Ratu Myeongseong dari Han Raya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Taman Renyah (bicara | kontrib)
baru: dari en sebagian, unreferenced
 
Taman Renyah (bicara | kontrib)
tambahan
Baris 66:
===Utusan ke Amerika Serikat===
Pada bulan Juli 1883, Ratu Min mengirimkan utusan khusus untuk mengunjungi [[Amerika Serikat]] yang dipimpin Min Young-ik. Utusan mendarat di [[San Fransisco]] dan mengunjungi berbagai situs bersejarah, mempelajari sejarah Amerika serta menghadiri undangan khusus walikota San Fransisco dan pejabat-pejabat tinggi Amerika Serikat. Mereka juga diundang makan malam oleh Presiden [[Chester A. Arthur]] dan mendiskusikan tentang ancaman Jepang dan investasi Amerika di Korea. Min Young-ik kembali ke Korea pada akhir September 1883 dan memberikan laporan kepada Ratu yang intinya untuk segera melakukan moderenisasi seperti yang telah dilakukan negara-negara barat untuk mengejar ketertinggalan dari Jepang.
 
===Konflik faksi progresif dan konservatif===
Kelompok progresif yang didirikan pada akhir tahun 1870-an oleh kaum yangban mendukung penuh proses moderenisasi Korea, namun menginginkan pemutusan hubugan diplomatik dengan Cina. Tidak mengetahui sentimen anti-Cina mereka, ratu sering mengadakan diskusi dan pertemuan untuk membicarakan tentang ide-ide dan rencana politiknya yang progresif. Mereka mengusulkan agar negara merombak tatanan pendidikan dan sosial dengan memberikan kesempatan sejajar antara hak kaum pria dan wanita dimana isu ini tidak berlaku di negara yang sudah maju seperti Jepang. Min sangat kagum awalnya akan ide kaum progresif, namun saat mengetahui mereka anti-Cina, ratu mulai berbalik. Memutuskan hubungan dengan Cina bukanlah rencananya dalam memulai moderenisasi.
Ia menganalisa konsekuensi yang akan dihadapi Joseon jika memutuskan hubungan dengan Cina. Selain itu ia juga adalah pendukung kuat faksi [[Sadae]] yang pro-Cina dan juga pro-moderenisasi.
Konflik faksi progresif dan Sadae mulai memanas di tahun 1884. Saat utusan Amerika Serikat yang bernama George C. Foulk mendengar konflik yang terjadi antara dua faksi tersebut, ia langsung menghadap ke istana. Amerika Serikat berniat mendamaikan kedua faksi tersebut agar dapat membantu rencana dan kebijakan ratu untuk memajukan dan memoderenisasi Joseon. Ratu Min sebenarnya mendukung penuh pendapat dan pandangan kedua belah pihak itu kecuali memutuskan hubungan dengan [[Dinasti Qing]].
 
Kaum progresif yang mulai khawatir dengan berkembangnya pengaruh Cina dan faksi Sadae, mencari dukungan utusan tentara Jepang dan pada tanggal 4 Desember 1884 menyerbu faksi Sadae. Mereka membunuh para petinggi faksi Sadae dan merebut kursi di pemerintahan yang mereka tinggalkan. Merasa kecewa akan tindakan keras yang dilakukan kaum progresif, Ratu Min menolak untuk mendukung aksi mereka dan menyatakan setiap dokumen yang ditandatangani atas nama dirinya tidak sah. Baru 2 hari dalam menduduki jabatan di istana, petinggi militer Cina, [[Yuan Shih-kai]] dan pasukannya meringkus dan mengeksekusi para pemimpin faksi progresif. Jepang kembali memanfaatkan kondisi ini sebagai kesempatan untuk menguras uang dari pemerintahan Joseon dengan memaksa Raja Gojong untuk kembali membayar kerugian atas kerusakan yang diakibatkan kerusuhan terhadap fasilitas Jepang. Perjanjian Hanseong kembali ditandatangani tanpa sepengetahuan Ratu Min dengan membayar sejumlah besar uang kepada Jepang.
 
