Projo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Azmi1995 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh AABot
Tag: Pengembalian
Kitashinsuke (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
Baris 10:
Seiring dengan berkembangnya Gereja di Indonesia maka muncullah imam-imam pribumi yang ingin mempersembahkan hidupnya untuk Gereja, ada yang mendaftarkan diri secara langsung kepada Uskup untuk menjadi pekerja milik keuskupan.
 
Itulah sebabnya mereka disebut Imam Diosis (Imam Keuskupan) Mereka juga ditugaskan dalam karya Paroki. Imam Diosis juga berkecimpung dalam karya sosial, pendidikan, kepemudaan, pembinaan rohani, penyuluh pertanian, dosen, [[wartawan]], pastor tentara, pemimpin retret, pastor pramuka, ketua yayasan pendidikan, dan lain-lain. Singkatnya bekerja dibidang-bidang yang juga merupakan tugas dan tanggungjawab Uskup.
 
== Sejarah Pendidikan Imam Projo ==
Tahun [[1936]], Mgr. [[Petrus Johannes Willekens]], [[Vikariat apostolik|Vikaris Apostolik]] Batavia ([[Keuskupan Agung Jakarta|Jakarta]]), berpendapat bila Gereja mau berakar kuat di Indonesia, perlulah dibentuk pasukan imam-imam asli (pribumi).
 
Tanggal [[15 Agustus]] [[1936]] dibuka [[Seminari]] Tinggi Projo Indonesia pertama di [[Muntilan]]. Dalam perkembangannya Seminari ini berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Baru sepuluh tahun kemudian mempunyai rumah yang tetap, yakni dipinggir Kali Code. Dalam waktu 15 tahun rumah tersebut tidak mampu menampung penghuni yang semakin banyak. Sejak tahun [[1968]], Seminari Agung Santo Paulus, [[Keuskupan Agung Semarang]] menempati gedung baru di Kentungan, 6 km di utara [[Yogyakarta]]. Di sinilah para calon imam baik dari pulau Jawa maupun luar Jawa mengembangkan dirinya untuk menjadi seorang imam.
 
Tahun [[1977]], atas prakarsa Uskup [[Surabaya]], [[Malang]] dan [[Denpasar]], didirikan Seminari Tinggi Projo "Giovanni" di Malang.