Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
Sekilas Sejarah RSPAD Gatot Subroto
 
Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia tanggal 29 Desember 1949, salah satu instalasi kesehatan militer yang diserahkan kepada tentara nasional Indonesia ialah “Leger Hospital Batavia” . Pada tanggal 26 Juli 1950 dilaksanakan serah terima rumah sakit dari pihak TNI diwakili Letkol Kolonel Dr. Satrio dan dari KNIL diwakili oleh Letnan Kolonel Dr. Scheffers. Rumah sakit ini diberi nama “Rumah Sakit Tentara Pusat” (RSTP). RSTP adalah suatu lembaga di bawah Djawatan Kesehatan Tentara Angkatan Darat (DKTAD).Pada tahun 1953 sebutan DKTAD berubah menjadi DKAD. Sebutan ini mempengaruhi juga nama RSTP menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RUMKIT PUS-AD), namun singkatan yang lebih dikenal adalah RSPAD. Nama RSPAD ini berjalan sampai akhir 1970, untuk memberi kehormatan kepada tokoh TNI Angkatan Darat yang banyak jasanya terhadap para prajurit yang menderita sakit yaitu Jenderal Gatot Soebroto mantan wakil kepala staf TNI Angkatan Darat, maka kepala staf Angkatan Darat dengan Surat Keputusannya Nomor : SKEP-582/X/1970 tanggal 22 Oktober 1970 menetapkan nama RSPAD menjadi : “Rumah Sakit Gatot Soebroto”, disingkat Rumkit Gatot Soebroto. Akhirnya untuk membuat keseragaman sebutan nama-nama rumah sakit di lingkungan TNI Angkatan Darat, Kajankesad dengan surat edaran Nomor : SE/18/VIII/1977 tanggal 4 Agustus 1977 menetapkan sebutan untuk Rumah Sakit Gatot Soebroto menjadi “Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto” (RSPAD Gatot Soebroto).
 
Pada tahun 1953 sebutan DKTAD berubah menjadi DKAD. Sebutan ini mempengaruhi juga nama RSTP menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RUMKIT PUS-AD), namun singkatan yang lebih dikenal adalah RSPAD. Nama RSPAD ini berjalan sampai akhir 1970, untuk memberi kehormatan kepada tokoh TNI Angkatan Darat yang banyak jasanya terhadap para prajurit yang menderita sakit yaitu Jenderal Gatot Soebroto mantan wakil kepala staf TNI Angkatan Darat, maka kepala staf Angkatan Darat dengan Surat Keputusannya Nomor : SKEP-582/X/1970 tanggal 22 Oktober 1970 menetapkan nama RSPAD menjadi : “Rumah Sakit Gatot Soebroto”, disingkat Rumkit Gatot Soebroto. Akhirnya untuk membuat keseragaman sebutan nama-nama rumah sakit di lingkungan TNI Angkatan Darat, Kajankesad dengan surat edaran Nomor : SE/18/VIII/1977 tanggal 4 Agustus 1977 menetapkan sebutan untuk Rumah Sakit Gatot Soebroto menjadi “Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto” (RSPAD Gatot Soebroto).
 
Berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor KEPPRES 31 tahun 1971 tanggal 26 Mei 1971 dibentuk tim pembangunan RSPAD Gatot Soebroto dan dengan KEPPRES nomor 64 tahun 1971 tanggal 26 Mei 1971 diangkat pimpinan dewan pengawas dan direksi pelaksana proyek mulai saat itu dimulailah pembangunan RSPAD Gatot Soebroto secara menyeluruh atas prakarsa Presiden RI, sebagai penghargaan atas jasa dan dharma bakti prajurit TNI yang secara bertahap akan menjadi rumah sakit yang modern dan memiliki sarana teknologi maju.
 
Pembangunan fisik dengan anggaran Departemen Hankam seluas 13.885 ha. Sebelum tahun 1970; Paviliun perawatan PATI (lama), unit perawatan anak, kamar operasi kebidanan. Sesudah tahun 1970; asrama perawat wanita, flat dokter. Dengan anggaran bantuan presiden/melalui Sekretariat Negara RI, telah dibangunnya tujuh belas unit gedung seluas 102.948 M2 antara lain; unit perawatan umum, unit bedah, unit rehabilitasi medik.
 
Pada tanggal 22 April 1985 mulai ditanam tiang pancang pertama pembangunan gedung poliklinik dan administrasi tahap II beserta lapangan upacara/parkir dan peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 17 Pebruari 1988. Pada tanggal 3 Nopember 1988 dilaksanakan peletakan batu pertama masjid “Asyifa “ RSPAD Gatot Soebroto oleh Gubernur DKI Wiyogo Admodarminto dan tanggal 17 Nopember 1989 diresmikan pemakaiannya oleh Pangab Jenderal TNI Try Sutrisno.
 
Pada tanggal 12 Pebruari 1990 mulai ditanam tiang pancang I pembangunan gedung unit perawatan Yankesmasum “Pavilium Kartika” dengan kapasitas 100 tempat tidur oleh Aslog Kasad dan diresmikan pemakaiannya tanggal 16 September 1991 oleh Bapak Presiden RI tanggal 14 Maret 1996 dibuka gedung unit perawatan Pulmonologi, unit perawatan Keswa dan asrama putra serta gedung penunggu pasien
 
==Pranala luar==