Pada tanggal 18 April 1885, [[Perjanjian Li-Ito]] ditandatangani oleh pihak Jepang dan Cina di [[Tianjin]]. Dalam perjanjian disebutkan bahwa kedua belah pihak sepakat menarik tentaranya dari Korea dan baru dapat dikirimkan jika properti mereka berada dalam bahaya. Mereka juga menarik para instruktor militer masing-masing dan membiarkan orang Amerika yang mengerjakan tugas itu. Pasukan Jepang ditarik dari Korea dengan menyisakan sedikit untuk menjaga duta besar mereka. Ratu Min memanggil utusan Cina dan meyakinkan mereka untuk tetap membiarkan 2000 orang tentara mereka tinggal di Korea untuk menjaga perbatasan dan menjadi pelatih namun disamarkan menjadi tentara Joseon untuk mengawasi gerak-gerik Jepang yang dianggap mencurigakan.
 
== Inovator==
Ratu Min dianggap sebagai inovator yang brilian dalam memajukan pendidikan dan media massa di Korea. Setelah sebagian besar tentara Jepang keluar dari Korea dan pasukan Cina mengamankan wilayah perbatasan, rencana untuk moderenisasi mulai dilaksanakan. Tahap pertama adalah dengan memperbaiki kualitas pendidikan dengan membangun akademi yang menggunakan bahasa Inggris dan kurikulum sekolah barat.
 
Pada bulan Mei 1885, sebuah sekolah berbahasa Inggris pertama di Korea dibuka atas prakarsa ratu. Sekolah yang bernama Yugyeong Gungwon tersebut mendidik anak-anak para bangsawan dengan pengajar seorang misionaris Amerika bernama Dr. Homer B. Hulbert dan 2 orang pengajar lain. Sekolah ini mempunyai 2 departemen, departemen 1 mengajarkan tentang pendidikan liberal dan yang ke-2 mengajarkan tentang pendidikan militer.
 
Pada saat yang sama pula, ratu memprakarsai pendirian akademi pendidikan untuk perempuan yang pertama kali di Korea, yang sekarang dikenal dengan nama [[Universitas Ewha]]. Institusi ini disambut baik oleh masyarakat karena seluruh perempuan Korea dari kaum rakyat bawah maupun bangsawan berhak mengikuti pendidikan di akademi ini. Pada tahun 1887, dengan bantuan perawat berkebangsaan Amerika bernama [[Annie Ellers]] mendirikan sebuah sekolah perempuan lain yang bernama Akademi Yeondong. Ratu Min tidak hanya memperkenalkan bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan berbahasa para murid sekolah, namun juga mengajarkan bahasa-bahasa lain seperti bahasa Perancis, Jerman dan Spanyol.
 
Para misionaris Kristen berperan penting dalam penyampaian pendidikan moderen pertama di Korea. Tidak seperti Daewongun yang keras terhadap orang Kristen, Ratu Min menjalin hubungan persahabatan dengan para misionaris dan ia sangat menghargai pengetahuan dan keterampilan yang mereka ajarkan. Ratu Min dikenal sebagai tokoh yang mendukung toleransi terhadap umat Kristiani dengan mendirikan sekolah Kristen pertama di Korea yang bernama Akademi Baeje pada bulan Juni 1885. Sekolah Kristen lain didirikan pada tahun yang sama atas bantuan Dr. Horace G. Underwood dari [[Gereja Presbiterian Utara]] dari Amerika Serikat bernama Akademi Kyeongshin. Sekolah lain didirikan di luar ibukota seperti sekolah lanjutan Kwangseon di [[Pyongyang]] dan Sungdok di [[Yongbyon]].
 
