Bukit Asam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Sejarah: penambahan info
k →‎Sejarah: penambahan info
Baris 40:
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1919 saat Tambang Air Laya di [[Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim|Tanjung Enim]] mulai dioperasikan dengan menggunakan metode [[penambangan terbuka]]. Pada tahun 1923, Tambang Air Laya mulai dioperasikan dengan menggunakan metode [[penambangan bawah tanah]]. Pada tahun 1938, Tambang Air Laya mulai beroperasi secara komersial. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1961, pemerintah membentuk sebuah [[perusahaan negara]] (PN) bernama '''PN Tambang Batubara Bukit Asam''' (TABA) untuk mengelola Tambang Air Laya.<ref name="pn">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/2064/pp0931961.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 93 tahun 1961|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=27 Februari 2023}}</ref> Pada tahun 1968, pemerintah menggabungkan PN TABA dengan PN [[Tambang Batubara Mahakam]] dan PN [[Tambang Batubara Ombilin]] untuk membentuk '''PN Tambang Batubara'''.<ref name="merger">{{Cite web|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/60926/pp%20no%20023%20tahun%201968.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 1968|publisher=Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia|language=id|access-date=27 Februari 2023}}</ref>
 
Pada bulan Maret 1981, Unit Tambang Bukit Asam dari PN Tambang Batubara dijadikan modal untuk mendirikan perusahaan ini dengan nama '''PT Tambang Batubara Bukit Asam'''.<ref name="persero">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/3169/PP0421980.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 1980|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=27 Februari 2023}}</ref> Pada tahun 1984, status PN Tambang Batubara diubah menjadi [[perusahaan umum]] (Perum).<ref name="ubah">{{Cite web|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/61815/PP%20NO%2028%20TH%201984.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 1984|publisher=Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia|language=id|access-date=27 Februari 2023}}</ref> Pada tahun 1990, pemerintah menggabungkan [[Perum Tambang Batubara]] ke dalam perusahaan ini.<ref name="perum">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/3513/PP%20NO%2056%20TH%201990.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 56 tahun 1990|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=27 Februari 2023}}</ref> Pada tahun 1993, pemerintah menugaskan perusahaan ini untuk berbisnis di bidang produksi [[briket]] batu bara. Pada bulan Desembertahun 2002, perusahaan ini resmi melantai di [[Bursa Efek Indonesia]] dan mengubah namanya menjadi seperti sekarang.
 
Pada tahun 2015, Menteri ESDM, [[Sudirman Said]], meresmikan pengoperasian PLTU Banjarsari yang berkapasitas 2x110 MW, serta meletakkan batu pertama pembangunan PLTU Banko Tengah yang berkapasitas 2x620 MW di [[Tanjung Agung, Muara Enim|Tanjung Agung]]. Menteri Perhubungan, [[Ignasius Jonan]], juga meresmikan [[Pelabuhan Tarahan]] sebagai dermaga batu bara dan pelabuhan curah terbesar di [[Asia Tenggara]] dengan kapasitas mencapai 25 juta ton dan dapat disandari oleh kapal dengan [[bobot mati]] hingga 210.000 DWT. Pada tahun 2015 juga, perusahaan ini mengakuisisi PT [[Bumi Sawindo Permai]], PT [[Satria Bahana Sarana]], PT [[Tabalong Prima Resources]], dan PT [[Mitra Hasrat Bersama]] yang masing-masing bergerak di bidang perkebunan [[kelapa sawit]], [[kontraktor penambangan]], pertambangan batu bara, dan infrastruktur penambangan batu bara.