Sunan Bonang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Axl7Rose (bicara | kontrib)
Perbaikan info
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Raden Salman (bicara | kontrib)
k Perbaikan Data & Tabel
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 2:
'''Sunan Bonang''' dilahirkan pada tahun [[1465]], dengan nama '''Raden Maulana Makdum Ibrahim'''. Dia adalah putra [[Sunan Ampel]] dan Nyai Ageng Manila. [[Bonang]] adalah sebuah desa di [[kabupaten]] [[Rembang]].
 
{{Infobox personroyalty
| name = Sayyid Makhdum Ibrahim <br> ( Sunan Bonang )
| pre-nominals =
| employer image =
| honorific-prefix = Kangjeng Susuhunan
| name image_size = Bonang300
| image alt =
| image size caption =
| alt succession = [[Walisongo]]
| captionmoretext = Angkatan Ke - 3 =sampai Ke - 5
| reign = {{nowrap|14....–1525}}
| native_name = السيد محدوم ابراهيم
| native_name_langreign-type = Ar
| pronunciation coronation =
| birth_name cor-type = Raden Makdum Ibrahim
| birth_date predecessor = 1465 M
| pre-nominalstype =
| birth_place = [[Berkas:Flag of the Majapahit Empire.svg|22x20px]] [[Surabaya]]
| death_date successor = 1525[[Sunan MLamongan]]
| suc-type =
| death_place = [[Berkas:Id-siak1.GIF|22x20px]] [[Lasem]], [[Kabupaten Rembang]]
| nationalityregent =
| other_names reg-type =
| years_active birth_name =
| birth_date =1465 M
| era = Awal [[Kesultanan Demak]]
| birth_place = [[Berkas:Flag of the Majapahit Empire.svg|22x20px]] [[Surabaya]]
| employer =
| organizationdeath_date = 1525 = [[Walisongo]]M
| death_place = [[Berkas:Id-siak1.GIF|22x20px]] [[Lasem]], [[Kabupaten Rembang]]
| title = Kanjeng Susuhunan Bonang
| boards burial_date =
| religion burial_place = [[Islam]]
| father spouse = [[Sunan Ampel]]
| mother spouse-type = Dewi CadrawatiIstri
| family consort = [[Azmatkhan]]no
| callsign issue =
| issue-link =
}}
| issue-pipe =
| issue-type =
| full name = Maulana Makhdum Ibrahim
| era name =
| era dates =
| regnal name =
| posthumous name=
| temple name =
| house =
| house-type =
| father = [[Sunan Ampel]]
| mother =Dewi Candrawati
| religion = Islam
| occupation =
| signature_type =
| signature =
| module =
|Title_name=Common name|family_name=}}
 
== Tempat Pemakaman ==
Sunan Bonang wafat pada tahun [[1525]] M, <!-- di [[Pulau]] [[Bawean]]-->dan saat ini makam aslinya berada di kota [[Kabupaten Tuban|Tuban]].
Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat dia meninggal, kabar wafatnya dia sampai pada seorang muridnya yang berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi dia sampai ingin membawa jenazah dia ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian dia. Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya.
 
Sunan Bonang wafat pada tahun [[1525]] M, dan saat ini makam aslinya berada di kota [[Kabupaten Tuban|Tuban]]. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat dia meninggal, kabar wafatnya dia sampai pada seorang muridnya yang berasal dari Madura.
Di kota Tuban setiap tahunnya diadakan peringatan Haul Sunan
Bonang yang dilaksanakan setiap malam Jum'at Wage di bulan Muharram (Sura).
 
Sang murid sangat mengagumi dia sampai ingin membawa jenazah dia ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian dia.
== Silsilah ==
Terdapat [[silsilah]] yang menghubungkan Sunan Bonang dan Nabi [[Muhammad]]:{{fact}}
 
Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya.
<poem>
 
Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) bin
Di kota Tuban setiap tahunnya diadakan peringatan Haul Sunan Bonang yang dilaksanakan setiap malam Jum'at Wage di bulan Muharram.
Ali Rahmatullah (Sunan Ampel) bin
[[Ibrahim As-samarqandy]] bin
[[Husain Jamaluddin Akbar]] bin
Ahmad Jalaludin Khan bin
Abdullah Khan bin
Abdul Malik Al-Muhajir (dari Nasrabad,[[India]]) bin
Alawi Ammil Faqih (dari [[Hadramaut]]) bin
[[Muhammad Sohib Mirbath]] (dari Hadramaut) bin
Ali Kholi' Qosam bin
Alawi Ats-Tsani bin
Muhammad Sohibus Saumi'ah bin
Alawi Awwal bin
Ubaidullah bin
Muhammad Syahril
Ali Zainal 'Abidin bin
[[Husain bin Ali|Hussain]] bin
[[Ali bin Abi Thalib]] (dari [[Fatimah az-Zahra]] binti [[Muhammad SAW]])
</poem>
 
== Pendidikan dan Pengembangan Keilmuan ==
Dalam hal pendidikan, Sunan Bonang belajar pengetahuan dan ilmu agama dari ayahandanya sendiri, yaitu Sunan Ampel. Ia belajar bersama santri-santri Sunan Ampel yang lain seperti Sunan Giri, Raden Patah dan Raden Kusen. Selain dari Sunan Ampel, Sunan Bonang juga menuntut ilmu kepada Syaikh Maulana Ishak, yaitu sewaktu bersama-sama Raden Paku Sunan Giri ke Malaka dalam perjalanan haji ke tanah suci. Sunan Bonang dikenal sebagai seorang penyebar Islam yang menguasai ilmu fikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan ilmu silat dengan kesaktian dan kedigdayaan menakjubkan. Bahkan, masyarakat mengenal Sunan Bonang sebagai seseorang yang sangat pandai mencari sumber air di tempat-tempat yang sulit air.
 
