Bukit Asam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎top: clean up
Update data perusahaan
Baris 5:
{{Infobox company
| name = PT Bukit Asam Tbk
| former_name = PT Tambang Batubara Bukit Asam <small>(1981 - 2002)</small>
| logo = (Bukit Asam) Logo CMYK-01.png
| logo_size = 200px250px
| logo_altimage =
| image_caption =
| logo_caption = Logo Bukit Asam sejak 2017
| logo_paddingimage_size =
| type = Anak perusahaan BUMN bersifat [[Perusahaan publik|publik]]
| image =
| traded_as = {{BEIIDX|PTBA}}
| image_size = 200px
| industry = Pertambangan [[batu baraPertambangan]]
| image_alt =
| foundation = {{Start date and age|df=yes|1981|03|02}}
| image_caption =
| type = Anak perusahaan BUMN bersifat [[Perusahaan publik|publik]]
| traded_as = {{BEI|PTBA}}
| industry = Pertambangan [[batu bara]]
| genre = <!-- Only used with media and publishing companies -->
| fate =
| predecessor =
| successor =
| foundation = [[2 Maret]] [[1981]] (hari jadi perusahaan)
| founder =
| area_served = [[Asia Pasifik]]
| defunct = <!-- {{end date|YYYY|MM|DD}} -->
| location = [[Muara Enim]], [[Indonesia]]
| locations =
| key_people = [[Arsal Ismail]]<ref name="direksi">{{Cite web|url=https://www.ptba.co.id/tentang/organisasi#direksi|title=Dewan Direksi|publisher=PT Bukit Asam Tbk|language=id|access-date=27 Februari 2023}}</ref><br/>([[Direktur Utama]])<br/>[[Agus Suhartono]]<ref name="komisaris">{{Cite web|url=https://www.ptba.co.id/tentang/organisasi#dewan-komisaris|title=Dewan Komisaris|publisher=PT Bukit Asam Tbk|language=id|access-date=27 Februari 2023}}</ref><br/>([[Komisaris Utama]])
| location_city = [[Tanjung Enim]], [[Sumatra Selatan]]
| imagebrands =
| location_country = Indonesia
| products = {{hlist|[[Batu bara]]|[[Briket]]|[[Listrik]]|[[Metana]]|[[Rumah sakit]]|[[Minyak sawit]]}}
| coordinates =
| services = {{hlist|Kontraktor penambangan|[[Pelayaran]]|Pengelolaan [[pelabuhan]]|[[Pergudangan]]|[[Investasi]]|Pengelolaan properti}}
| area_served =
| revenue = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 29,261 triliun <small>(2021)</small><ref name=annual/>
| key_people = [[Arsal Ismail]], President Director<br> [[Agus Suhartono]], Head of Commissioner
| net_income = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 7,576 triliun <small>(2021)</small><ref name="annual">{{Cite web|url=https://www.ptba.co.id/uploads/ptba_laporan_tahunan/20220426211857-2022-04-26ptba_laporan_tahunan211701.pdf|title=Laporan Tahunan 2021|publisher=PT Bukit Asam Tbk|language=id|access-date=27 Februari 2023}}</ref>
| products = Medium - High Grade Coal
| owner = * [[Inalum]] (65,93%)
| brands = Bukitasam
| assets = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 36,124 triliun <small>(2021)</small><ref name=annual/>
| production =
| equity = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 24,254 triliun <small>(2021)</small><ref name=annual/>
| services =
| num_employees = {{down}} 21.199827 <small>(20192021)</small><ref name="annual"/>
| revenue = {{profit}} Rp21.787 triliun (2019)
| subsid = Lihat [[#Anak usaha|anak usaha]]
| operating_income = {{down}} Rp5.014 triliun (2019)
| slogan =
| net_income = {{down}} Rp4.040 triliun (2019)
| homepage = {{URL|www.ptba.co.id}}
| aum = <!-- Only for financial-service companies -->
| assets = {{profit}} Rp26.098 triliun (2019)
| equity = {{profit}} Rp18.42 triliun (2019)
| owner = * [[Inalum]] (65,93%)
* Publik (31,15%)
* Pemerintah Indonesia (hanya lima saham)
| parent = [[Inalum]]
| members =
| num_employees = {{down}} 2.199 <small>(2019)</small>
| divisions =
| subsid = [[PT Bukit Pembangkit Innovative]] <br> [[PT Bukit Energy Investama]] <br> [[Bukit Asam Banko]] <br> [[PT Batubara Bukit Kendi]] <br> [[PT International Prima Coal]] <br> [[PT Bukit Multi Investama]] <br> [[PT Huadian Bukit Asam Power]] <br> [[Bukit Asam Prima]]
| slogan =
| module = <!-- Used to embed other templates -->
| website = [http://www.ptba.co.id/ Bukit Asam]
| footnotes =
}}
'''PT Bukit Asam Tbk''' adalah bagian dari [[MIND ID]] yang terutama bergerak di bidang [[pertambangan]] [[batu bara]]. Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memegang lima [[Izin Usaha Pertambangan]] (IUP) dengan total luas lahan mencapai 68.777 hektar yang total cadangan batu baranya mencapai 3.053 juta ton. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, perusahaan ini juga memiliki pelabuhan di [[Tarahan]] serta dermaga di [[Teluk Bayur]] dan [[Kertapati]].<ref name="annual"/><ref name="profil"/>
'''PT Bukit Asam Tbk''' (disingkat '''BA''', {{bei|PTBA}}, memiliki nama resmi '''Tambang Batubara Bukit Asam''') adalah anak perusahaan [[Inalum|MIND ID]] yang berfokus pada pertambangan [[batu bara]] yang didirikan pada tahun [[1950]].
 
