Grand Prix Brasil: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 44:
 
=== Interlagos, São Paulo ===
Grand Prix Brasil pertama kali diadakan pada tahun 1972 di Interlagos, meskipun itu bukan bagian dari Kejuaraan Dunia Formula Satu. Tipikal olahraga bermotor Eropa kala itu, balapan ini dilakukan sebagai ujian untuk meyakinkan FIA jika sirkuit Interlagos dan penyelenggaranya mampu menyelenggarakan Grand Prix. Seperti kebanyakan sirkuit utama yang digunakan untuk Grand Prix di Amerika Latin, seperti Hermanos Rodríguez Autodrome di Kota Meksiko, Interlagos dulu (dan masih) terletak di lingkungan perkotaan yang luas di kota yang sangat besar. Pada tahun berikutnya, bagaimanapun, balapan ini pertama kali dimasukkan ke dalam kalender resmi, dan berhasil dimenangkan oleh juara dunia bertahan dan penduduk asli São Paulo, yaitu [[Emerson Fittipaldi]]. Pada tahun 1974, Fittipaldi berhasil menang lagi dalam kondisi basah kuyup, dan pada tahun berikutnya, penduduk asli São Paulo yang lainnya, yaitu [[Carlos Pace]], berhasil memenangkan balapan dengan mobil Brabham miliknya, diikuti oleh Fittipaldi. {{F1 GPF1GP|1977|Brasil}} berhasil dimenangkan oleh Reutemann, tetapi para pembalap mulai mengeluhkan permukaan Interlagos yang sangat kasar, dan balapan tersebut kemudian dipindahkan selama satu tahun ke sirkuit Jacarepaguá yang baru di Rio de Janeiro.
 
Setelah setahun di Rio, balapan ini kembali lagi ke Interlagos, dengan fasilitas baru yang ditingkatkan untuk dua musim berikutnya; balapan ini berhasil dimenangkan oleh [[Jacques Laffite]] untuk menyelesaikan penaklukan dirinya dan Ligier atas putaran pembukaan Amerika Selatan di [[Grand Prix Argentina|Argentina]] dan Brasil. Namun, permukaan Interlagos masih sangat bergelombang. Pengaturan asli dari tahun 1978 dan seterusnya adalah untuk mengadakan Grand Prix Brasil selang-seling antara sirkuit São Paulo dan Rio; balapan 1980 awalnya seharusnya diadakan di Jacarepaguá tetapi bagian dari sirkuit itu (yang awalnya dibangun di atas rawa) mulai tenggelam ke tanah lunak dan sirkuit tersebut hancur parah, sehingga Grand Prix 1980 dipindahkan ke Interlagos. Namun saat ini, populasi São Paulo telah meningkat dari 5 menjadi 8 juta dalam kurun waktu 10 tahun; area di sekitar trek menjadi semakin rusak dan di sekitar sirkuit tidak terlihat bagus untuk Formula Satu, yang berkat tayangan televisi di seluruh dunia menjadi tontonan yang glamor. Formula Satu pada awalnya seharusnya kembali ke Interlagos untuk musim 1981 setelah permukaan lintasan di sana akan diaspal ulang; ternyata F1 kembali setahun terlalu dini. Para pembalap tidak puas dengan kondisi keselamatan sirkuit Interlagos {{cvt|7.873|km|mi|abbr=on}} yang sangat bergelombang yang tidak diubah setelah perbaikan tahun sebelumnya. Mobil sayap ''ground-effect'' pada tahun itu memiliki kecenderungan untuk memantul ke atas dan ke bawah berkat hisapan yang diciptakan oleh bagian bawah bodi mobil yang berbentuk sayap, dan suspensi mereka lebih kaku dari sebelumnya; jadi mobil rapuh ini hampir tidak bisa mentolerir trek yang kasar dan sangat tidak nyaman untuk dikendarai. Permukaan yang buruk sangat kasar sehingga benturan tersebut menyebabkan masalah mekanis pada beberapa mobil. Selain itu, pengaturan penghalang dan pagar pembatas tidak cukup memadai untuk Formula Satu. [[Jody Scheckter]] berusaha untuk menghentikan balapan, tetapi ini tidak berhasil, dan balapan akhirnya dimenangkan oleh pembalap asal Prancis, yaitu [[René Arnoux]]. Dengan citra Formula Satu yang lebih glamor yang lebih cocok untuk kota Rio de Janeiro yang berpenampilan lebih baik, maka sirkus F1 kembali ke Rio lagi, dan sirkuit tersebut menjadi tuan rumah era turbo tahun 1980-an.