===Penerbitan surat kabar===
[[Surat kabar]] pertama yang terbit di Korea adalah Hanseong Sunbo yang diprakarsai oleh raja dan ratu. Surat kabar ini dicetak dalam karakter hanja dan terbit 3 kali sebulan. Naskahnya dikerjakan oleh para pejabat pemerintahan di kantor Pangmun-guk, sebuah agen Menteri Luar Negeri. Isinya memberitakan tentang berita-berita, esai serta artikel tentang kejadian-kejadian penting di Korea.
Pada bulan Januri 1886, surat kabar lain juga diterbitkan dengan dukungan raja dan ratu bernama Hanseong Jubo (Mingguan Hanseong). Hanseong Jubo dicetak dalam tulisan hangeul dengan kombinasi hanja. Penerbitan surat kabar di Korea memainkan peran penting sebagai media komunikasi masyarakat sampai akhirnya ditutup pada tahun 1888 atas tekanan Cina. Pemerintah Cina merasa khawatir akan meningkatnya kritikan yang ditujukan terhadap mereka. Raja dan ratu Joseon menjamin kemerdekaan terhadap pers, ide yang diadposi dari barat, gagasan yang tidak berkembang di Jepang dan Cina.
Surat kabar lain terbit dalam cetakan penuh hangeul pada tahun 1894 berjudul Hanseong Sinbo. Koran ini ditulis sebagian dalam bahasa Jepang.
 
== Kehidupan pribadi==
[[Perpustakaan Dewan Nasional Korea]] mempunyai sedikit catatan yang menjelaskan tentang kepribadian ratu. Kesan yang sama dapat terbaca dari catatan [[Lilian Underwood]], seorang misionaris berkebangsaan Amerika yang datang ke Korea pada tahun 1888 yang ditunjuk sebagai dokter pribadi ratu.
Catatan-catatan tersebut umumnya menuliskan bahwa ratu memiliki wajah yang lembut namun garis wajahnya tegas, suaranya lembut dan hangat dan bila sedang berbicara tentang masalah negara, suaranya akan dipertegas. Penampilannya di hadapan publik selalu formal dan beretika. Underwood menggambarkan ratu sebagai berikut:
 
{{cquote|Saya harap saya dapat memberikan gambaran jelas mengenai ratu kepada publik pada saat penampilan terbaiknya, namun hal ini pasti tidak mungkin karena bahkan harus meminta izin kepadanya untuk mengambil foto, dan ekspresi kehangatannya saat berbicara, karakter dan kecerdasan yang ia perlihatkan hanyalah sebagian yang dapat terbaca jika wajahnya sedang dalam keaadan tenang. Ia mengikat rambutnya sama seperti semua wanita Korea, sebagian di tengah, diikat kencang dan rapi serta dikonde agak rendah di belakang kepala. Ornamen kecil…yang dipakai di atas kepalanya dikencangkan dengan pengikat berwarna hitam. Yang Mulia tampaknya tidak begitu perduli terhadap ornamen-ornamen, karena ia cuma memakai sedikit saja. Tidak ada wanita Korea yang memakai anting, begitu pula dengan sang ratu, tidak pula saya melihatnya memakai kalung, bros, atau gelang. Ia pasti punya banyak cincin, tapi saya tidak melihatnya mengenakan lebih dari satu atau dua produk Eropa…}}
 
"Berdasarkan tradisi Korea, ia membawa sejumlah orname filigree emas dengan pita panjang berwarna perak yang dikencangkan di sampingnya. Begitu sederhana dan anggun seleranya dalam berbusana, sulit untuk menganggapnya sebagai pemimpin dari negara yang dianggap setengah beradab…tampak sedikit pucat dan kurus, dengan wajah yang tegas dan mata kecil yang bercahaya, pada pandangan pertama bagi saya ia tidak tampak terlihat cantik, namun tidak ada satu pun orang yang tidak bisa membaca ambisi, kecerdasan dan kekuatan karakter dari wajahnya…"
 
Pada awal pernikahannya, Gojong dan Min kurang menemukan kecocokan. Antara satu dan yang lain merasa segan. Ratu Min lebih suka berdiam diri di kamarnya untuk belajar dan membaca buku-buku sejarah, filsafat dan politik, sementara Gojong menghabiskan waktunya siang dan malam dengan minum dan berpesta. Min yang yang lebih peka terhadap masalah negara suatu kali pernah mengatakan kepada teman dekatnya bahwa suaminya menjijikkan baginya.
 