== Sejarah Perusahaan ==
[[Berkas:Gedung_Lapangan_Tiga_Sawahlunto_2019.jpg|jmpl|200px|[[Kantor Bukit Asam Sawahlunto|Gedung kantorKantor Bukit Asam]] di [[Sawahlunto]], [[Sumatra Barat]].]]
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1919 saat Tambang Air Laya di [[Tanjung Enim]] mulai dioperasikan dengan menggunakan metode [[penambangan terbuka]]. Pada tahun 1923, Tambang Air Laya mulai menggunakan metode [[penambangan bawah tanah]]. Pada tahun 1938, Tambang Air Laya mulai beroperasi secara komersial. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1950, pemerintah membentuk sebuah [[perusahaan negara]] (PN) dengan nama '''PN Tambang Arang Bukit Asam''' (TABA) untuk mengelola Tambang Air Laya. Pada bulan Maret 1981, status perusahaan ini diubah menjadi [[persero]] dengan nama '''PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)''' atau biasa disingkat menjadi PTBA. Pada tahun 1990, pemerintah menggabungkan [[Perum Tambang Batubara]] ke dalam perusahaan ini. Pada tahun 1993, pemerintah menugaskan perusahaan ini untuk berbisnis di bidang produksi [[briket]] batu bara. Pada bulan Desember 2002, perusahaan ini resmi melantai di [[Bursa Efek Indonesia]].
Sejarah pertambangan batu bara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya. Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938.
 
Pada tahun 2015, Menteri ESDM, [[Sudirman Said]], meresmikan pengoperasian PLTU Banjarsari yang berkapasitas 2x110 MW, serta meletakkan batu pertama pembangunan PLTU Banko Tengah yang berkapasitas 2x620 MW di [[Tanjung Agung]]. Menteri Perhubungan, [[Ignasius Jonan]], juga meresmikan [[Pelabuhan Tarahan]] sebagai dermaga batu bara dan pelabuhan curah terbesar di [[Asia Tenggara]] dengan kapasitas mencapai 25 juta ton dan dapat disandari oleh kapal dengan [[berat mati]] hingga 210.000 DWT. Pada tahun 2015 juga, perusahaan ini mengakuisisi PT [[Bumi Sawindo Permai]], PT [[Satria Bahana Sarana]], PT [[Tabalong Prima Resources]], dan PT [[Mitra Hasrat Bersama]] yang masing-masing bergerak di bidang perkebunan [[kelapa sawit]], [[kontraktor penambangan]], pertambangan batu bara, dan infrastruktur penambangan batu bara.
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).
 
Pada tahun 2017, pemerintah menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke [[Indonesia Asahan Aluminium]] sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang industri pertambangan. Pada tahun 2018, perusahaan ini menyepakati pembiayaan pembangunan PLTU Sumsel-8 dengan [[China Export Import Bank]]. Pada tahun 2019, Tambang Ombilin milik perusahaan ini ditetapkan sebagai [[Warisan Budaya Dunia]] oleh [[UNESCO]].<ref name="annual"/><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.ptba.co.id/tentang/profil-perusahaan#sejarah-perusahaan|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Bukit Asam Tbk|language=id|access-date=27 Februari 2023}}</ref>
Pada [[1981]], PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batu bara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.
 
== Anak usaha ==
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batu bara.
Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki 9 anak usaha, yakni:
 
{{div col}}
Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”.
# PT [[Bukit Asam Prima]]
# PT [[Internasional Prima Coal]]
# PT [[Bukit Asam Metana Ombilin]]
# PT [[Bukit Energi Metana]]
# PT [[Bukit Asam Banko]]
# PT [[Bukit Multi Investama]]
# PT [[Bukit Energi Investama]]
# PT [[Batubara Bukit Kendi]]
# PT [[Bukit Asam Metana Enim]]
{{div col end}}
 
== Unit Bisnis ==