Sutoyo Siswomiharjo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Provinsi belum ada pada saat itu
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 25:
[[Mayor Jenderal]] [[TNI]] ([[Anumerta]]) '''Sutoyo Siswomiharjo''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Kebumen|Kebumen]], [[Jawa Tengah]]|28|8|1922|[[Lubang Buaya]], [[Jakarta]]|1|10|1965}}) adalah seorang perwira tinggi [[TNI-AD]] yang diculik dan kemudian dibunuh dalam peristiwa [[Gerakan 30 September]] di [[Indonesia]].
 
== KehidupanRiwayat awalHidup ==
 
=== Kehidupan awal ===
Sutoyo lahir di [[Kebumen]], [[Keresidenan Kedu]]. Ia menyelesaikan sekolahnya sebelum invasi Jepang pada tahun 1942, dan selama masa [[Pendudukan Jepang di Indonesia|pendudukan Jepang]], ia belajar tentang penyelenggaraan pemerintahan di [[Jakarta]].<ref name="SUDARMANTO">Sudarmanto (1996)</ref> Dia kemudian bekerja sebagai pegawai pemerintah di [[Purworejo]], namun mengundurkan diri pada tahun 1944.<ref name="MUTIARA">Mutiara Sumber Widya (publisher)(1999)</ref>
 
=== Karier militer ===
Setelah [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1945, Sutoyo bergabung ke dalam bagian Polisi [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR), cikal bakal [[Tentara Nasional Indonesia]]. Hal ini kemudian menjadi [[Pusat Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia|Polisi Militer Indonesia]]. Pada Juni 1946, ia diangkat menjadi ajudan Kolonel [[Gatot Soebroto]], komandan Polisi Militer. Ia terus mengalami kenaikan pangkat di dalam Polisi Militer, dan pada tahun 1954 ia menjadi kepala staf di Markas Besar Polisi Militer. Dia memegang posisi ini selama dua tahun sebelum diangkat menjadi asisten [[atase militer]] di kedutaan besar Indonesia di [[London]]. Setelah pelatihan di [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat]] di [[Bandung]] dari tahun 1959 hingga 1960, ia diangkat menjadi Inspektur Kehakiman Angkatan Darat, kemudian karena pengalaman hukumnya, pada tahun 1961 ia menjadi inspektur kehakiman/jaksa militer utama.<ref name="SUDARMANTO"/><ref name="MUTIARA"/><ref name="BACHTIAR">Bachtiar (1988)</ref>
 
=== Kematian ===
Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, anggota [[Gerakan 30 September]] yang dipimpin oleh Sersan Mayor Surono masuk ke dalam rumah Sutoyo di Jalan Sumenep, [[Menteng, Jakarta Pusat|Menteng]], [[Jakarta Pusat]]. Mereka masuk melalui garasi di samping rumah. Mereka memaksa pembantu untuk menyerahkan kunci, masuk ke rumah itu dan mengatakan bahwa Sutoyo telah dipanggil oleh Presiden [[Soekarno]]. Mereka kemudian membawanya ke markas mereka di [[Lubang Buaya]].<ref name="SEKNEG94">Sekretariat Negara Republik Indonesia (1994)</ref><ref name="ANDERSON_MCVEY">Anderson & McVey (1971)</ref> Di sana, dia dibunuh dan tubuhnya dilemparkan ke dalam sumur yang tak terpakai. Seperti rekan-rekan lainnya yang dibunuh, mayatnya ditemukan pada 4 Oktober dan dia dimakamkan pada hari berikutnya. Dia secara [[anumerta]] dipromosikan menjadi Mayor Jenderal dan menjadi [[Pahlawan Revolusi]].<ref name="SEKNEG_2">Sekretariat Negara Republik Indonesia (1975)</ref>
 
Baris 93 ⟶ 95:
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa TengahTNI]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Kebumen]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Kebumen]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]