Abdul Wahid Hasyim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
Wadaihangit (bicara | kontrib)
k →‎Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama: #1Lib1RefID menambahkan pranala
Baris 50:
Pada usia 13 tahun, ia belajar pendidikan Islam di Pondok Pesantren Siwalan Panji di [[Kabupaten Sidoarjo]]. Namun, ia hanya dapat bertahan selama sebulan. Ia kemudian pindah belajar ke [[Pondok Pesantren Lirboyo]]. Di pondok pesantren ini pun, ia hanya bertahan dalam waktu yang singkat. Akhirnya, pulang untuk belajar mandiri di rumahnya sendiri. Abdul Wahid Hasyim mempelajari bahasa Arab hingga mahir. Setelahnya ia mempelajari [[alfabet Latin]] sekaligus belajar bahasa Belanda dan bahasa Inggris.<ref>{{Cite journal|last=Umiarso dan Asnawan|date=2018|title=KH. Abdul Wahid Hasyim Pembaru Pesantren: Dari Reformasi Kurikulum, Pengajaran hingga Pendidikan Islam Progresif|url=https://www.researchgate.net/publication/338767387_KH_ABDUL_WAHID_HASYIM_PEMBARU_PESANTREN_Dari_Reformasi_Kurikulum_Pengajaran_hingga_Pendidikan_Islam_Progresif/fulltext/5e2992dc299bf15216772eb0/KH-ABDUL-WAHID-HASYIM-PEMBARU-PESANTREN-Dari-Reformasi-Kurikulum-Pengajaran-hingga-Pendidikan-Islam-Progresif.pdf|journal=Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam|volume=13|issue=2|pages=393-394}}</ref>
 
Pada tahun 1932 ia belajar di Makkah bersama sepupunya, Muchammad Ilyas, ialah yang mengajari Wahid dalam belajar Bahasa Arab hingga ia fasih berbahasa Arab. Sehingga ia menguasai tiga bahasa asing, yakni Arab, Inggris, dan Belanda. <ref>{{ButuhCite web|last=Rohman|first=Baitur|date=2022-04-19|title=Mengenang KH. Abdul Wahid Hasyim, Tokoh Cerdas dari Kalangan rujukanSantri|url=https://www.kompas.tv/article/281370/mengenang-kh-abdul-wahid-hasyim-tokoh-cerdas-dari-kalangan-santri|website=KOMPAS.tv|language=id|access-date=2023-01-16}}</ref>
 
== Peran dalam pendidikan Islam di Indonesia ==
Baris 74:
 
=== Ketua Partai Masyumi ===
Pada tahun 1939, [[NU|Nahdlatul Ulama]] menjadi anggota [[MIAI]] (Majelis Islam A'la Indonesia), sebuah badan federasi partai dan ormas Islam pada zaman pendudukan Belanda. Saat pendudukan Jepang yaitu tepatnya pada tanggal 24 Oktober 1943 ia ditunjuk menjadi Ketua [[Partai Masyumi|Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia]] (Masyumi) menggantikan MIAI. Selaku pemimpin Masyumi ia merintis pembentukan ''Barisan Hizbullah'' yang membantu perjuangan umat Islam mewujudkan kemerdekaan. <ref>{{ButuhCite web|last=Indonesia|first=Tokoh|title=Menteri Agama Tiga Kabinet {{!}} TOKOH INDONESIA {{!}} TokohIndonesia.com {{!}} rujukanTokoh.id|url=https://tokoh.id/biografi/1-ensiklopedi/menteri-agama-tiga-kabinet/|language=en-US|access-date=2023-01-16}}</ref>
 
=== Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ===
Pada [[Muktamar Nahdlatul Ulama]] ke-19 di [[Palembang]] pada tahun 1951, Wahid Hasyim terpilih sebagai [[Daftar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama|Ketua Umum]] [[Nahdlatul Ulama|Pengurus Besar Nahdlatul Ulama]] dengan Rais 'Aam [[Abdul Wahab Hasbullah|KH. A. Wahhab]] [[Abdul Wahab Hasbullah|Hasbullah]]. <ref>{{ButuhCite web|last=Zamani|first=Nazhatuz|date=2014-04-10|title=Pengasuh Tebuireng Periode Kedua KH. Abdul Wahid Hasyim (1947 – 1950) Bagian 2|url=https://tebuireng.online/pengasuh-tebuireng-periode-kedua-kh-abdul-wahid-hasyim-1947-1950-bagian-2/|website=Tebuireng rujukanOnline|language=id|access-date=2023-01-16}}</ref>
 
== Karya ==
Baris 93:
 
== Wafat ==
Wahid Hasyim wafat akibat kecelakaan mobil di jalan yang menghubungkan [[Kota Cimahi]] dan [[Kota Bandung]]. Ia wafat pada tanggal 19 April 1953 di usia 39 tahun. Saat itu, ia sedang dalam perjalanan untuk mengahadiri rapat Nahdlatul Ulama di [[Kabupaten Sumedang]].<ref>{{Cite journal|last=Ridhwan, D. S., dan Dewita, N.|date=2020|title=Pendidikan Nahdlatul Ulama untuk Peradaban Dunia: Respon K.H. Abdul Wahid Hasyim|url=https://www.researchgate.net/publication/343637358_PENDIDIKAN_NAHDLATUL_ULAMA_UNTUK_PERADABAN_DUNIA_RESPON_KH_ABDUL_WAHID_HASYIM/fulltext/60f932012bf3553b2902f1ae/PENDIDIKAN-NAHDLATUL-ULAMA-UNTUK-PERADABAN-DUNIA-RESPON-KH-ABDUL-WAHID-HASYIM.pdf|journal=Istighna|volume=3|issue=2|pages=220|issn=2655-8459}}</ref> Kecelakaan terjadi karena mobil terselip akibat jalanan licin yang disebabkan oleh [[hujan]] deras. <ref>{{ButuhCite web|last=Bahrullah|first=|date=2022-09-04|title=Gus Dur Saksi Sejarah Peristiwa Penyebab Wafatnya KH Abdul Wahid Hasyim, Begini ceritanya|url=https://suaraindonesia.co.id/news/artikel/6313e7ae56542/Gus-Dur-Saksi-Sejarah-Peristiwa-Penyebab-Wafatnya-KH-Abdul-Wahid-Hasyim-Begini-ceritanya|website=SUARA rujukanINDONESIA|language=id|access-date=2023-01-16}}</ref>
 
Setelah meninggalnya Wahid Hasjim, anak-anaknya diasuh oleh istrinya yang tengah hamil anak keenam. Anak keduanya, Aisyah Hamid Baidlowi ikut membantu mengurus adik-adiknya disaat ibunya bekerja. Semua anak Wahid Hasjim tumbuh menjadi orang sukses yang berperan besar dalam kemajuan negara. Anak pertamanya [[Abdurrahman Wahid]] pernah menjadi Presiden RI yang ke 4, Aisyah Hamid Baidlowi dan Lily Chadijah Wahid merupakan mantan anggota DPR, [[Salahuddin Wahid]] pada masanya pernah menjadi Wakil Ketua Komnas HAM, Umar Wahid seorang dokter dan adiknya, Hasyim Wahid juga turut masuk ke dalam dunia politik.{{Butuh rujukan}}