Gangguan identitas disosiatif: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Serenity (bicara | kontrib)
→‎Sejarah: memecah, menambah permintaan referensi, menambah terjemahan Indonesia untuk istilah bahasa Inggris
Serenity (bicara | kontrib)
Baris 66:
Pada akhir [[abad ke-19]], Eugene Azam, seorang profesor bedah tertarik pada [[hipnosis]], menerbitkan sejumlah laporan tentang Felida X, Felida X lahir di tahun [[1843]], kehilangan ayahnya pada masa bayi dan masa kanak-kanak hidup dengan pengalaman yang menyakitkan. {{fact}} Felida X memiliki 3 kepribadian dimana kepribadian 1 adalah kepribadian normalnya dan 2 lagi kepribadian lainnya yang abnormal.{{fact}} Pierre Janet melaporkan beberapa kasus kepribadian ganda pada akhir [[abad ke-19]] dan [[abad ke-20 awal]], seperti kasus Leonie, Lucie, Rose, Marie, dan Marceline.{{fact}}
 
Pada era 1880-1920, banyak konferensi medis internasional yang membahas tentang [[disosiasi]].{{fact}} [[Jean-Martin Charcot]] memperkenalkan gagasannya tentang disosiatif, dia mengatakan bahwa "gegar" (bahasa Inggris:''shock'') pada [[saraf]] mengakibatkan berbagai kondisi [[neurologis]] yang abnormal.{{fact}}
 
Kasus kepribadian ganda pertama yang pernah diselidiki secara ilmiah adalah kasus Clara Norton Fowler pada tahun [[1906]].{{fact}} Pada tahun [[1987]], istilah Gangguan Kepribadian Majemuk (''Multiple Personality Disorder'' disingkat MPD) pada [[DSM II]] mulai digantikan menjadi Gangguan Disosiatif (''Dissociative disorder'') pada [[DSM III]].{[{fact}} Pada tahun [[1989]], [[Frank W. Putnam]] menerbitkan buku ''"Diagnosis and Treatment of Multiple Personality Disorder"'' dan ditahun yang sama Colin A. Ross mencatat dan menerbitkan penelitian Gangguan Kepribadian Majemuk: Diagnosis, Ciri-ciri Klinis, dan Pengobatannya (judul asli dalam bahasa Inggris:''"Multiple Personality Disorder: Diagnosis, Clinical Features, and Treatment".'') {[fact}}
 
Era baru dimulai kembali pada tahun [[1994]] saat diterbitkannya [[DSM-IV]] gangguan ini berganti nama menjadi ''Dissociative Identity Disorder.''<ref name="History"> {{en}} [[http://www.fortea.us/english/psiquiatria/history.html] (A History of Dissociative Identity Disorder). <small>Diunduh pada 31 maret 2010</small></ref> (dari http://www.fortea.us/english/psiquiatria/history.html)
Di Indonesia sendiri mungkin istilah-istilah ini menjadi lebih dikenal semenjak diterbitkan buku yang diangkat dari kisah nyata dan menjadi ''best-seller'' pada tahun 2000an, buku ini bercerita tentang penderita-penderita gangguan identitas disosiatif seperti, Sybil,<ref name="Sybil">{{en}} Schreiber, F. R. (2001). Sybil (Sarlito W, trans). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.</ref>, Karen,<ref name="Karen">{{en}} Baer, R. (2008) Menyingkap Karen (Berliana M., trans). Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta
 
Di Indonesia sendiri mungkin istilah-istilah ini menjadi lebih dikenal semenjak diterbitkan buku yang diangkat dari kisah nyata dan menjadi banyak terjual (''best-seller'') pada tahun 2000an,. buku{{fact}} iniBuku yang bercerita tentang penderita-penderita gangguan identitas disosiatif seperti,diantaranya: Sybil,<ref name="Sybil">{{en}} Schreiber, F. R. (2001). Sybil (Sarlito W, trans). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.</ref>, Karen,<ref name="Karen">{{en}} Baer, R. (2008) Menyingkap Karen (Berliana M., trans). Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta
(Original Work Published 2007)</ref> ,dan Billy.<ref name="Billy">{{en}} Keyes, D. (2005). 24 Wajah Billy. (Mariasti, trans). Bandung: Qanita</ref>