Burhanuddin Ulakan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 92:
|negara_makam =
}}
'''Burhanuddin Ulakan Pariaman''' atau dikenal dengan sebutan '''Syekh Burhanuddin Ulakan''' (lahir tahun [[1646]] di [[Sintuk, Sintuk Toboh Gadang, Padang Pariaman|Sintuk]], [[Sintuk Toboh Gadang, Padang Pariaman|Sintuk Toboh Gadang]], [[Kabupaten Padang Pariaman]] - meninggal [[20 Juni]] [[1704]] pada umur 58 tahun) adalah ulama yang berpengaruh di daerah [[Minangkabau]].<ref name="Ensiklopedi">{{cite book|author=H.M. Bibit Suprapto|title=Ensiklopedi Ulama Nusantara|publisher=Gelegar Media Indonesia|year=2009|id=ISBN 979-980-6611-14-5}} Halaman 286-289.</ref><ref name="relasi">[http://www.relasidata.com/2845/94/43/burhanuddin-ulakan-kematian-1704.htm www.relasidata.com: Burhanuddin Ulakan, Kematian 1704] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160310130756/http://www.relasidata.com/2845/94/43/burhanuddin-ulakan-kematian-1704.htm |date=2016-03-10 }}. Diakses 29 April 2014</ref
Meski banyak indikasi yang menunjukan bahwa Syekh Burhanuddin bukan ulama yang pertama yang memperkenalkan Islam di [[Minangkabau]], tetapi ia nampaknya merupakan ulama penting pertama yang mendirikan [[surau]] sebagai pusat keagamaan.<ref>{{Cite book|last=Sefriyono|date=2018-08-29|url=https://books.google.co.id/books?id=2p5nEAAAQBAJ&pg=PA109&dq=surau+syekh+burhanuddin+%221680%22&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjIgJfB7p73AhUsRmwGHUdhCuQQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=surau%20syekh%20burhanuddin%20%221680%22&f=false|title=Kearifan Lokal Bagi Pencegahan Radikalisme di Luhak dan Rantau Minangkabau|publisher=Sakata Cendekia|isbn=978-602-5809-02-6|language=id}}</ref>
Baris 104:
== Mendirikan pesantren dan mengembangkan tarekat Shatariyah ==
[[Berkas:Surau Gadang Syekh Burhanuddin 2020 01.jpg|jmpl|Surau Gadang Syekh Burhanuddin]]
Setelah beberapa tahun menuntut ilmu di Aceh, Syeikh Burhanuddin kembali ke tempat asalnya, Minangkabau, untuk menyebarkan ajaran Islam di sana.<ref name="karomah"/> Pada tahun 1680, ia kembali ke Ulakan dan mendirikan surau di Tanjung Medan yang terletak di kompleks seluas sekitar lima hektare.<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="karomah"/> Di sana, ia menyebarkan ajaran Islam sekaligus mengembangkan Tarekat Sathariyah.<ref name="karomah"/> Di surau inilah beberapa aktivitas keagamaan dan sosial dilakukan, seperti [[Salat lima waktu|shalat lima waktu]], belajar ilmu agama, musyawarah, berdakwah, termasuk berkesenian dan mempelajari ilmu [[bela diri]].<ref name="puslitbang">[http://lektur.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=59&Itemid=93 www.lektur.kemenag.go.id: Penelitian Rumah Ibadah Bersejarah: Surau Gadang Syekh Burhanuddin Ulakan Padang Pariaman Sumate]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Diakses 29 April 2014</ref> Surau ini kemudian berkembang pesat dan menjadi sebuah [[Pondok Pesantren]].<ref name="Ensiklopedi"/> Syeikh Burhanuddin memperoleh penghormatan yang luar biasa oleh masyarakat, sehingga ajaran yang ia bawa mudah diterima di sana.<ref name="karomah"/> Selain itu, mulai banyak murid dan [[santri]] yang berdatangan untuk berguru kepadanya, baik dari wilayah Minangkabau sendiri, [[Riau]], [[Jambi]], [[Malaka]], maupun dari daerah-daerah lain.<ref name="Ensiklopedi"/>
Melalui pesantren asuhannya, Syeikh Burhanuddin mengajarkan berbagai disiplin ilmu keislaman kepada para santrinya, seperti ilmu tafsir, hadis, fikih, akidah, dan lain-lain.<ref name="Ensiklopedi"/> Selain itu, ia juga
== Kematian ==
{{Lihat pula|Makam Syekh Burhanuddin|Basapa}}
Syeikh Burhanuddin memimpin pesantren tidak begitu lama, setelah sepuluh tahun memimpin ia meninggal.<ref name="Ensiklopedi"/> Kemudian, pesantren tersebut dilanjutkan di bawah kepemimpinan
Atas jasa dan perjuangan Syeikh Burhanuddin menyebarkan Islam di Sumatra Barat, hingga saat ini makam Syeikh Burhanuddin mendapat perhatian besar dari para peziarah, terutama oleh para jama'ah Tarekat Shatariyah.<ref name="karomah"/><ref name="nu">[http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,11360-lang,id-c,warta-t,Gus+Dur+++8220+Basapa++8221++di+Makam+Syeikh+Burhanuddin+Ulakan-.phpx www.nu.or.id: Gus Dur “Basapa” di Makam Syeikh Burhanuddin Ulakan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140429203327/http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,11360-lang,id-c,warta-t,Gus+Dur+++8220+Basapa++8221++di+Makam+Syeikh+Burhanuddin+Ulakan-.phpx |date=2014-04-29 }}. Diakses 29 April 2014</ref> Menurut tradisi setempat, ziarah tersebut disebut Basapa atau "bersafar serempak bersama puluhan ribu orang", karena dilakukan setiap hari Rabu, tanggal 10 [[Safar|Shafar]].<ref name="karomah"/><ref name="nu"/>
== Referensi ==
|