Jivaka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
What a joke (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
→‎Peninggalan: Perbaikan terjemahan, belum selesai
Baris 21:
Keterangan mengenai Jivaka dapat ditemukan dalam berbagai naskah/kitab agama Budha, baik dalam naskah-naskah tradisional terdahulu yang berbahasa [[Pali]] dan [[Mulasarwastiwada|Mūlasarvāstivāda]] maupun dalam [[sutta|sutta-sutta]] dan [[awadana|Avadana]] di periode berikutnya. Meski disebutkan bahwa Jivaka terlahir sebagai seorang abdi istana, riwayat leluhurnya tidak diketahui secara pasti.
 
Dalam catatan sejarah dikatakan bahwa Jivaka dirawat dan dibesarkan dalam lingkungan istana [[Kerajaan Magadha]]. Saat beranjak dewasa, Jivaka pergi ke [[Taxila|Taksila]] untuk belajar pengobatan tradisional dari seorang guru yang terkenal. Ia kemudian menjadi murid yang menonjol di sana. Setelah belajar selama tujuh tahun, Jivaka kembali ke Rajagriha untuk membuka praktik pengobatan. Kecakapannya dalam dunia pengobatan membuatnya terkenal dan ia pun diangkat menjadi tabib keluarga Kerajaan Magadha di masa Raja Bimbisara. Jivaka juga merupakan tabib keluarga klan Shakya yang berada di wilayah Magadha, yang mana Siddhartha Gautama lahir dari klan ini. Karena kedekatannya dengan Siddhartha, di kemudian hari Jivaka termasuk pendukung utama agama Budha. Jivaka juga berperan dalam membawa Raja Ajatasatru, yang naik tahta menggantikan ayahnya Bimbisara, menjadi pengikut agama budhaBudha.
 
Naskah-naskah tradisional menceritakan bahwa Jivaka mampu melakukan prosedur pengobatan yang rumit, termasuk tindakan medis yang dapat ditafsirkan sebagai bedah otak -- meski interpretasi ini menjadi perdebatan para sejarawan. Jivaka dihormati sebagai tabib teladan dan orang suci dalam ajaran Budha di Asia sepanjang zaman oleh penganut Budha dan oleh sebagian tabib yang tidak beragama Budha. Jivaka dihormati oleh masyarakat India dan Thailand sebagai pelopor pengobatan tradisional hingga saat ini, ia berperan penting dalam semua upacara pengobatan tradisional Thailand.
 
Di luar itu, sosok Jivaka dalam legenda memiliki peran penting dalam penyebaran agama Budha meskipun beberapa legenda mengalami penyesuaian dengan tradisi lokal di mana cerita tentang Jivaka disampaikan. [[Wihara Jivakarama|Sangha Jivakarama]], yang didirikan oleh Jivaka, ditemukan pada abad ke-7 oleh seorang peziarah Tionghoa bernama [[Xuan Zang]]. Situs tersebut baru selanjutnya diekskavasi pada abad ke-19 . Saat ini, Sangha Jivakarama menjadi salah satu wihara tertua dengan reruntuhan arkeologiarkeologinya.
 
== Sumber ==
Baris 32:
Kehidupan Jivaka dikisahkan dalam banyak [[Naskah agama Budha terdahulu|tradisi tertulis Budha terdahulu]] yang [[Kitab Pali|berbahasa Pali]], Tionghoa (pada tradisi [[Dharmaguptaka]], [[Mahisasaka|Mahīśāsaka]] dan [[Sarvastivada|Sarvāstivāda]], semuanya diterjemahkan dari naskah berbahasa India pada abad ke-5 M), Tibet ([[Mulasarwastiwada|Mūlasarvāstivāda]]) dan Sanskerta.{{refn |group=note |Teks-teks dari tradisi [[Mahasamghika|Mahāsaṃghika]] tentang Jivaka terpotong-potong.{{sfn |Zysk |1998 |p=53}}}} Kisah Jivaka dapat ditemukan pada naskah [[vinaya|rahib Budha]] (dalam bahasa Pali dan {{lang-sa|Vinaya|link=no}}) yang mana stratum tertuanya berasal dari paruh pertama abad ke-4 SM. Stratum tersebut membahas antara lain peran dan aturan dalam pengobatan, berkaitan dengan kehidupan dan karya Jivaka; dapat ditemukan dalam berbagai tradisi tertulis.{{sfn |Zysk |1998 |page=52}}
 