Baris 58:
Kesuksesan penduduk asli São Paulo, yaitu Ayrton Senna, sejauh ini di dalam ajang Formula Satu, membuat pejabat kota bekerja keras untuk mengubah sirkuit Interlagos dengan investasi $15 juta untuk mempersingkat dan memuluskan sirkuit. Di musim {{F1|1990}}, Grand Prix ini kembali lagi ke Interlagos yang dipersingkat, di mana ia bertahan sejak saat itu. Sirkuit Interlagos telah menciptakan beberapa balapan paling menarik dan berkesan dalam sejarah ajang Formula Satu baru-baru ini, dan dianggap sebagai salah satu sirkuit yang paling menantang dan menarik di dalam kalender F1.
 
Balapan pertama di Interlagos yang baru pada tahun 1990 berhasil dimenangkan oleh [[Alain Prost]], yang berhasil memenangkan balapan yang ke-40 dalam karirnya (terbanyak pada saat itu) dan Grand Prix Brasil ke-6. Itu bukan kemenangan yang populer, karena peristiwa [[Grand Prix Jepang 1989|Grand Prix Jepang]] tahun sebelumnya masih segar di benak banyak orang Brasil: Prost dianggap telah diberi gelar Kejuaraan Dunia Pembalap oleh presiden FIA, yaitu [[Jean-Marie Balestre]], dengan biaya Senna setelah Senna didiskualifikasi dari perlombaan di Jepang. Pembalap asal Brasil, favorit tuan rumah, finis ke-3 di Brasil setelah memimpin sebagian besar balapan, tetapi kemudian memukul ''backmarker'' dan mantan rekan setimnya, yaitu Satoru Nakajima, di tim Tyrrell. {{F1 GPF1GP|1991|Brasil}} menyaksikan Senna yang patriotik secara emosional berhasil memenangkan Grand Prix Brasil pertamanya. Girboks manual di dalam mobil McLaren-nya kehilangan gigi dengan cepat dan mendekati akhir, dia hanya memiliki gigi ke-6 yang tersisa. Hal ini membuat mobil menjadi jauh lebih sulit dan menuntut secara fisik untuk dikendarai, tetapi dia akhirnya berhasil menang dengan menahan laju pembalap Williams, yaitu Riccardo Patrese. Kelelahannya begitu tinggi sehingga harus dikeluarkan dari mobilnya. {{F1 GPF1GP|1992|Brasil}} melihat Mansell mendominasi akhir pekan dan sisa musim. {{F1 GPF1GP|1993|Brasil}} adalah perlombaan variabel; hujan mulai turun deras di awal balapan, dan Prost, yang sekarang mengendarai mobil Williams, mengalami kecelakaan langka di jalur lurus utama dan berhenti. Senna kemudian berhasil memenangkan McLaren dari rekan setim Prost, yaitu Damon Hill. {{F1 GPF1GP|1994|Brasil}} melihat Senna, yang sekarang mengemudi untuk tim Williams, memutar mobil bandelnya melewati Juncao di akhir balapan. Dia berada di posisi ke-2, mencoba mengejar [[Michael Schumacher]] asal Jerman, yang kemudian berhasil menang. Senna akan kehilangan nyawanya dalam kecelakaan di Grand Prix San Marino di akhir tahun. {{F1 GPF1GP|1995|Brasil}} adalah balapan yang sangat kontroversial yang pada awalnya membuat mobil pemenang balapan, yaitu Schumacher, dan pembalap