Menurut para pejabat pemerintahan, saat Min naik tahta menjadi ratu, ia dikenal sangat cermat dalam memilih orang yang dapat diajak untuk bekerja sama. Pertama-tama ia merasa peraturan di istana begitu ketat namun akhirnya dapat beradaptasi untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai pemimpin. Upayanya untuk memiliki anak yang diharapkan akan menjadi penerus kerajaan tidak dapat terlaksana karena putra pertamanya meninggal karena kondisi kesehatannya yang kurang baik. Namun upaya kedua membuahkan hasil dengan lahirnya putra ke-2 dengan selamat yang dinamakan Sunjong. Sunjong sendiri bukanlah anak yang sehat, karena sering terkena sakit dan berminggu-minggu terbaring di tempat tidur. Pada akhirnya hubungannya dengan sang suami berangsur-angsur membaik dan keduanya dapat bekerja sama memimpin kerajaan.
Iring-iringan pemakaman Maharani Myeongseong secara nasional setelah 2 tahun kematiannya di tahun 1895.
 
Pada masa-masa akhir, Min dan Gojong mulai merasa dekat dengan satu sama lain. Gojong ditekan oleh para penasehatnya untuk menjalankan pemerintahan dan kebijakan negara. Menurut kebanyakan orang, sebenarnya Gojong tidak akan dipilih jadi raja dikarenakan dirinya tidak memiliki kualitas yang diperlukan sebab ia tidak pernah secara formal mengikuti pendidikan tapi karena kesalahan wangsa Jo yang menganggap mereka bisa mengendalikannya melalui ayahnya. Saat waktunya Gojong untuk menunjukkan tanggung jawabnya terhadap negara, ia selalu membutuhkan bantuan istrinya untuk menangani masalah domestik ataupun luar negeri. Gojong sangat menghargai kepandaian dan kecerdasan sang istri dan semakin mengandalkannya saat masalah semakin rumit mendera negara. Di saat frustasi, hanya Min yang menjadi batu sandarannya.
 
==Insiden Eulmi==
Aula Geoncheong di Istana Gyeongbok dimana Ratu Min dibunuh
 
Pada dini hari tanggal 8 Oktober 1895, sekelompok penyusup bersenjata menerobos Istana Gyeongbok. Dalam usahanya mereka sempat bertarung dengan penjaga pintu gerbang Gwanghwamun, namun seorang pasukan penjaga yang bernama Hong Gye-hun dan menteri bernama Yi Gyeong-jik terbunuh. Para mata-mata suruhan Miura Goro tersebut masuk ke dalam aula kediaman ratu di Paviliun Okhoru di Aula Geoncheong dan membunuh tiga orang wanita, salah satunya adalah Myeongseong. Ratu Min berusia 43 tahun saat kematiannya. Peristiwa berdarah ini dikenal dengan Insiden Eulmi (乙未事變).
 
Pembunuhan Ratu Min segera memicu sentimen anti Jepang di Korea dan di luar negeri. Seorang mantan jenderal bernama Miura Goro dan beberapa pengikutnya dituduh bertanggung jawab dan didakwa di pengadilan Hiroshima. Pihak Jepang akhirnya melepaskan Miura Goro dan pengikutnya dengan alasan tidak ditemukannya bukti yang mendukung.
 
Diketahui setelah kematian Min, Gojong sangat bersedih dan mengunci dirinya dalam kamar selama berminggu-minggu dan meninggalkan semua tugasnya. Saat ia kembali, ia seakan-akan kehilangan tenaga dan bahkan menerima dan menandatangani perjanjian demi perjanjian tanpa analisa yang membuat pengaruh Jepang semakin menjadi-jadi. Saat Daewongun kembali ke istana, ia dan pihak Jepang mengajukan proposal untuk menjadikan status sang ratu menjadi seperti rakyat biasa. Gojong menolak menandatangani roposal tersebut dan mengatakan dengan keras "Aku lebih baik memotong kedua lenganku dan membiarkannya terluka daripada merendahkan wanita yang telah menyelamatkan negara ini."
Setelah insiden itu, Raja Gojong dan Putra Mahkota Sunjong mengungsi dari [[Istana Gyeongbok]] ke kedutaan besar [[Rusia]] pada tanggal 11 Februari 1896. Raja meminta dukungan dari Rusia dan dunia internasional untuk mendukung kemerdekaan Korea secara penuh. Raja kemudian kembali ke [[Istana Deoksu]] dan memproklamasikan berdirinya [[Kekaisaran Han Raya]]. Sejak saat itu Gojong mengganti gelar raja menjadi Kaisar.
 