Dalam [[Kanon Buddhis Tiongkok|naskah kanon Budha Tionghoa]], dua [[sutra]] ({{lang-sa|sūtra|link=no |italic=yes}}) yang berbeda ditemukan bukan merupakan bagian dari Vinaya: ''Sūtra Āmrapāli dan Jivaka'' (yang dikenal sebagai [[Taishō Tripiṭaka|T.]] 554) dan ''Sūtra Avadāna Āmrapāli dan Jivaka'' (T. 553).<!--186--> Dua sutta tersebut masing-masing berasal dari sebelum abad ke-5 M dan antara abad ke-7 dan ke-10 M.<!--188--> Keduanya diterjemahkan dari sumber Sanskerta atau [[Agama Buddha di Asia Tengah|Asia Tengah]].<!--187--> Secara tradisional, kedua terjemahan tersebut dianggap milik [[An Shigao]] (148{{en dash}}180 M) tetapi pandangan tersebut tampaknya merupakan upaya agar karya tersebut menjadi tampak lebih tua dan sah.<!--188--> Salguero berpendapat bahwa karya-karya tersebut mungkin berdasar pada terjemahan yang dibuat oleh [[Dharmarakṣa|Zhu Fahu]] (233{{en dash}}±308 M) serta Vinaya awal dan bahan [[Naskah Buddha pasca-kanon|apokrifa]] (naskah pascakanon) dari abad ke-5.<!--192--> Catatan tentang Jivaka pada Vinaya ditujukan untuk para biksu; catatan pada dua ''Sūtra Jivaka'','' yang ditujukan bagi awam secara luas, tampaknya merupakan versi yang lebih populer dari catatan tersebut. ''Sūtra'' T. 554 sangat mungkin membahas<!--192--> dan terkadang mengganti catatan Jivaka pada Vinaya awal dalam kitab Mahīśāsaka dan Sarvāstivāda; sebagian catatan tersebut dicantumkan sebagai bagian dari Vinaya sehingga hanya dapat ditemukan dalam ''sūtra'' tersebut.<!--190--> ''Sūtra'' T. 553 lainnya tampaknya berdasar pada T. 554 tetapi diperluas memakai bahan dari Vinaya Dharmaguptaka.<!--192-->{{sfn |Salguero |2009 |pp=186{{en dash}}8, 190, 192}}
 
Selain sumber-sumber tersebut, catatan tentang Jivaka dimuat dalam beberapa naskah [[Awadana|Avadana]]. Terdapat juga sejumlah rujukan kepadanya dalam sastra India yang tak bernuansa Budha, seperti Māṭharavṛtti (komentar terhadap [[Sutra Samkhya Pravachana|Sāṃkhyasūtra]]) dan puisi satir [[Kṣemendra]] (puisi [[bahasa Kashmiri|Kashmir]] dari abad ke-11).{{sfn |Granoff |1998 |p=288}}
 
Sejarawan Kenneth Zysk dan C. Pierce Salguero membandingkan hasil penyuntingan kritis terhadap cerita tentang Jivaka; mereka menyatakan bahwa tidak ada catatan tentang Jivaka yang merupakan naskah asli sehingga narasi asli tak dapat diketahui. Mereka pun berpendapat bahwa narasi yang berbeda-beda dibuat sehingga selaras dengan tradisi lokal.{{sfn |Salguero |2009 |p=186}}{{sfn |Zysk |1998 |p=52}} Contohnya, Salguero berpendapat bahwa ''Sūtrasūtra-Sūtrasūtra Jivaka'' dari abad pertengahan yang bukan bagian dari Vinaya ditulis berdasarkan sebagian besar pengetahuan asli dari pengobatan Tionghoa:<!--199--> beberapa metode yang dipakai oleh Jivaka, baik dalam ''Sūtrasūtra-Sūtrasūtra Jivaka'' maupun naskah Vinaya, lebih bernuansa Tionghoa alih-alih India;<!--194-->{{sfn |Salguero |2009 |pp=194, 199}}{{sfn |Zysk |1998 |p=53}} kebanyakan motif dalam biografinya dipetik dari legenda-legenda tabib Tionghoa terkenal lainnya.{{sfn |Salguero |2009 |p=201}} Zysk menyatakan bahwa penyuntingan Pali lebih bersifat terapan sementara tradisi yang dipengaruhi oleh ajaran [[Mahāyāna]] memberikan nuansa yang lebih magis dan ajaib.<!--53--> Ia juga menemukan bahwa catatan-catatan dalam bahasa Tibet dan Sanskerta lebih menggambarkan lebih banyak pengobatan tradisional India ([[Ayurveda|Āyurveda]]). Setiap penyuntingan memiliki karakter regional masing-masing dalam pemahaman tentang penyakit dan bagaimana Jivaka mengobatinya, meskipun banyak kemiripan juga ditemui.<!--60-->{{sfn |Zysk |1998 |pp=53, 60}}
 
