Pertempuran Iwo Jima: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldo samulo (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Midori (bicara | kontrib)
hapus suntingan tidak ensiklopedis
Baris 16:
|casualties2=18.000 tewas{{br}}216 tertangkap
}}
'''Pertempuran Iwo Jima''' (disebut pula sebagai '''Operasi Detasemen''') adalah peristiwa pertempuran antara pasukan [[Amerika Serikat]] dengan [[Jepang]] sepanjang bulan [[Februari]] hingga [[Maret]] [[1945]], ketika berkecamuknya [[Perang Dunia II]]. Dalam pertempuran tersebut, Amerika Serikat berhasil merebut [[Iwo Jima]], termasuk [[pangkalan udara]] yang ada di pulau milik Jepang tersebut. Pertempuran ini terkenal dengan sebuah foto yang menggambarkan sejumlah tentara Amerika yang sedang menegakkan bendera Amerika Serikat di puncak [[Gunung Suribachi]] saat pertempuran berlangsung.
 
Akibat pertempuran ini, Jepang menderita kerugian yang sangat besar. Sekitar 22.000 [[tentara]] ditempatkan di [[pulau]] tersebut namun hanya 1.083 orang yang hidup. Sementara pihak Amerika Serikat kehilangan 6.821 tentaranya. Kemenangan di Iwo Jima menjadi langkah strategis bagi [[Amerika Serikat]] untuk mendekati pulau-pulau utama di [[Jepang]].
'''Pertempuran Iwo Jima''' adalah pertempuran tersulit yang pernah dialami oleh [[marinir]] [[AS]] di Perang Dunia II. Pulau seluas 12 mil persegi yang artinya hanya sepersepuluhnya [[pulau Bal]]i, membuat korban tewas di AS mencapai lebih dari 20.000 personel! Padahal, sebelum Iwo Jima, korban AS terbanyak di [[Perang Pasifik]] yaitu 4.098 personel tewas di [[Atoll Tarawa]]. Namun, untuk pertama kalinya di Iwo Jima, korban AS hampir menyamai korban [[Jepang]].
 
Operasi Detasemen ini sendiri merupakan operasi dengan korban terbesar di pihak AS. Korban disini lebih besar daripada jumlah korban tewas dalam [[Pertempuran Atol Tarawa]]. Korban luka-luka di Pertempuran Atol Tarawa mencapai 22.000 prajurit.
===Arti Pulau Iwo Jima bagi AS===
 
Pulau Iwo Jima hanya terletak 620 mil dari tanah Jepang sendiri. Serta pulau itu mempunyai landasan [[pesawat]] yang luas dan besar. Biasanya dalam misi pengeboman rutin AS, Marinir berangkat dari [[Pulau Tinian]] menuju Jepang untuk pengebomnya. Namun, seringkali dalam perjalanan dihadang [[pesawat pemburu]] Jepang yang bermarkas di Iwo Jima. Serta pulau Iwo Jima mempunyai [[radar pesawat]], yang dapat memberitahukan peringatan dini ke Jepang. Seringkali pesawat pengebom AS harus memutar jauh supaya tidak terdeteksi radar Iwo Jima.
 
Maka, bila Iwo Jima dapat direbut, semakin memudahkan pesawat pengebom AS untuk membombradir Jepang. Bahkan [[Jend. Holland Smith]] berkata kepada [[wartawan]], "Pulau itu harus direbut, seberapa mahal harganya.". Bahkan Jend. Nimitz memperkirakan korban di pihak AS bisa melebihi 18.000 personel. Semua orang tidak percaya walaupun omongan ini nanti terbukti. Semua marinir mengira, pulau sekecil itu pasti terebut dalam waktu 5 hari saja.
 
===Pemimpin Jepang===
 
Untuk meredam invansi AS, Jepang mengirim [[Letjen Tadamichi Kuribayashi]], yang kelak menjadi legenda.
 
Letjen Kuribayashi adalah salah satu [[perwira]] veteran Jepang yang dulu pernah mengikuti pelatihan bersama marinir AS pada tahun 1920. Kuribayashi juga tinggal selama 10 tahun di AS. Lama kelamaan, Kuribayashi menyukai cara hidup orang AS. Saat pelatihan berakhir, Kuribayashi menerima hadiah perpisahan dari marinir AS berupa [[pistol]] [[Colt M1911A1]] dengan gagang putih klasik. Bahkan, saat PDII meletus, Kuribayashi menulis surat kepada istrinya, "AS adalah negara terakhir yang harus diperangi oleh Jepang."
 