asal Inggris, yaitu David Coulthard, dikecualikan karena tampaknya menggunakan bahan bakar ilegal selama balapan, tetapi kemudian diaktifkan kembali. {{F1 GPF1GP|1996|Brasil}} melihat Damon Hill berhasil memenangkan balapan pertamanya dari 8 balapan musim itu. Pada {{F1 GPF1GP|1997|Brasil}}, terjadi kecelakaan di awal yang melibatkan 4 mobil, dan [[Jacques Villeneuve]] asal Kanada keluar jalur di tikungan pertama; balapan ini sempat dihentikan dan dimulai kembali, dan Villeneuve melompat ke mobil cadangan dan berhasil memenangkan balapan. {{F1 GPF1GP|1998|Brasil}}melihat kontroversi seputar McLaren - Ferrari yang memprotes sistem pengereman mereka, dan kemudian dilarang dari Grand Prix Brasil, meskipun telah disetujui sebanyak 4 kali oleh delegasi teknis FIA, yaitu Charlie Whiting. Hal tersebut tidak menjadi masalah: pembalap asal Finlandia dan tim McLaren, yaitu [[Mika Häkkinen]], tetap memenangkan balapan. {{F1 GPF1GP|1999|Brasil}} melihat pembalap lokal, yaitu [[Rubens Barrichello]], memimpin jalannya lomba untuk beberapa waktu, sampai mesin di mobilnya rusak, dan Hakkinen berhasil menang lagi.
 
[[Berkas:Audience of the 2004 Brazilian Grand Prix.JPG|thumb|Penonton Grand Prix Brasil 2004.]]
Baris 75:
Pada balapan terakhir musim 2008 di Brasil, Lewis Hamilton berhasil menjadi Juara Dunia Formula Satu termuda hingga saat itu dalam sejarah ajang Formula Satu. Setelah mengadopsi strategi konservatif tanpa risiko untuk sebagian besar balapan untuk mengamankan setidaknya tempat ke-5, dan gelar juara dunia, hujan deras di akhir balapan menyebabkan masalah yang tidak terduga. Pertama, Hamilton didorong ke posisi ke-5 oleh pembalap Toyota asal Jerman, yaitu [[Timo Glock]], yang tidak masuk ke dalam pit untuk perantara seperti kebanyakan pembalap di barisan depan yang lainnya. Dengan hanya 3 putaran tersisa, Sebastian Vettel kemudian juga menyalip pembalap asal Inggris itu di trek, yang berarti ia akan berakhir dengan poin yang sama dengan Massa, tetapi dengan satu kemenangan lebih sedikit. Sementara semua orang fokus pada pertarungan antara keduanya (Vettel berhasil tetap di depan pada akhirnya), di luar perkiraan, keduanya mampu menyalip Glock, yang kehilangan semua cengkeraman dengan ban cuaca keringnya, di tikungan terakhir sebelum akhirnya finish di trek lurus. Artinya, sementara saingan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap McLaren tersebut, yaitu Felipe Massa, berhasil memenangkan balapan dengan mobil Ferrari-nya, Hamilton pada akhirnya berhasil meraih tempat kelima yang dia butuhkan untuk menjadi juara dunia. Fernando Alonso dari tim Renault, juara termuda sebelumnya, berada di urutan kedua, di depan rekan setim Massa, yaitu Kimi Räikkönen, dan Sebastian Vettel dari tim Toro Rosso.