== Penuturan ==
[[Berkas:Bimbisar welcoming Buddha Roundel 30 buddha ivory tusk.jpg|King [[Bimbisara|Bimbisara]] menyambut sang budha. Ukiran gading di Museum Nasional, New Delhi, India.|jmpl|upright=.8]]
 
Jivaka disebutkan dalam naskah agama Budha sebagai tokoh yang hidup pada masa yang sama dengan Sang Budha, sebagian besar cendekiawan memperkirakan mereka hidup pada abad ke-5 SM.{{sfn |Chen |Chen |2002 |p=89}} Terdapat perbedaan signifikan dalam bagaimana kehidupan awal Jivaka dituturkan dalam berbagai tradisi tertulis. Pada versi terdahulu narasi yang menceritakannya, Jivaka dideskripsikan sebagai bayi terlantar yang dibuang oleh seorang perempuan penghibur tanpa darah ningrat. Ia ditemukan dan dibesarkan di istana oleh Pangeran Abhaya. Dalam versi-versi berikutnya, kisah tentang Jivaka memuat rincian yang dapat diterima oleh khalayak ramai: ibu Jivaka digambarkan sebagai perempuan penghibur yang berasal dari khayangan dan [[Amrapali|Āmrapāli]], murid Budha; ayah yang sebelumnya tak disebutkan namanya kemudian disebut sebagai Raja [[Bimbisara|Bimbisara]].{{sfn |Salguero |2009 |pp=195{{en dash}}6}} Selain itu, beberapa versi dari kisah tentang Jivaka berusaha menunjukkan bahwa Jivaka adalah "Raja Pengobatan" yang sebenarnya, sebuah gelar yang dipakai untuk tabib legendaris lainnya seperti tabib-tabib Tiongkok [[Bian Que]] dan [[Hua Tuo]]. Sebagian besar motif dalam penuturan tentang Jivaka menekankan hal tersebut: contohnya, ''Sūtrasūtra-Sūtrasūtra Jivaka'' menyatakan bahwa Jivaka dilahirkan dengan jarum-jarum akupuntur dan tumbuhan obat di tangannya, hal ini berusaha mendukung narasi bahwa Jivaka lebih unggul dibandingkan tabib Tiongkok lainnya.{{sfn |Salguero |2014 |pages=126{{en dash}}7}} Dalam versi Sanskerta dan Tibet, Jivaka diakui dan disebut sebagai "Raja Pengobatan" oleh istana sebanyak tiga kali, masing-masing usai terjadinya keajaiban pengobatan.{{sfn |Zysk |1998 |p=58}}{{sfn |Kapoor |1993 |pp=40{{en dash}}1}} Maka dari itu, ia juga disebut sebagai '''"Tabib yang Tiga Kali Dinobatkan"'''.{{sfn |Clifford |1994 |p=39}}
 