Di Jepang, 56 orang dituduh terlibat dalam pembunuhan Ratu Min dan disidangkan di Pengadilan Distrik Hiroshima dan pengadilan militer Jepang, namun dilepaskan karena tidak ditemukan bukti yang mendukung.
Beberapa diantaranya:
 
*[[Miura Gorō]], mantan letnan jenderal Jepang.
*Okamoto Ryūnosuke (岡本柳之助), petinggi di kedutaan besar dan mantan petinggi militer Jepang
*Hozumi Torakurō, Kokubun Shōtarō, Hagiwara Shujiro, merupakan pegawai kantor kedutaan besar
*Sugimura Fukashi (杉村 濬), sekretaris kedutaan besar
*Adachi Kenzo, editor surat kabar Kanjō Shimpō[23] (漢城新報, Hanseong Shinbo)
*Kusunose Yukihiko, jenderal Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang
*Kunitomo Shigeaki (國友重章),[24] anggota Seikyōsha (Lembaga Pendidikan Politik)
*Shiba Shirō[21](柴四朗), sekretaris rahasia Menteri Pertanian dan Perdagangan Jepang yang belajar di Wharton dan Universitas Harvard
*Sase Kumadestu (佐瀨熊鐵), dokter
*Terasaki Taikichi (寺崎泰吉)
*Nakamura Tateo (中村楯雄)
*Horiguchi Kumaichi (堀口 九萬一)
*Ieiri Kakitsu (家入嘉吉)
*Kikuchi Kenjō (菊池 謙讓)
*Hirayama Iwahiko (平山岩彦)
*Ogihara Hidejiro (荻原秀次郎)
*Kobayakawa Hideo (小早川秀雄), editor kepala di Kanjō Shimpō[27]
*Sasaki Masayuki dan sebagainya
 
Di Korea, Raja Gojong mengumumkan orang-orang yang terlibat sebagai [[Empat Pengkhianat Eulmi]] pada tanggal 11 Februari 1896.
 
*Jo Hui-yeon (趙羲淵)
*Yu Kil-chun (兪吉濬)
*Kim Hong-jip (金弘集)
*Jeong Byeong-ha (鄭秉夏)
Para tertuduh berada di depan bangunan Hanseong Sinbo di Seoul (1895)
 
==Laporan saksi mata==
[[Sunjong]], putra Raja Gojong dan Ratu Min melaporkan tentang keterlibatan jenderal [[Woo Beom-seon]] ayah dari [[Woo Jang-choon]], seorang sarjana pertanian, dalam pembunuhan ibunya. Woo Beom-seon terbunuh oleh utusan Sunjong yang dikirimkan ke Hiroshima pada tahun 1903.
 
Pada tahun 2005 seorang profesor bernama Kim Yeo-chun dari [[Russian Academy of Sciences]] menemukan catatan mengenai insiden pembunuhan ratu yang ditulis oleh warga Rusia bernama [[Aleksey Seredin-Sabatin]] (Алексей Середин-Cабатин) dalam [[Arsip Kebijakan Luar Negeri Kekaisaran Rusia]] (Архив внешней политики Российской империи; AVPRI).[29] Seredin-Sabatin saat itu sedang bekerja untuk kerajaan di bawah jenderal Amerika bernama [[William McEntyre Dye]]. Pada tanggal 11 Mei 2005 dokumen Sabatin dipublikasikan di [[Universitas Myeongji]], Seoul.
 
Salinan terjemahan dokumen tersebut kemudian dirilis oleh Center for Korean Research di [[Universitas Columbia]] pada tanggal 6 Oktober 1995 untuk memperingati 100 tahun Insiden Eulmi.
Dalam catatan Seredin-Sabatin tertulis:
 
"The courtyard where the queen's wing was located was filled with Japanese, perhaps as many as 20 or 25 men. They were dressed in peculiar gowns and were armed with sabres, some of which were openly visible. ... While some Japanese troops were rummaging around in every corner of the palace and in the various annexes, others burst into the queen's wing and threw themselves upon the women they found there. ... I ... continued to observe the Japanese turning things inside out in the queen's wing. Two Japanese grabbed one of the court ladies, pulled her out of the house, and ran down the stairs dragging her along behind them. ... Moreover one of the Japanese repeatedly asked me in English, "Where is the queen? Point the queen out to us!" ... While passing by the main Throne Hall, I noticed that it was surrounded shoulder to shoulder by a wall of Japanese soldiers and officers, and Korean mandarins, but what was happening there was unknown to me."
 
