Weltevreden: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 6:
Pada tahun 1648 pemerintah koloni [[VOC]] memberikan sebidang tanah kepada Anthonij Paviljoun. Kemudian Paviljoun mengembangkan rumah-rumah peristirahatan kecil yang dinamainya Weltevreden.
 
Pemilik tanah Paviljoun berikutnya adalah [[Cornelis Chastelein]], seorang anggota [[Dewan Hindia]] (1693). Ia termasuk orang pertama di Indonesia yang berusaha mengembangkan sebuah perkebunan kopi di tengah-tengah kota Jakarta saat ini dengan memanfaatkan [[Budak|budak-budak]] yang diambilnya dari [[Bali]]. Pada 1733, [[Justinus Vinck]] membeli sebagian tanah Weltevreden dan membuka dua pasar besar, yakni Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang. Pada tahun 1735, ia menghubungkan kedua pasar tersebut dengan sebuah jalan, yang sekarang disebut Jl. Prapatan dan Jl. Kebon Sirih yang juga merupakan jalur penghubung timur-barat pertama di Jakarta Pusat kini.
 
Pemilik berikutnya, Gubernur Jenderal [[Jacob Mossel]] (1704-1761), membangun rumah mewah di tikungan [[Ciliwung]]. Mossel juga menggali Kali Lio untuk memudahkan sekoci kecil mengangkut kebutuhan pasar. Pada 1767, rumah Weltevreden dibeli Gubernur Jenderal [[Petrus Albertus van der Parra]]. Tanah itu kemudian dijual kembali pada Gubernur Jenderal VOC terakhir, [[Pieter Gerardus van Overstraten]]. Sejak masa itu, Weltevreden menjadi kedudukan resmi gubernur jenderal dan pemerintahannya.