=== Bayi terlantar ===
Naskah-naskah terdahulu, dari tradisi Pali,{{sfn |Malalasekera |1960 |loc=[http://www.palikanon.com/english/pali_names/j/jiivaka.htm Jivaka]}}{{sfn |Zysk |1998 |p=52}} serta Vinaya Dharmaguptaka Tionghoa dan Sūtra T. 553 ''sūtra''{{sfn |Salguero |2009 |p=195}} menyatakan bahwa Jivaka lahir di Rajagriha (sekarang [[Rajgir]]) sebagai anak dari seorang [[gaṇikā|perempuan penghibur]] ({{lang-sa|gaṇikā|italic=yes |link=no}}; dalam kitab Pali dan Dharmaguptaka, ia bukanlah Āmrapāli, melainkan Salāwatī) yang menyuruh seorang budak agar membuang Jivaka di atas tumpukan sampah.{{sfn |Malalasekera |1960 |loc=[http://www.palikanon.com/english/pali_names/j/jiivaka.htm Jivaka]}}{{sfn |Singh |Desai |Pandav |Desai |2011}}{{refn |group=note |Buddhologis {{ill|Jonathan Silk|nl}} membuat catatan terhadap sebuah pasal dalam [[atthakatha|komentar]] kepada [[Dhammapada]], yang menyatakan bahwa pelacur-pelacur jarang mengambil putranya, karena mereka lebih menjalani hidup mereka dengan para putri mereka.{{sfn |Silk |2007 |pages=304{{en dash}}5}} Sejarawan Y.B. Singh berkata bahwa anak tersebut akan merusak reputasi perempuan panghibur tersebut dan juga sumber pemasukannya.{{sfn |Singh |1993 |p=184 n.25}}}} Jivaka kemudian ditemukan oleh seorang pangeran bernama Abhaya, putra Raja Bimbisara, yang bertanya apakah anak tersebut masih hidup. Saat masyarakat menjawab bahwa benar demikian, ia memutuskan untuk membesarkannya dan menamainya "ia yang hidup" ({{lang-pi|jīvati|italic=yes |link=no}}) karena Jivaka dapat bertahan hidup meski dibuang.{{sfn |Malalasekera |1960 |loc=[http://www.palikanon.com/english/pali_names/j/jiivaka.htm Jivaka]}}{{sfn |Singh |Desai |Pandav |Desai |2011}} Tradisi Pali, Tibet, dan Sanskerta menjelaskan bahwa nama lain Jivaka adalah ''Komarabhacca'' karena ia dibesarkan oleh seorang pangeran ({{lang-pi|kumāra|italic=yes |link=no}}) tetapi para cendekiawan menyatakan bahwa nama tersebut lebih tampak berkaitan dengan Kaumārabhṛtya: tabib-tabib kandungan dan anak India kuno,{{sfn |Zysk |1998 |p=53}}{{sfn |Buswell |Lopez |2013 |loc=Jivaka}} salah satu dari delapan cabang Āyurweda.<ref name="Muley" /> Seiring Jivaka bertambah dewasa, ia menemukan asal-usulnya dan memutuskan untuk memperoleh pendidikan yang baik untuk menutupi kekurangan pada latar belakangnya.{{sfn |Singh |Desai |Pandav |Desai |2011}} Tanpa sepengatahuan Pangeran Abhaya,<!--Malalasekera--> Jivaka pergi menimba ilmu pengobatan ke [[Universitas Taxila|tempat pembelajaran]] kuno yang disebut [[Taxila|Taksila (disebut oleh orang Yunani sebagai Taxila)]],<!--both-->{{sfn |Malalasekera |1960 |loc=[http://www.palikanon.com/english/pali_names/j/jiivaka.htm Jivaka]}}{{sfn |Le |2010 |pp=48{{en dash}}9}} sekarang [[Taxila, Pakistan|sebuah kota]] di [[Islamabad]], Pakistan.{{sfn |Singh |Desai |Pandav |Desai |2011}}
 
=== Pangeran ===
[[Berkas:Amrapali greets Buddha Roundel 36 buddha ivory tusk.jpg|jmpl|Ukiran gading yang menggambarkan Āmrapālī menyambut sang budha.|upright=.8]]
 
