Posisi utang luar negeri Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
-iNu- (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
 
=== Pembayaran utang ===
Pembayaran utang luar negeri pemerintah memakan porsi anggaran negara ([[Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara|APBN]]) yang terbesar dalam satu dekade terakhir. Jumlah pembayaran pokok dan bunga utang hampir dua kali lipat anggaran pembangunan, dan memakan lebih dari separuh penerimaan [[pajak]]. Pembayaran cicilan utang sudah mengambil porsi 52% dari total penerimaan pajak yang dibayarkan [[rakyat]] sebesar Rp 219,4 triliun.<ref>[http://www.walhi.or.id/kampanye/globalisasi/antiutang/persoalan_utang_ln/ Walhi]</ref> Jumlah utang negara [[Indonesia]] kepada sejumlah negara asing (negara donor)di luar negeri pada posisi finansial 2006, mengalami penurunan sejak 2004 lalu sehingga utang luar negeri Indonesia kini 'tinggal' USD 125.258 juta atau sekitar Rp1250 triliun lebih.<ref>[http://hariansib.com/2007/05/25/hutang-ln-indonesia-%E2%80%98tinggal%E2%80%99-rp-1250-triliun-status-ekonomi-kini-%E2%80%98waspada%E2%80%99/ Harian Sinar Indonesia Baru, 25 Mei 2007]</ref>
 
Pada tahun 2006, pemerintah Indonesia melakukan pelunasan utang kepada IMF. Pelunasan sebesar 3,181,742,918 dolar AS merupakan sisa pinjaman yang seharusnya jatuh tempo pada akhir 2010.<ref>[http://www.kompas.com/ver1/Ekonomi/0610/12/173214.htm Kompas Cyber Media, Kamis, 12 Oktober 2006]</ref> Ada tiga alasan yang dikemukakan atas pembayaran utang tersebut, adalah meningkatnya suku bunga pinjaman IMF sejak kuartal ketiga 2005 dari 4,3 persen menjadi 4,58 persen; kemampuan [[Bank Indonesia]] (BI) membayar cicilan utang kepada IMF; dan masalah [[cadangan devisa]] dan kemampuan kita (Indonesia) untuk menciptakan ketahanan.<ref>[http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0602/14/ekonomi/2438233.htm Kompas Cyber Media, Selasa, 14 Februari 2006]</ref>