Ventrilokuisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pena Kata (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 19564412 oleh 36.72.217.67 (bicara)
Membalikkan revisi 19564471 oleh Pena Kata (bicara) promosi pribadi
Tag: Pembatalan
Baris 30:
 
=== Perkembangan di Indonesia ===
 
Seni ini masuk ke [[Indonesia]] dibawa oleh orang-orang [[Belanda]] pada saat penjajahan Belanda. Mereka kemudian mengajarkannya kepada beberapa orang Indonesia. Beberapa nama ventrilokuis yang sempat tercatat pada tahun 1950-an antara lain Prof. Waldo Waldini dan Tee Bian Ing. Sedangkan pada tahun 1960-an di antaranya adalah Bapak Marijoen V. M. (dengan bonekanya, Koko). Selain mereka bertiga, kemungkinan masih ada beberapa ventrilokuis lain yang tidak tercatat, karena hanya berkiprah di daerah tertentu saja. Bapak Marijoen pada tahun 1980-an menulis sebuah buku yang membahas seni ventrilokuisme. Ventrilokuis yang terkenal di Indonesia pada tahun 1970-an hingga 1980-an adalah [[Gatot Sunyoto]] (dengan Tongki). Beliau tampil di TVRI mengasuh acara untuk anak2
 
Dengan semakin maraknya acara [[Reality Show]] pada tahun 2000-an di televisi, maka beberapa ventrilokuis, seperti [[Jerry Suyitno|Jerry PikoGogapasha]] alias Jerry Piko, Imin Fozzy, Radit Vent dan [[Budi HaHa]], menjadi sering mengisi acara-acara di televisi. Antara lain dalam acara [[Gong Show]], [[Laptop Si Unyil]], [[Master Hipnotis]], [[Idola Cilik]], [[Indonesia Mencari Bakat]], [[Indonesia's Got Talent]], dll. Dengan demikian seni ini dapat lebih dikenal dan digemari oleh masyarakat [[Indonesia]].
 
Ada satu tokoh yang menggunakan teknik yang mirip ventrilokuisme, yaitu [[Ria Enes]] dengan boneka Susan (dikatakan mirip karena [[Ria Enes]] lebih sering terlihat bergerak bibirnya pada saat Suzan berbicara). Namun Ria mendukung perkembangan ventrilokuisme Indonesia. Beliau juga tergabung dengan grup ventrilokuis dalam jejaring sosial di Internet.
 
Seni ventrilokuisme belum berkembang pesat di [[Indonesia]]. Walau demikian ada beberapa ventrilokuis yang senantiasa berupaya untuk menggunakan kemampuannya ini.
Pada tahun 2013 Stand Up Comedian pertama Indonesia '''[[Iwel Sastra]]''' mulai menekuni ventrilokuisme. Iwel tertarik menjadi seorang ventrilokuis setelah menyaksikan penampilan Jeff Dunham yang mampu memasukan Stand Up Comedy ke dalam ventrilokuisme. Iwel memulai debutnya sebagai ventrilokuis dengan membuat pementasan yang menggabungkan Stand Up Comedy dengan ventrilokuisme pada 23 November 2013 di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki Jakarta. Iwel tampil bersama boneka bernama Lewi.
 
Untuk mempopulerkan ventrilokuisme di Indonesia dengan restu ventrilokuis senior Gatot Sunyoto, pada Februari 2013 Iwel mengajak [[Jerry Gogapasha]] atau Jerry Piko untuk mengumpulkan para ventrilokuis dalam sebuah grup percakapan. Grup percakapan ini kemudian berkembang menjadi komunitas ventrilokuis pertama di Indonesia bernama Indonesian Ventriloquist Club. Langkah Iwel ini kemudian diikuti oleh Kak Seto dan Ria Enes dengan membentuk komunitas sejenis bernama Ventindo pada tahun 2021. Komunitas yang dibangun oleh kedua tokoh anak ini lebih fokus pada ventrilokuis pendongeng dengan membidik segmen anak-anak.
 
Saat ini ventrilokuisme mulai berkembang di [[Indonesia]].
 
== Mimik Wajah dan Suara ==