Naskah Sanskerta dan terjemahan Tibet awal dalam tradisi Mūlasarvāstivāda menyatakan bahwa Jivaka lahir sebagai anak kandung dari hubungan gelap Raja Bimbisara dengan seorang istri pedagang.{{sfn |Salguero |2009 |p=195}}{{sfn |Silk |2007 |pages=304{{en dash}}5}}{{sfn |Singh |Desai |Pandav |Desai |2011}} Dalam ''Sūtrasūtra-Sūtrasūtra Jivaka'' yang berbahasa Tionghoa, pasangan Raja tersebut diidentifikasikan sebagai Āmrapālī, seorang perempuan penghibur. Namun, dalam hasil penyuntingan kritis Sanskerta dan Tibet, istri pedagang tersebut masih tak disebutkan namanya dan Āmrapālī dianggap sebagai ibu Pangeran Abhaya alih-alih Jivaka.{{sfn |Salguero |2009 |p=195}} Naskah Sanskerta dan Tibet, serta ''Sūtra'' T. 554, menjelaskan bahwa Raja memiliki hubungan terlarang dengan perempuan bersuami tersebut dan kemudian perempuan tersebut memberitahukan bahwa ia sedang mengandung. Raja berkata kepada perempuan tersebut bahwa jika anak tersebut berjenis kelamin laki-laki, perempuan tersebut harus menyerahkannya kepada Raja untuk dibesarkan di istana. Setelah anak itu lahir, perempuan tersebut menempatkannya di depan istana dalam sebuah peti. Saat peti tersebut telah dibawakan ke hadapan Raja, Raja menanyakan apakah anak itu masih hidup. Para pelayan menjawab bahwa benar demikian dan Raja menamakannya "ia yang hidup" (bahasa Sanskerta dan {{lang-pi|Jivaka|italic=yes |link=no}}).{{sfn |Salguero |2009 |p=195}}{{sfn |Silk |2007 |pages=304{{en dash}}5}} Dalam versi Tibet, Jivaka kemudian dibesarkan di istana oleh Zho-nu Jigmed; di sana anak tersebut menjadi tertarik dengan bidang pengobatan saat ia menyaksikan kunjungan para ''vaidya'' (tabib). Selanjutnya, ia memutuskan untuk berguru menjadi tabib di Taksila.{{sfn |Rabgay |2011 |page=28}} Dalam Vinaya Dharmaguptaka dan ''Sūtrasūtra-Sūtrasūtra Jivaka'' berbahasa Tionghoa, Jivaka menganggap rendah para guru pengobatan istana dan menunjukkan pengetahuan pengobatannya yang lebih tinggi dari mereka. Setelah itu, ia memutuskan untuk belajar di Taksila.{{sfn |Salguero |2009 |p=196}} Pada masa itu, Taksila berada di bawah kekuasaan [[Akhemeniyah]] usai [[penaklukan Lembah Indus oleh Akhemeniyah]] pada sekitar tahun 515 SM.{{sfn |Lowe |Yasuhara |2016 |page=62}}{{sfn |Le |2010 |page=50}}
 
=== Murid yang memamerkan jantungnya ===
Baris 65:
[[Berkas:Piplan site (Taxila) Pakistan.jpg|jmpl|Reruntuhan situs [[Piplan]] di Taxila.]]
 