("Halaman dimana tempat kediaman ratu berlokasi, dipenuhi oleh orang Jepang, kemungkinan sebanyak 20 atau 25 orang. Mereka mengenakan pakaian yang aneh dan bersenjatakan pedang, beberapa diantaranya dapat terlihat dengan jelas. …Sementara beberapa tentara Jepang menggeledah setiap sudut istana dan dalam beberapa gerombolan, yang lainnya menerobos kediaman ratu dan berkumpul melihat wanita-wanita yang mereka temukan di sana. …Saya …terus mengamati tentara Jepang membawa sesuatu keluar dari kediaman ratu, dan turun dari tangga menyeret seorang wanita di belakang mereka. …Lalu seorang Jepang menanyakan pada saya beberapa kali dalam bahasa Inggris, "Where is the queen? Point the queen out to us!" ... Sambil melewati Aula Tahta, saya melihat ia dikelilingi tubuh para tentara dan pejabat Jepang, serta pejabat Korea, dan apa yang terjadi selanjutnya di sana tidak dapat saya ketahui." )
 
==Foto dan ilustrasi==
Cuplikan foto KBS News yang diduga sebagai Ratu Min
Ilustrasi Jepang yang menggambarkan Raja Gojong dan Ratu Min sedang menerima [[Inoue Kaoru]]
Tidak ada foto-foto dari Ratu Min yang tersisa saat ini. Kemungkinan Jepang sengaja melenyapkan semua fotonya setelah kematiannya. Korea menuduh foto Ratu Min disembunyikan dalam arsip Jepang namun hal itu dibantah pemerintah Jepang.
 
Pada laporan berita KBS pada tahun 2003 memberitakan ditemukannya foto figur Ratu Min yang sesungguhnya. Dalam foto terlihat seorang wanita yang diikuti oleh 2 orang dayang-dayang. Beberapa pihak menganggap foto ini kemungkinan asli dilihat dari penampilannya yang tampak seperti anggota kerajaan. Namun dikatakan bahwa pakaian yang dikenakan kurang memiliki jahitan bordir seperti layaknya pakaian ratu.
 
Pada tanggal 13 Januari 2005, profesor Lee Tae-jin dari [[Universitas Nasional Seoul]] mempublikasikan ilustrasi Ratu Min yang didapatkannya dari majalah tua di toko buku di Tokyo, Jepang. Majalah Fūzokugahō (風俗畫報) yang diterbitkan tanggal 25 Januari 1895 tersebut menggambarkan ilustrasi Raja Gojong dan Ratu Min sedang menerima utusan dari Jepang bernama [[Inoue Kaoru]]. Ilustrasi yang digambar oleh Ishizuka (石塚) dengan kutipan "Raja dan Ratu Korea, terkesan oleh saran kami yang bijak, menyadari pentingnya pembaharuan untuk pertama kalinya." Lee menyebutkan bahwa pakaian dan latar begitu detil dan menduga bahwa digambar secara langsung.
 
Pada bulan Mei 2005, seorang pria Jepang berusia 84 tahun bernama [[Tatsumi Kawano]] (川野 龍巳), cucu dari [[Kunitomo Shigeaki]], salah seorang tertuduh dalam pembunuhan ratu, mengunjungi makamnya di [[Namyangju]], [[Gyeonggi]], Korea Selatan. Ia menyatakan permintaan maaf atas perbuatan yang telah dilakukan oleh almarhum kakeknya.
 
Kehidupan Maharani Myeongseong diangkat dalam serial drama TV Korea [[Empress Myeongseong (Drama TV)|Empress Myeongseong]] dan pertunjukkan drama musikal "[[The Last Empress]]".