 
Balapan pada musim 2009 menentukan Juara Dunia Pembalap yang lainnya, dengan Jenson Button di tim Brawn yang berhasil finis di urutan ke-5 untuk mengamankan satu-satunya Kejuaraan Dunia Pembalapnya atas Vettel, sekarang membalap untuk tim Red Bull, yang finis di posisi ke-4; Rekan setim Vettel asal Australia, yaitu [[Mark Webber (pembalap)|Mark Webber]], berhasil memenangkan balapan di depan pembalap asal Polandia, yaitu [[Robert Kubica]]. {{F1 GPF1GP|2010|Brasil}} menyaksikan sesi kualifikasi berlangsung dalam kondisi basah, dan [[Nico Hülkenberg]] asal Jerman melaju dengan putaran yang menakjubkan untuk menempatkan tim Williams yang tidak kompetitif di posisi terdepan. Rekan senegaranya, yaitu Vettel, berhasil memenangkan balapan di depan Webber, dan balapan ini memberi tim Red Bull gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor, dan itu membuat duel 4 arah untuk gelar Kejuaraan Dunia Pembalap di babak final di Abu Dhabi. {{F1 GPF1GP|2011|Brasil}} melihat tim Red Bull berhasil meraih posisi 1–2 yang lainnya, tetapi kali ini Webber yang berhasil menang dari Vettel, yang telah memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap keduanya di Jepang awal tahun itu. {{F1 GPF1GP|2012|Brasil}} adalah sebuah balapan klasik yang lainnya, di mana Vettel kali ini harus bertarung dengan pembalap Ferrari asal Spanyol, yaitu Fernando Alonso. Setelah melakukan start yang sangat buruk, yang menjatuhkannya ke urutan ke-22, dia naik ke urutan ke-6, yang cukup untuk membuatnya memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalapnya yang ketiga secara berturut-turut. Balapan ini juga terkenal sebagai balapan F1 yang terakhir bagi Michael Schumacher: pembalap legendaris asal Jerman itu kembali lagi ke dalam ajang Formula Satu bersama dengan tim Mercedes pada musim 2010, tetapi dia tidak berhasil memenangkan satu balapan pun – sebuah kejutan yang besar, mengingat dia adalah pembalap F1 yang paling sukses dalam sejarah. {{F1 GPF1GP|2013|Brasil}} melihat Vettel berhasil memenangkan balapan yang ke-9 berturut-turut pada musim itu, yang mana itu merupakan sebuah rekor yang baru. {{F1 GPF1GP|2014|Brasil}} melihat duo Mercedes yang benar-benar dominan, Nico Rosberg dan Lewis Hamilton berhasil finis 1-2 dalam balapan. {{F1 GPF1GP|2015|Brasil}} melihat Rosberg berhasil menang lagi; dia telah menghabiskan sebagian besar musim itu dengan demoralisasi dan atas belas kasihan rekan setimnya, yaitu Hamilton, yang telah berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap yang ke-3. {{F1 GPF1GP|2016|Brasil}} melihat dominasi tim Mercedes yang berlanjut, tetapi Hamilton yang berhasil menang, dengan Rosberg yang finis di urutan kedua. Akan tetapi, kemenangan tim Mercedes pada hari itu dibayangi oleh hujan lebat, beberapa kecelakaan, dan perjalanan yang menakjubkan dari remaja asal Belanda, yaitu Max Verstappen, yang merupakan putra dari mantan pembalap F1, yaitu [[Jos Verstappen]], yang mengendarai mobil Red Bull-nya dari posisi 16 ke posisi 3 dalam 15 putaran setelah timnya merusak strategi bannya.
 
Pada tanggal 10 Oktober 2013, diumumkan secara resmi bahwa kontrak Grand Prix Brasil telah diperpanjang hingga musim 2022,<ref>{{cite web|title=Brazil signs contract extension through 2022 |publisher=F1 Times |date=10 October 2013 |url=http://www.f1times.co.uk/news/display/08112 |access-date=25 October 2013 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20140227032403/http://www.f1times.co.uk/news/display/08112 |archive-date=27 February 2014}}</ref> dengan perpanjangan lebih lanjut pada bulan November 2020, yang diperpanjang hingga musim 2025.<ref>{{Cite web|last=Noble|first=Jonathan|title=Sao Paulo agrees deal with F1 to host Brazilian GP until 2025|url=https://www.autosport.com/f1/news/153465/sao-paulo-to-keep-f1-brazilian-gp-until-2025|access-date=4 February 2023|website=Autosport.com|language=en}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sao Paulo’s Interlagos Circuit to host Brazilian Grand Prix until 2025|url=https://www.formula1.com/en/latest/article.sao-paulos-interlagos-circuit-to-host-brazilian-grand-prix-until-2025.7d5nbQbkoQy7QxL4TEojO.html|access-date=14 February 2023|website=www.formula1.com|language=en}}</ref>