Baptisterium: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
Bejana baptis di dalam baptisterium Lateran berupa sebuah kolam dengan mata air alami. Tatkala tempat itu masih didiami oleh keluarga Lateranus, sebelum dihadiahkan oleh [[Konstantinus I|Kaisar Konstantinus]] kepada Uskup Miltiades, mata air tersebut merupakan sumber air bersih bagi sekian banyak penghuni ''domus'' itu. Mudah dipahami jika di saat kebutuhan akan baptisterium Kristiani meningkat, mata-mata air keramat milik para penyembah berhala menarik minat untuk dialihfungsikan menjadi baptisterium. [[Cassiodorus]], dalam sepucuk surat yang ditulisnya pada 527 Masehi, mendeskripsikan sebuah pekan raya yang digelar di sebuah bekas tempat ibadah penyembah berhala di [[Leucothea]], di tempat yang secara budaya masih merupakan kawasan Yunani di Italia selatan, yang telah dikristenkan dengan cara mengubahnya menjadi sebuah baptisterium (''Variae'' 8.33). Dalam sebuah [http://www.geocities.com/Athens/Aegean/9891/otherlinks.html makalah] yang dibacakan pada 1999, Samuel J. Barnish memaparkan contoh-contoh transisi mata-mata air keramat menjadi baptisterium-baptisterium yang dilakukan di masa [[Gregorius dari Tours]] (wafat sekitar 594) dan [[Maximus dari Turin|Maximus, Uskup Turin]] (wafat sekitar 466).
 
Baptisterium berasal dari suatu masa dalam sejarah Gereja, ketika ada banyak katekumen dewasa yang dibaptis, dan baptis-selam masih menjadi suatu keharusan. Hanya sedikit atau tidak ada jejak keberadaan baptisterium sebelum [[Konstantin I (emperor)|Constantine]] menjadikan [[Agama Kristen|Kristianitas]] sebagai [[agama negara]], yakni sebelum abad ke-4; dan sejak abad ke-6 bejana baptis dibangun [[beranda]] gereja dan selanjutnya di dalam gereja. Sesudah abad ke-9, withketika infantjumlah baptismbaptisan increasinglybayi the rulemeningkat, hanya sedikit baptisterium yang dibangun. Beberapa baptisterium yang lebih tua berukuran sangat besar, sedemikian besarnya besarnya sehingga konsili-konsili dan sinode-sinode dapat diselenggarakan di dalamnya. Baptisterium perlu dibangun dalam ukuran yang besar karena dalam Gereja mula-mula sudah menjadi kelaziman bahwasanya uskup membaptis semua katekumen dalam [[keuskupan]]nya (dan karena itu sering kali baptisterium terhubung dengan gereja [[katedral]] bukannya dengan gereja-gereja [[paroki]], dan juga karena ritus pembaptisan diselenggarakan hanya tiga kali dalam setahun.
 
Sepanjang bulan-bulan bilamana tidak ada pembaptisan, pintu-pintu baptisterium disegel dengan [[segel]] [[uskup]]; praktek ini merupakan sebuah metode untuk mengontrol ortodoksi dari semua pembaptisan yang dilakukan di keuskupan yang bersangkutan. Beberapa baptisterium dibagi menjadi dua, masing-masing untuk tiap jenis kelamin; kadang kala gedung gereja memiliki dua baptisterium, masing-masing untuk tiap jenis kelamin. Sering tersedia sebuah [[pediangan]] dalam baptisterium, tempat orang-orang yang baru dibaptis berdiang setelah sekujur tubuhnya dibenamkan ke dalam air.