Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Lihat pula: clean up
Kscentro (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
|hq_city={{flagicon|Hindia Belanda}} [[Lawang Sewu]], [[Semarang]], Hindia Belanda
}}
'''[[Perseroan Terbatas|Naamlooze Vennootschap]] Nederlands(ch)-Indische Spoorweg Maatschappij''' ({{lang-id|Maskapai Kereta Api Hindia Belanda}}) adalah salah satu [[perusahaan kereta api di Hindia Belanda]].<ref>{{id}} {{Citebook|title=Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 1|last1=Nusantara|first1=Tim Telaga Bakti|first2=(APKA)|last2=Asosiasi Pakar Perkeretaapian|publisher=CV. Angkasa|year=1997|isbn=|location=Bandung|pages=53-54}}</ref> Perusahaan ini biasa disingkat ''NIS'', ''NISM'', atau ''N.V. NISM''. Awalnya, perusahaan ini melayani [[kereta api]] di daerah [[Jawa Tengah]], [[Surakarta Hadiningrat]] (kini [[Karesidenan Surakarta]]) dan Jogja); namun juga tercatat melayani [[Batavia]], dan [[Buitenzorg]], dsk(Bogor). Pesaingnya adalah ''[[Staatsspoorwegen]]'' yang dibentuk oleh Departemen Urusan Koloni Hindia Belanda.
 
Kantor pusat NIS ada di [[Kota Semarang]], sekarang menjadi [[Lawang Sewu]]. Pada tahun [[2009]], gedung ini direnovasi. Di [[Belanda]], NIS juga memiliki [[kantor]] di [[Den Haag]] (sekarang menjadi [[Kedutaan Besar]] [[Afrika Selatan]]).
 
== Sejarah ==
Perusahaan ini didirikan pada tanggal [[27 Agustus]] [[1863]]. Sebelumnya, pada tanggal [[28 Agustus]] [[1862]] Pemerintah Hindia-Belanda telah memberikan [[konsesi]] kepada W. Poolman, Alex Frazer, dan E.H. Kol yang juga pendiri perusahaan ini untuk membangun jalur kereta api dari [[Semarang]] sampai [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]].<ref>{{id}} {{Citebook|title=Kereta Malam|last1=Wibisono|first1=Kunto|first2=Hari|last2=Kurniawan|publisher=Bentara Budaya Yogyakarta|year=2014|isbn=978-602-14892-3-9|location=Yogyakarta|pages=118|edition=Cet.1}}</ref>
Sejak 1842, proposal untuk pembangunan jalur kereta api di Jawa telah diajukan berulang kali.<ref>Vgl. Stieltjes, T. J.; ''Voorloping Verslag over verbetrde vervoermiddelen op Java;'' 6. Nov. 1862</ref> Pada 17 Juni 1864, Gubernur Jenderal van de Beele mengambil langkah pertama untuk membangun jalur kereta api pertama di koloni ini.
 
Perusahaan ini didirikan pada tanggal [[27 Agustus]] [[1863]]. Sebelumnya, pada tanggal [[28 Agustus]] [[1862]] Pemerintah Hindia-Belanda telah memberikan [[konsesi]] kepada W. Poolman, Alex Frazer, dan E.H. Kol yang juga pendiri perusahaan ini untuk membangun jalur kereta api dari [[Semarang]] sampai [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]].<ref>{{id}} {{Citebook|title=Kereta Malam|last1=Wibisono|first1=Kunto|first2=Hari|last2=Kurniawan|publisher=Bentara Budaya Yogyakarta|year=2014|isbn=978-602-14892-3-9|location=Yogyakarta|pages=118|edition=Cet.1}}</ref>
Jalur utamanya dibuka pada tahun [[1867]] antara [[Stasiun Samarang|Semarang]] -[[Stasiun Tanggung|Tanggung]]. Pada tahun [[1873]], jalur KA sesungguhnya mulai digunakan. Saat itu, jalur ini menghubungkan Semarang dengan Jogja lewat [[Kota Surakarta]] menempuh jarak 205 [[kilometer]]. Jalur cabang dari [[Kedungjati, Grobogan|Kedungjati]] ke Stasiun Willem I (sekarang [[Museum KA Ambarawa]]) pada tahun yang sama juga mulai dibuka. Selain itu, NIS juga membuka jalur sepanjang 56&nbsp;km menghubungkan [[Batavia]] (sekarang [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]) dan [[Buitenzorg]] (sekarang [[Kota Bogor|Bogor]]). Seiring berlalunya waktu, sejumlah trayek di jalur lain telah dibuka (seperti di [[Kota Bandung|Bandung]] dan [[Kota Surabaya|Surabaya]]).
 
