url = http://www.newadvent.org/cathen/04312d.htm
| accessdate = 2007-12-15}}</ref> St. Basil sendiri pada beberapa kesempatan berbicara mengenai perubahan-perubahan yang dibuatnya dalam tata peribadatan Kaisarea,<ref>{{Citation
| last =[[Basil dari Kaisarea]]
| first =
| author-link =
| contribution =Epistola CVII
| year =
| title =[[Patrologia Graecae]]
| editor-last =[[Jacques Paul Migne]]
| editor-first =
| volume =XXXII, 763
| pages =
| place=Paris
| publisher =Imprimerie Catholique
| id =
| url =
| accessdate = }}</ref><ref>{{Citation
| last =Basil dari Kaisarea
| first =
| author-link =
| contribution =Orasi XX
| year =
| title =[[Patrologia Graecae]]
| editor-last =[[Jacques Paul Migne]]
| editor-first =
| volume =XXXV, 761
| pages =
| place=Paris
| publisher =Imprimerie Catholique
| id =
| url =
| accessdate = }}</ref> dan kesaksian-kesaksian lain dari orang-orang sezamannya meneguhkan hal itu. Tujuan Basil adalah menjadikan ibadat terasa mengalir sehingga lebih kohesif dan menarik bagi umat beriman. Dia juga berupaya mereformasi para rohaniwan dan memperbaiki moral hidup umat Kristiani. Dia mempersingkat ibadat-ibadat dan menyusun sejumlah doa. Karya terpenting yang dinisbatkan padanya adalah [[Liturgi Suci St. Basil]]. Dasarnya adalah [[Liturgi St. Yakobus]] yang dirayakan di wilayah Kapadokia semasa hidupnya, juga beberapa unsur liturgi yang termaktub dalam [[Konstitusi Apostolik|Konstitusi-Konstitusi Apostolik]].<ref name="CathEn"/> Seiring berlalunya waktu, Liturgi Santo Basil makin meluas penggunaannya di Asia Kecil dan [[Suriah]]. [[Petrus Diakon]] mencatat bahwa Liturgi Basil "digunakan di hampir seluruh daerah Timur".<ref name="CathEn"/>
 
Karya liturgi Santo Basil dilanjutkan oleh [[Yohanes Krisostomus]] (wafat ± 407), [[Patriark Konstantinopel]]. Dia menyusun doa-doa baru (dan lebih singkat) untuk Liturgi Suci, serta doa-doa lain. [[Liturgi Suci St. Yohanes Krisostomus]] adalah bentuk umum dari liturgi yang digunakan dalam Ritus Konstantinopolitan, dan khotbah-khotbah pengajarannya menjadi bagian penting dalam [[Kebaktian malam Paskah|Vigil Paskah]] Bizantium.
 
Liturgi terus berkembang, terutama di Konstantinopel dan [[Gunung Athos]]. Monastisisme berperan penting dalam perkembangan ritual tersebut. Di Konstantinopel, karya [[biara]] rahib-rahib [[Studion]] sangat memperkaya tradisi liturgi, khususnya yang terkait dengan pelaksanaan [[Puasa Besar|Puasa]]. [[Ikonografi]] terus berkembang sehingga terbit sebuah kanon mengenai pola-pola ikon tradisional yang masih mempengaruhi seni rupa religius Timur sampai hari ini.
 
Berkembang pula dua tradisi yang berbeda: "Ritus Katedral", yang mendapat pengaruh kuat dari ritual istana Bizantium dan pertemuannya dengan liturgi di Gereja Agung [[Hagia Sophia]] di Konstantinopel, serta "Ritus Biara" yang bertumbuh dalam biara-biara besar di Timur. Pada akhirnya kedua tradisi berbeda ini berbaur dan menyatu menjadi ibadat-ibadat seperti yang ada saat ini.
 
Peristiwa-peristiwa bersejarah juga mempengaruhi perkembangan liturgi. Kontroversi-kontroversi hebat seputar [[Kristologi]] dan [[Trinitas]] menjelang abad pertengahan dicerminkan dalam puji-pujian kepada Tritunggal Maha Kudus dalam banyak [[ekfonesis]] yang dilantunkan sepanjang peribadatan. Sebagai tanggapan atas serangan [[Nestorius]] terhadap pemberian gelar ''[[Theotokos]]'' kepada [[Maria|Santa Perawan Maria]], umat Bizantium memperbanyak penggunaan istilah tersebut dalam liturgi, sehingga saat ini hampir semua kidung diakhiri dengan satu bait pujian kepada Sang Theotokos, yang disebut [[Theotokion]].
 
Perlu diketahui bahwa baik Liturgi Basil maupun Liturgi Yohanes Krisostomus yang dikenal saat ini, tidak sama persis dengan Liturgi yang dirayakan semasa hidup mereka. Semua ritus liturgi berubah dan berkembang dari masa ke masa. Saat [[santo|orang-orang kudus]] baru [[kanonisasi|dimuliakan]] (dikanonisasi), diciptakanlah kidung-kidung pujian baru; saat muncul kebutuhan-kebutuhan baru, disusunlah doa-doa baru. Ritus Bizantium menjadi kaya karena fakta bahwa Kristianitas Timur tidak terlalu tersentralisasi seperti Kristianitas Barat. Keadaan ini mengizinkan timbulnya banyak variasi, dan tatkala warga-warga Gereja yang satu berkunjung ke Gereja yang lain, terjadilah pertukaran budaya secara alami yang memperkaya kedua belah pihak. Meskipun sangat menitikberatkan tradisi, Ritus Bizantium merupakan sebuah ritus yang terus-menerus tumbuh dan berkembang, sambil memberi ruang bagi tata cara peribadatan lokal.
 
==Ibadat harian==