Selain dari Sunan Ampel, Sunan Bonang juga menuntut ilmu kepada Syaikh Maulana Ishak, yaitu sewaktu bersama-sama Raden Paku Sunan Giri ke Malaka dalam perjalanan haji ke tanah suci.
''Babad Daha-Kediri'' menggambarkan bagaimana Sunan Bonang dengan pengetahuannya yang luar biasa bisa mengubah aliran Sungai Brantas, sehingga menjadikan daerah yang enggan menerima dakwah Islam di sepanjang aliran sungai menjadi kekurangan air, bahkan sebagian yang lain mengalami banjir. Sepanjang perdebatan dengan tokoh Buto Locaya yang selalu mengecam tindakan dakwah Sunan Bonang, terlihat sekali bahwa tokoh Buto Locaya itu tidak kuasa menghadapi kesaktian yang dimiliki Sunan Bonang. Demikian juga dengan tokoh Nyai Pluncing, yang kiranya seorang bhairawi penerus ajaran ilmu hitam Calon Arang, yang dapat dikalahkan oleh Sunan Bonang.<ref>Agus Sunyoto, ''Atlas Walisongo,'' Depok: Pustaka Iman, 2016, 229.</ref>
 
Sunan Bonang dikenal sebagai seorang penyebar Islam yang menguasai ilmu fikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan ilmu silat dengan kesaktian dan kedigdayaan menakjubkan.
 
Bahkan, masyarakat mengenal Sunan Bonang sebagai seseorang yang sangat pandai mencari sumber air di tempat-tempat yang sulit air.
 
''Babad Daha-Kediri'' menggambarkan bagaimana Sunan Bonang dengan pengetahuannya yang luar biasa bisa mengubah aliran Sungai Brantas, sehingga menjadikan daerah yang enggan menerima dakwah Islam di sepanjang aliran sungai menjadi kekurangan air, bahkan sebagian yang lain mengalami banjir. Sepanjang perdebatan dengan tokoh Buto Locaya yang selalu mengecam tindakan dakwah Sunan Bonang, terlihat sekali bahwa tokoh Buto Locaya itu tidak kuasa menghadapi kesaktian yang dimiliki Sunan Bonang. Demikian juga dengan tokoh Nyai Pluncing, yang kiranya seorang bhairawi penerus ajaran ilmu hitam Calon Arang, yang dapat dikalahkan oleh Sunan Bonang.<ref>Agus Sunyoto, ''Atlas Walisongo,'' Depok: Pustaka Iman, 2016, 229.</ref>
 
Sepanjang perdebatan dengan tokoh Buto Locaya yang selalu mengecam tindakan dakwah Sunan Bonang, terlihat sekali bahwa tokoh Buto Locaya itu tidak kuasa menghadapi kesaktian yang dimiliki Sunan Bonang.
 
Demikian juga dengan tokoh Nyai Pluncing, yang kiranya seorang bhairawi penerus ajaran ilmu hitam Calon Arang, yang dapat dikalahkan oleh Sunan Bonang.<ref>Agus Sunyoto, ''Atlas Walisongo,'' Depok: Pustaka Iman, 2016, 229.</ref>
 
== Karya Sastra ==
Baris 80 ⟶ 88:
 
== Keilmuan ==
Sunan Bonang juga terkenal dalam hal ilmu kebathinannya. Ia mengembangkan ilmu (dzikir) yang berasal dari Rasullah SAW, kemudian dia kombinasi dengan kesimbangan pernapasan{{cn}} yang disebut dengan rahasia Alif Lam Mim ( ا ل م ) yang artinya hanya Allah SWT yang tahu.

Sunan Bonang juga menciptakan gerakan-gerakan fisik atau jurus yang Dia ambil dari seni bentuk huruf Hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf dimulai dari huruf Alif dan diakhiri huruf Ya'. Ia menciptakan Gerakan fisik dari nama dan simbol huruf hijayyah adalah dengan tujuan yang sangat mendalam dan penuh dengan makna, secara awam penulis artikan yaitu mengajak murid-muridnya untuk menghafal huruf-huruf hijaiyyah dan nantinya setelah mencapai tingkatnya diharuskan bisa baca dan memahami isi Al-Qur'an.

Penekanan keilmuan yang diciptakan Sunan Bonang adalah mengajak murid-muridnya untuk melakukan Sujud atau Salat dan dzikir. Hingga sekarang ilmu yang diciptakan oleh Sunan Bonang masih dilestarikan di Indonesia oleh generasinya dan diorganisasikan dengan nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam [[Silat Tauhid Indonesia]].
 
== Referensi ==