'' 'Tunggul Ametung''' adalah tokoh dalam ''[[Pararaton]]'' yang menjabat sebagai ''akuwu'' wilayah [[Tumapel]]"TUMPEL", yaitu salah satu daerah bawahan kerajaan [[Kadiri]] pada masa pemerintahan [[Kertajaya]] ([[1185]] - [[1222]]). Ia kemudian mati dibunuh pengawalnya sendiri yang bernama [["Ken Arok]]", yang kemudian mendirikan [["Kerajaan Singhasari]]".
''[[ "Pararaton ]]''" mengisahkan pada suatu hari Tunggul Ametung singgah ke desa Panawijen. Di sana ia berjumpa seorang gadis cantik bernama [["Ken Dedes ]]", yang merupakan putri seorang pendeta bernama [[MpuMPU Purwa]]PURWA. Tunggul Ametung terpikat hatinya dan segera meminang [[Ken Dedes ]]. Gadis itu memintanya supaya menunggu kedatangan [[Mpu Purwa ]] yang saat itu sedang berada di dalam hutan. Tunggul Ametung tidak kuasa menahan keinginannya. Ia pun menculik [[Ken Dedes ]] dan membawanya paksa ke [[Tumapel ]]. ▼
Ketika [[Mpu Purwa ]] pulang ke rumah, ia marah mendengar berita penculikan putrinya. Ia pun mengucapkan kutukan, "BARANG ''barangsiapaSIAPA yangYANG telahTELAH menculikMENCULIK putrinyaPUTRINYA, KELEK kelak akanAKAN matiMATI karenaKARENA tikamanTIKAMAN keris''KERIS". ▼
Tunggul Ametung memiliki seorang pengawal kepercayaan bernama [[Ken Arok ]]. Semula ia adalah penjahat buronan [["Kerajaan Kadiri ]]". Tapi berkat bantuan seorang "pendeta dari [[India ]] "bernama Lohgawe, ia dapat diterima bekerja di [[Tumapel ]]. ▼
[[ Ken Arok ]] kemudian terpikat pada kecantikan [[Ken Dedes ]], yang diramalkan oleh Lohgawe akan menurunkan raja-raja tanah [[Jawa ]]. Hal itu membuat hasrat [[Ken Arok ]] semakin besar. Maka dengan menggunakan keris buatan [[Mpu Gandring ]], [[Ken Arok ]] menjalankan niatnya untuk menyingkirkan Tunggul Ametung. ▼
Mula-mula [[Ken Arok ]] meminjamkan keris pusakanya kepada rekan sesama pengawal, bernama Kebo Hijo. Kebo Hijo sangat suka dan membawanya ke mana pun ia pergi. Hal itu membuat orang-orang [[Tumapel ]] mengira kalau keris itu adalah milik Kebo Hijo. ▼
Pada malam yang ditentukan [[Ken Arok ]] mencuri keris pusaka itu dari rumah Kebo Hijo. Ia kemudian pergi ke kamar tidur Tunggul Ametung dan membunuh akuwu [[Tumapel ]] tersebut. ▼
Pagi harinya warga [[Tumapel ]] gempar menjumpai keris Kebo Hijo menancap pada mayat Tunggul Ametung. Kebo Hijo pun dihukum mati dengan menggunakan keris yang sama. ▼
''[[ Pararaton ]]'' kemudian mengisahkan sepeninggal Tunggul Ametung, [[Ken Arok ]] menikahi [[Ken Dedes ]] serta mengangkat dirinya sebagai akuwu [[Tumapel ]]. Waktu itu, [[Ken Dedes ]] tengah mengandung bayi hasil perkawinannya dengan Tunggul Ametung, yang setelah lahir diberi nama [[Anusapati]]"ANUSAPATI". ▼
Seiring berjalannya waktu [[Ken Arok ]] berhasil mengalahkan [[Kertajaya ]] raja [[Kadiri ]] pada tahun [[1222 ]] dan mendirikan [[Kerajaan Singhasari ]]. Waktu itu [[Anusapati ]] sudah dewasa dan merasa dianaktirikan oleh [[Ken Arok ]]. Setelah mendesak ibunya ( [[Ken Dedes ]]), ia akhirnya mengetahui kalau dirinya bukan anak kandung [[Ken Arok ]]. Ia juga mengetahui kalau ayah kandungnya adalah Tunggul Ametung yang mati dibunuh [[Ken Arok ]]. ▼