Jalur utama pertama dibuka pada 10 Agustus 1867 antara [[Stasiun Samarang|Semarang]] -[[Stasiun Tanggung|Tanggung]] sepanjang 25 km.<ref>Neubau 1910 [http://indonesianheritagerailway.com/index.php?option=com_content&view=article&id=107%3Astasiun-tanggung&catid=57&lang=en Geschichte]</ref><ref>[http://tjahjonorailway.blogspot.de/2009/02/samarang-nis-traces-of-indonesias-first.html Samarang NIS: traces of Indonesia's first railway station found] <!-- 15.2.09, zggr. 10.6.13 --></ref> Kantor pusat administrasi perusahaan juga didirikan di Semarang (sekarang menjadi [[Lawang Sewu]]), yang baru selesai dibangun pada 1907. Pada 1873, jalur KA sesungguhnya mulai digunakan.
Pada tahun [[1928]], NIS telah mengangkut 13,8 juta penumpang.
 
Pada awalnya, operasi terbukti tidak menguntungkan, sehingga pemerintah didekati untuk meminta pendanaan untuk jalur utama sepanjang 166 km ke Yogyakarta melalui Surakarta. Bantuan keuangan dan jaminan dividen diberikan dengan syarat bahwa jalur pemacu dibangun sepanjang 111 km ke Ambawara untuk menyediakan koneksi kereta api dari [[Kedungjati, Grobogan|Kedungjati]] ke Benteng Willem I yang strategis dan penting (ditutup pada 1977, sekarang [[Museum KA Ambarawa]]). Pada tahun 1870, 109 km dari jalur tersebut telah dibangun, dan pada tahun 1917, total 206 km telah dioperasikan dalam ukuran standar. Dengan jalur cabang (1067 mm), total panjang jalur adalah 419 km.
Bengkel pemeliharaan untuk [[kereta api]] pertama kali ada di Semarang dan sekitar tahun [[1915]] dipindahkan ke Yogyakarta (sekarang menjadi Balai Yasa Pengok). Terdapat pula sebuah bengkel kecil di [[Cepu, Blora|Cepu]].
 
Jalur kereta api sempit pertama NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij) membentang dari kantor gubernur di Buitenzorg (sekarang [[Kota Bogor|Bogor]]) ke ibu kota [[Batavia]] (sekarang [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]) sepanjang 56 km dan memiliki cabang di Master Cornelis (1 km) dan Kleine Boom (2 km). Setelah masa pembangunan selama dua tahun, jalur ini dibuka pada 31 Januari 1873 dan segera terbukti menguntungkan. Jalur perkotaan yang pendek ke Kleine Boom ditinggalkan pada 1872 karena tidak memiliki koneksi ke jaringan NIS lainnya. Pada 1 November 1913, jalur dari Bogor dijual kepada [[Staatsspoorwegen]] (SS). Pada akhir 1918, NIS memiliki 57 lokomotif, 35 gerbong penumpang, 136 gerbong bagasi, dan 1.393 gerbong barang. Terdapat hampir 23.000 pergerakan kereta api, dengan total jarak tempuh sekitar 1,23 juta km. Pada 1917, hampir 4 juta penumpang diangkut, dimana 3,99 juta penumpang berada di kelas 3. Pada [[1928]], NIS telah mengangkut 13,8 juta penumpang.
 
Bengkel pemeliharaan untuk [[kereta api]] pertama kali ada di Semarang dan sekitar tahun [[1915]] dipindahkan ke Yogyakarta (sekarang menjadi Balai Yasa Pengok). Terdapat pula sebuah bengkel kecil di [[Cepu, Blora|Cepu]].
 
Pada 1936, jaringan kelas dua telah diperpanjang hingga mencapai panjang 602 km, sementara jalur utama kedua jalur memiliki total panjang 863 km. Perusahaan menerima kompensasi untuk transit kereta api Staatsspoorwegen (SS) antara Batavia dan Surabaya. Dewan Direksi (Raad van Beheer) berkantor di 's-Gravenhage, sementara Commité van Bestuur mengelola bisnis di tanah jajahan. Pada akhir 1937, terdapat 37 pegawai di dinas senior, 274 pegawai di dinas menengah, dan 3557 pegawai di dinas biasa.
 
Setelah pecahnya Perang Dunia II, pesanan gerbong kereta diesel-listrik Beijnes harus dibatalkan. Demikian juga, lokomotif uap berkinerja tinggi yang dipesan dari Werkspoor tidak dapat dikirim setelah pendudukan Belanda pada Juni 1940. Untuk alasan strategis, jalur Solo-Gundih diberi rel ketiga untuk memungkinkan lokomotif dengan ukuran sempit juga dapat beroperasi dari Semarang ke Solo melalui Gambringan. Banyak lokomotif seri 381-400, yang kemudian ditetapkan sebagai seri C52, dibawa ke daerah lain oleh Jepang. Meskipun lokomotif-lokomotif tersebut dikembalikan setelah perang, namun tidak dapat digunakan lagi karena adanya pengukuran ulang jalur ke ukuran Cape.
 
== Galeri ==