Aksara Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 265:
Pada masa sekarang tanda baca aksara Sunda menggunakan tanda baca Latin. Contohnya: koma, titik, titik koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, tanda kutip, tanda kurung, tanda kurung siku, dsb. Walau begitu, dulunya aksara Sunda kuno memiliki tanda bacanya sendiri. ''Bindu surya'' 〈{{Sund|᳀}}〉 yang menggambarkan matahari digunakan pada 〈{{Sund|᳆᳀᳆}}〉, untuk menandakan naskah tersebut bernilai religius. ''Bindu panglong'' 〈{{Sund|᳁}}〉 yang menggambarkan bulan separuh digunakan pada 〈{{Sund|᳆᳁}}〉 dengan maksud yang sama. Tanda baca lain yang digunakan untuk menandai naskah liturgi adalah 〈{{Sund|᳇᳇}}〉. ''Bindu purnama'' 〈{{Sund|᳂}}〉 yang menggambarkan bulan purnama digunakan pada 〈{{Sund|᳅᳂᳅}}〉untuk menandai naskah sejarah. ''Bindu surya'' kadang digunakan sebagai pengganti titik; dalam beberapa kasus, ''bindu purnama'' digunakan sebagai pengganti koma. Ketika ''bindu surya'' tidak digunakan sebagai tanda titik, ''bindu cakra'' 〈{{Sund|᳃}}〉 yang menggambarkan roda digunakan bersamaan dengan ''bindu purnama'' sebagai tanda koma.
 
Tanda baca lainnya antara lain 〈{{Sund|᳆}}〉, 〈{{Sund|᳅}}〉, dan 〈{{Sund|᳇}}〉 (''da satanga, ka satanga,'' dan ''ba satanga''). Untuk ini dapat ditambahkan ''leu satanga'' {{Sund|᳄}}〉, yang artinya tidak jelas. Demikian juga, itu berasal sebagai suku kata "dihiasi" ''leu'' {{Sund|ᮼ}}〉, yang kuno.<ref>EVERSON, Michael. Proposal for encoding additional Sundanese characters for Old Sundanese in the UCS. Available at [http://std.dkuug.dk/jtc1/sc2/wg2/docs/n3666.pdf here]. September 5th, 2009.</ref>
 
=== Penggunaan ''pasangan'' ===