Suku Asmat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fixed typo Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS |
→Bencana Yang Di Waspadai: Tidak ada referensi Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
Baris 101:
Kadang kala laki-laki Asmat mengukir, jika mereka ingin tau atau jika hendak menyelenggarakan pesta. Ketika laki-laki mengukir, maka tugas perempuan akan semakin bertambah. Perempuan harus terus menyediakan sagu bakar dan makanan lain yang diinginkan suami mereka agar dapat terus bertenaga untuk mengukir. Semakin lama laki-laki mengukir, semakin banyak pula makanan yang harus mereka sediakan. Hal itu berarti akan semakin lelah perempuan Asmat, karena harus memangur, meramah, dan mengolah sagu, dan bahkan menjaring ikan, lebih tragisnya lagi, jika ukiran itu dijual, maka uangnya hanya untuk suami yang membuatnya, perempuan Asmat tidak menerima imbalan apapun untuk jerih payahnya menyediakan makanan. Padahal tanpa makanan itu,satu ukiranpun tidak akan selesai dibuat. (Dewi Linggasari, 2004, Yang Perkasa Yang Tertindas. Potret Hidup Perempuan Asmat. Yogyakarta: Bigraf Publishing, bekerjasama dengan Yayasan Adhikarya IKAPI dan The Fourt Foundation. Hal. 22).
== Mitologi ==
|