Aktivitas CIA di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jwidjaja (bicara | kontrib)
Jwidjaja (bicara | kontrib)
Baris 25:
Pada tanggal 9 Februari 1958, Pemberontak Letnan Kolonel Maluddin Simbolon mengeluarkan ultimatum atas nama pemerintah propinsi Sumatra Utara, menuntuk pembentukan pemerintahan baru. Sukarno menolak tuntutan itu dan memerintahkan pemimpin TNI, Jendral Abdul Haris Nasution untuk menghentikan pemberontakan itu. Pada bulan Februari 21, TNI menerbangkan prajurit ke Sumatra dan memulai penyerangan. Markas pemberontakan di kota Padang dan Permesta mempunyai kedudukan kuat di semua daerah sampai ke medan.
 
CIA mendukung pemberontakan di Indonesia melalui markas udara di Naha, Okinawa, dibawah kepemimpinan Ted Shanon. Fasilitas lainnya adalah di Taiwan, dimana pesawat pembom A-26 disiapkan untuk diterbangkan ke pangkalan di Filipina yang kemudian dipakai untuk membantuk pemberontak di Indonesia. CIA, melalui stok senjata marinir dan angkatan darat Amerika, memberi 42.000 pucuk riffles. Pemberontak Indonesia yang dipersenjatai, kemudian kembali ke Sumatra setelah di-air drop dari filipine dan juga mendarat menggunakan kapal selam.<ref name=Prouty1976>{{citation
| title = Indonesia 1958: Nixon, the CIA, and the Secret War
|date=August, 1976
| journal=Gallery
| url =http://www.ratical.org/ratville/JFK/Indo58.html
| author = L. Fletcher Prouty
}}</ref> Pada bulan may 1958, sebuah A-26 yang dioperasikan oleh perusahaan penerbangan CIA [[Civil Air Transport]] ditembak saat operasi pemboman dan pemberitaan penembakan ini menghentikan operasi mendukung pemberontakan Permesta.
 
== 1998 ==