Rabindranath Tagore: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
VolkovBot (bicara | kontrib)
Winana (bicara | kontrib)
Baris 146:
Karya Tagore yang diterjemahkan kedalam [[bahasa Spanyol]] membawa pengaruh bagi figur-figur [[sastra Spanyol]], termasuk diantaranya [[Chileans Pablo Neruda]] dan [[Gabriela Mistral]], sastrawan [[Meksiko]], Octavio Paz dan sastrawan berkebangsaan Spanyol [[José Ortega y Gasset]], Zenobia Camprubí dan [[Juan Ramón Jiménez]]. Antara tahun 1914 dan 1922, pasangan suami istri Jiménez-Camprubí menterjemahkan tidak kurang dari duapuluh dua buah karya Tagore dari bahasa Inggris ke bahasa Spanyol.
 
[[Berkas:Jalan_Rabindranath_Tagore_in_Surakarta-detail.JPG|thumb|left|Nama jalan di [[Surakarta]] diambil dari nama sang maestro]]Pengaruh Tagore, tidak hanya berkisar di Eropa dan Amerika, di Indonesia pun Tagore dikenal dan di kota [[Surakarta]], salah satu ruas jalan diberi nama sang maestro. Pengaruh-pengaruh Tagore dalam dunia pendidikan, banyak diadopsi oleh para pejuang kemanusiaan, termasuk salah satunya adalah [[Ki Hajar Dewantara]], Bapak Pendidikan Indonesia. Shantiniketan menjadi sumber inspirasi beliau dalam mendirikan [[Taman Siswa]] di [[Yogyakarta]]<ref name=tamansiswa>[http://www.indoindians.com/tagore.htm Rabindranath Tagore by : Mehru Jaffer ]</ref>. Selain itu, beranjak dari karya besarnya pula, taman pendidikan Shantiniketan dijadikan sebagai salah satu acuan dalam sistem pelaksanaan pendidikan di [[Pondok Gontor]] selain [[Universitas Al -Azhar]] di [[Kairo]], [[Mesir]], Pondok Syanggit di Afrika Utara, [[Universitas AligharAligarh]] di India.<ref name=gontor>[http://www.angelfire.com/oh/gontor/gontor.html Laporan wartawan Kompas, Anwar Hudijono]</ref>
 
Tagore meninggalkan warisan yang teramat besar pada dunia, tidak hanya dengan karya-karya sastra, seni dan budaya, namun pemikiran, filsafat dan kehidupannya terus berkembang dan menjadi sumber inspirasi bagi dunia dan umat manusia.