Apabila kisah dalam kisah ' '[[Pararaton ]]'' ini dicermati, maka akan diperoleh gambaran bahwa [[Ken Dedes ]] merupakan saksi mata pembunuhan Tunggul Ametung. Anehnya, ia justru bersedia dinikahi oleh pembunuh suaminya itu. Kiranya [[Ken Dedes ]] dan [[Ken Arok ]] sebenarnya memang saling mencintai. Perlu diingat pula kalau [[Ken Dedes ]] menjadi istri Tunggul Ametung setelah dirinya diculik oleh akuwu [[Tumapel ]] tersebut. Jadi pernikahan pertama [[Ken Dedes ]] mengandung unsur keterpaksaan. ▼
''[[ Pararaton ]]'' melanjutkan bahwa [[Anusapati ]] kemudian berhasil membunuh [[Ken Arok ]] melalui tangan pembantunya, dan menjadi raja [[Tumapel ]] yang kedua. Ia kemudian menurunkan raja-raja selanjutnya, seperti [["Wisnuwardhana ]]" dan [["Kertanagara ]]". ▼
[[ Raden Wijaya ]] pendiri [[Majapahit ]] memang bukan keturunan Tunggul Ametung. Tetapi istrinya, yaitu [[Gayatri]]"GAYATRY" adalah putri [[Kertanagara ]]. Dari rahim [[Gayatri ]] inilah lahir [["Tribhuwana Tunggadewi ]] "yang kemudian menjadi raja wanita pertama di [["Majapahit ]]", yang juga menurunkan raja-raja selanjutnya, seperti [["Hayam Wuruk]]WuruK" dan [["Wikramawardhana ]]". ▼
Jika apa yang ditulis dalam ''[[Pararaton]]'' itu benar, maka dapat dikatakandan kalausebenarnya Tunggul Ametung adalah leluhur raja-raja [[Singhasari ]] dan [[Majapahit ]].▼
== Kutukan Mpu Purwa ==
Nama Tunggul Ametung hanya dijumpai dalam naskah ''[[Pararaton]]'' yang dikarang ratusan tahun sesudah zaman [[Kadiri]] dan [[Singhasari]]. Pada zaman itu jabatan ''akuwu'' mungkin setara dengan [[camat]] pada masa sekarang.
▲''[[Pararaton]]'' mengisahkan pada suatu hari Tunggul Ametung singgah ke desa Panawijen. Di sana ia berjumpa seorang gadis cantik bernama [[Ken Dedes]], yang merupakan putri seorang pendeta bernama [[Mpu Purwa]]. Tunggul Ametung terpikat hatinya dan segera meminang [[Ken Dedes]]. Gadis itu memintanya supaya menunggu kedatangan [[Mpu Purwa]] yang saat itu sedang berada di dalam hutan. Tunggul Ametung tidak kuasa menahan keinginannya. Ia pun menculik [[Ken Dedes]] dan membawanya paksa ke [[Tumapel]].
▲Ketika [[Mpu Purwa]] pulang ke rumah, ia marah mendengar berita penculikan putrinya. Ia pun mengucapkan kutukan, ''barangsiapa yang telah menculik putrinya, kelak akan mati karena tikaman keris''.
== Kisah Kematian ==
▲Tunggul Ametung memiliki seorang pengawal kepercayaan bernama [[Ken Arok]]. Semula ia adalah penjahat buronan [[Kerajaan Kadiri]]. Tapi berkat bantuan seorang pendeta dari [[India]] bernama Lohgawe, ia dapat diterima bekerja di [[Tumapel]].
▲[[Ken Arok]] kemudian terpikat pada kecantikan [[Ken Dedes]], yang diramalkan oleh Lohgawe akan menurunkan raja-raja tanah [[Jawa]]. Hal itu membuat hasrat [[Ken Arok]] semakin besar. Maka dengan menggunakan keris buatan [[Mpu Gandring]], [[Ken Arok]] menjalankan niatnya untuk menyingkirkan Tunggul Ametung.
