Mahisa Campaka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibuku (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ibuku (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 6:
Menurut ''[[Pararaton]]'', Mahisa Campaka adalah putra dari [[Mahisa Wonga Teleng]] putra [[Ken Arok]] pendiri [[Kerajaan Tumapel]] (atau lebih terkenal [[Singhasari]]). Namanya muncul pertama kali dalam kisah pelantikan [[Tohjaya]] sebagai raja [[Tumapel]] menggantikan [[Anusapati]] tahun [[1249]].
 
== Narasinghamurti dan Wisnuwardhana ==
Akibat hasutan dari pembantunya yang bernama Pranaraja, [[Tohjaya]] berniat membunuh Mahisa Campaka dan sepupunya, [[Ranggawuni]] (putra [[Anusapati]]) karena keduanya dianggap berbahaya terhadap kelangsungan takhta. Usaha pembunuhan itu gagal. Mahisa Campaka dan [[Ranggawuni]] justru mendapat dukungan kuat dari tentara [[Tumapel]] dan berbalik menggulingkan [[Tohjaya]] tahun [[1250]].
 
Setelah [[Tohjaya]] tewas, [[Ranggawuni]] menjadi raja [[Tumapel]] bergelar [[Wisnuwardhana]], sedangkan Mahisa Campaka menjabat ''Ratu Angabhaya'' bergelar Bhatara Narasinghamurti. Keduanya memerintah berdampingan. Hal itu dimaksudkan untuk menciptakan kerukunan di antara keturunan [[Ken Arok]] (dalam hal ini diwakili Narasinghamurti) dan keturunan [[Tunggul Ametung]] (yang diwakili [[Wisnuwardhana]]). Pemerintahan bersama itu dalam ''[[Pararaton]]'' diibaratkan seperti dua ular dalam satu liang.
 
== Keturunan ==
Menurut ''[[Pararaton]]'' Narasinghamurti memiliki putra bernama [[Raden Wijaya]] yang kelak mendirikan [[Kerajaan Majapahit]]. Sementara itu, ''[[Nagarakretagama]]'' menyebut [[Raden Wijaya]] adalah putra [[Lembu Tal]] putra Narasinghamurti. Dengan kata lain, [[Raden Wijaya]] adalah cucu Narasinghamurti.