Pengalaman Kuribayashi tidak tanggung-tanggung, dia pernah menjadi letnan dua saat [[perang Russo-Japanese]], serta menjadi perwira junior saat pertempuran di [[Filiphina]], serta menjadi staf [[Jend. Yamamoto]] saat perancangan serangan ke [[Pearl Harbour]], AS. Dengan segala pengalamannya, Kuribayashi siap untuk memimpin tentara Jepang meredal invasi AS ke Iwo Jima.
 
Kuribayashi tahu, bahwa dengan keadaannya saat itu, mustahil bagi Jepang untuk memenangkan pertempuran Iwo Jima. Maka tujuan Kuribayashi bukan lagi memenangkan, tetapi menjatuhkan korban sebanyak mungkin di pihak musuh. Maka, Kuribayashi merancang pertahanan di pulau yang akan menjadi "Neraka bagi marinir AS".
 
===Pertahanan Pulau===
 
Kuribayashi mulai merancang pertahanan pulau yang sangat cermelang namun oleh petinggi militer dianggap pengecut. Kuribayashi telah mengenal dengan sangat baik mengenai Pulau Iwo Jima.
 
Iwo Jima adalah salah satu gugus pulau suci Jepang, dimana berbentuk seperti hewan amoeba namun diujungnya ada gunung setinggi 341m yang bernama [[Gunung Suribachi]] (Mangkok penggilingan, karena dipuncaknya ada sebuah [[kawah]] mirip ulegan). Gunung inilah yang akan menjadi basis pertahanan utama Iwo Jima. Sementara itu, Kuribayashi sangat diuntungkan dengan kondisi pasir pantai di Iwo Jima : berwarna hitam karena itu adalah pasir [[serbuk besi]] yang sangat lembut, hal ini terbukti setelah dilakukan percobaan oleh [[tentara Jepang]], kalau melangkah diatasnya akan langsung terperosok sampai sepergelangan kaki. Bila ada [[kendaraan]] diatasnya apalagi [[tank]], dijamin langsung ambles dan macet. Menggali lubang pertahanan? sama saja seperti menggali lubang di atas beras. Makanya, pantai ini akan menjadi ladang pembantaian untuk marinir AS.
 
Berikut adalah langkah cerdik Kuribayashi:
1. Kuribayashi membangun terowongan bawah tanah sepanjang 5000km dibawah permukaan tanah dan saling terhubung dari satu sektor ke sektor lainnya, serta dibuat gua besar yang mampu menampung semua kebutuhan militer. Maka sia-sia AS membombradir Iwo Jima karena semua peralatan militer Jepang dan personel tersembunyi di bawah tanah.
2. Kuribayashi membangun sedikitnya 1000 bunker rahasia yang tersembunyi dan 28 sarang meriam berat serta 156 tank yang dialih fungsinya menjadi bunker. Untuk bunker, bukan bunker dari semen, tetapi dari gua! Alias gua gunung Suribachi dilubangi dan hanya laras senapan yang dikeluarkan dari mulut bunker,menjadikan penyamaran yang sangat sempurna. Meriam kapal laut AS sekelas 200mm saja tidak mampu menjebol gua Suribachi. Praktis marinir AS tidak bisa membalas tembakan karena tidak diketahui dimana bunkernya.
3. Ini adalah keputusan terpenting Suribachi : Melarang anak buahnya untuk melakukan serangan ""banzai"" atau serangan nekat. Karena Kuribayashi sudah memahami betul mekanisme pasukan marinir AS, dan serangan ini justru menimbulkan korban banyak di pihak Jepang karena mereka sia-sia terbantai tanpa mencapai tujuan yang dimaksudkan. Sebagaian besar anak buah Kuribayashi mematuhinya walaupun terkadang masih ada yang melakukan serangan banzai seperti resimen Letnan Inoue.
 
Dengan semua pertahanan itu, seluruh anak buah Kuribayashi siap menyambut armada AS. Mereka semua tahu bahwa mereka akan mati semua, tetapi mereka tidak gentar dan justru semakin semangat. Inilah perkataan Kuribayashi yang mengobarkan semangat Jepang : "Sebelum mati, tiap tentara harus membunuh 10 pasukan musuh!"
 
{{perang-stub}}