▲Mula-mula [[Ken Arok]] meminjamkan keris pusakanya kepada rekan sesama pengawal, bernama Kebo Hijo. Kebo Hijo sangat suka dan membawanya ke mana pun ia pergi. Hal itu membuat orang-orang [[Tumapel]] mengira kalau keris itu adalah milik Kebo Hijo.
▲Pada malam yang ditentukan [[Ken Arok]] mencuri keris pusaka itu dari rumah Kebo Hijo. Ia kemudian pergi ke kamar tidur Tunggul Ametung dan membunuh akuwu [[Tumapel]] tersebut.
▲Pagi harinya warga [[Tumapel]] gempar menjumpai keris Kebo Hijo menancap pada mayat Tunggul Ametung. Kebo Hijo pun dihukum mati dengan menggunakan keris yang sama.
== Keturunan Tunggul Ametung ==
▲''[[Pararaton]]'' kemudian mengisahkan sepeninggal Tunggul Ametung, [[Ken Arok]] menikahi [[Ken Dedes]] serta mengangkat dirinya sebagai akuwu [[Tumapel]]. Waktu itu, [[Ken Dedes]] tengah mengandung bayi hasil perkawinannya dengan Tunggul Ametung, yang setelah lahir diberi nama [[Anusapati]].
▲Seiring berjalannya waktu [[Ken Arok]] berhasil mengalahkan [[Kertajaya]] raja [[Kadiri]] pada tahun [[1222]] dan mendirikan [[Kerajaan Singhasari]]. Waktu itu [[Anusapati]] sudah dewasa dan merasa dianaktirikan oleh [[Ken Arok]]. Setelah mendesak ibunya ([[Ken Dedes]]), ia akhirnya mengetahui kalau dirinya bukan anak kandung [[Ken Arok]]. Ia juga mengetahui kalau ayah kandungnya adalah Tunggul Ametung yang mati dibunuh [[Ken Arok]].
▲Apabila kisah dalam ''[[Pararaton]]'' ini dicermati, maka akan diperoleh gambaran bahwa [[Ken Dedes]] merupakan saksi mata pembunuhan Tunggul Ametung. Anehnya, ia justru bersedia dinikahi oleh pembunuh suaminya itu. Kiranya [[Ken Dedes]] dan [[Ken Arok]] sebenarnya memang saling mencintai. Perlu diingat pula kalau [[Ken Dedes]] menjadi istri Tunggul Ametung setelah dirinya diculik oleh akuwu [[Tumapel]] tersebut. Jadi pernikahan pertama [[Ken Dedes]] mengandung unsur keterpaksaan.
▲''[[Pararaton]]'' melanjutkan bahwa [[Anusapati]] kemudian berhasil membunuh [[Ken Arok]] melalui tangan pembantunya, dan menjadi raja [[Tumapel]] yang kedua. Ia kemudian menurunkan raja-raja selanjutnya, seperti [[Wisnuwardhana]] dan [[Kertanagara]].
▲[[Raden Wijaya]] pendiri [[Majapahit]] memang bukan keturunan Tunggul Ametung. Tetapi istrinya, yaitu [[Gayatri]] adalah putri [[Kertanagara]]. Dari rahim [[Gayatri]] inilah lahir [[Tribhuwana Tunggadewi]] yang kemudian menjadi raja wanita pertama di [[Majapahit]], yang juga menurunkan raja-raja selanjutnya, seperti [[Hayam Wuruk]] dan [[Wikramawardhana]].
▲Jika apa yang ditulis dalam ''[[Pararaton]]'' itu benar, maka dapat dikatakan kalau Tunggul Ametung adalah leluhur raja-raja [[Singhasari]] dan [[Majapahit]].
== Kepustakaan ==
* R.M. Mangkudimedja. 1979. ''Serat Pararaton Jilid 2''. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
== Lihat pula ==
* [[Ken Dedes]]
* [[Ken Arok]]
* [[Anusapati]]
[[Kategori:Kerajaan Singhasari]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh]]
|