Dalam penyuntingan kritis Sanskerta dan Tibet, ujian yang berkaitan dengan hutan tersebut diadakan sebelum Jivaka diterima belajar di Taksila, bertentangan dengan kisah yang menceritakan bahwa ujian diadakan pada akhir pembelajarannya. Usai Jivaka lulus dari tes tersebut, diterima dan belajar di tempat itu selama beberapa tahun, ia mulai menunjukkan keahliannya dalam pengobatan dan diakui oleh Ātreya.{{sfn |Zysk |1998 |p=54}}{{sfn |Thakur |1996 |p=80}} Ia menyelesaikan pembelajarannya dengan Ātreya dan meneruskannya di kota Bhadraṅkara, [[Vidarbha]], di mana ia mempelajari [[Śāstra|buku]] yang disebut ''Sarvabhūtaruta'',<!--54--> yang berisikan jampi-jampi dan [[dharani]].<!--56-->{{sfn |Zysk |1998 |p=54, 56}} Setelah itu, ia berkeliling jauh dan memperoleh benda ajaib yang membantunya melihat tembus ke tubuh manusia dan menemukan penyakit-penyakitnya. Dalam catatan yang ditemukan dalam ''Sūtra Jivaka'' ini, Jivaka menemui pria yang membawa ranting-ranting kayu. Dalam beberapa catatan, pria tersebut tampak sangat menderita karena membawa ranting-ranting kayu tersebut, sangat kurus dan berkeringat; dalam catatan lain, ranting-ranting kayu yang dibawa oleh pria tersebut menjadikan mereka yang lewat dapat melihat apa yang ada di balik punggungnya.{{sfn |Olshin |2012 |pages=132{{en dash}}3}}{{sfn |Chhem |2013 |pages=11{{en dash}}2}} Bagaimanapun juga, Jivaka membeli ranting-ranting tersebut dan menemukan bahwa, menurut kebanyakan naskah Tionghoa, salah satu ranting berasal dari "[[Pohon Raja Pengobatan]]" ({{zh|p=yao wang shu}}) yang ajaib:{{sfn |Salguero |2009 |p=197}} pohon [[Bhaishajyaraja|Bhaiṣajrayājan]], yang naskah Mahāyāna sebut sebagai ''[[bodhisatwa|bodhisattva]]'', seseorang yang kemudian menjadi Buddha, dengan fokus pada penyembuhan.{{sfn |Zysk |1998 |p=55}} Namun, versi Tibet dan Sanskerta menceritakan bahwa terdapat permata tersembunyi, di antara ranting-ranting tersebut, yang merupakan sumber keajaiban.{{sfn |Olshin |2012 |pages=132{{en dash}}3}} Benda ajaib yang ada menjadikan Jivaka dapat melihat tembus badan pasien dan mendiagnosis penyakit karena benda tersebut "memperlihatkan bagian dalamnya seperti lentera yang menerangi rumah".{{sfn |Zysk |1998 |p=54}} Catatan-catatan tersebut memunculkan mitos tentang "alat ultrasonik" kuno, seperti yang dibayangkan di kerajaan-kerajaan Budha Asia pada abad pertengahan.{{sfn |Chhem |2013 |pages=11{{en dash}}2}}
 
=== Kehidupan sebagai tabib ===
Baris 71:
Menurut naskah Pali, dalam perjalanannya kembali ke Rajagriha, Jivaka membutuhkan biaya perjalanan sehingga ia terpaksa untuk mulai bekerja di [[Ayodhya|Sāketa]]. Seorang pedagang kaya ({{lang-pi|seṭṭhī|italic=yes |link=no}}) meminta Jivaka agar menolong istrinya karena banyak tabib gagal menyembuhkannya. Jivaka tidak ingin menerima permintaan tersebut dan menyatakan bahwa ia tak mau dibayar jika pengobatannya gagal. Ia berhasil mengobati istri pedagang tersebut dan menerima bayaran yang besar. Setelah pulang ke Rajagriha, ia memberikan bayaran pertamanya ke Pangeran Abhaya, yang menolaknya namun meminta Jivaka agar bekerja di istana.<ref name="Muley" />{{sfn |Mookerji |1989 |p=469}} Jivaka dengan cepat menjadi kaya karena jasanya terhadap pasien-pasien yang berpengaruh, termasuk Raja Bimbisara.{{sfn |Keown |2004 |page=127}} Meskipun ia menerima bayaran yang layak dari para pelanggan kayanya, berbagai naskah juga menyatakan bahwa ia mengobati pasien miskin secara gratis.{{sfn |Buswell |Lopez |2013 |loc=Jivaka}} Saat Raja Bimibisāra mengidap gangguan saluran buang air besar, ia meminta diobati oleh Jivaka.{{sfn |Salguero |2009 |p=199}} Setelah berhasil mengobati Raja, Jivaka diangkat oleh Raja menjadi dokter pribadinya dan Buddha.<ref name="Muley" />{{sfn |Salguero |2009 |p=198}}
 
Jivaka dikisahkan mengobati gangguan usus, mengadakan [[trepanasi]],{{sfn |Malalasekera |1960 |loc=[http://www.palikanon.com/english/pali_names/j/jiivaka.htm Jivaka]}}{{sfn |Banerjee |Ezer |Nanda |2011 |page=320}} mengangkat benjolan pada rongga [[Rongga kranial|intrakranial]],{{sfn |Banerjee |Ezer |Nanda |2011 |page=320}} dan melakukan pembedahan hidung.{{sfn |Chakravarti |Ray |2011 |p=14}} Dalam T. 553 dan Vinaya Dharmaguptaka, ia menyembuhkan "penyakit pada kepala" dengan mengobati pasien memakai [[minyak samin]] melalui hidungnya.{{refn |group=note |Menganalisis cerita tersebut dari sudut pandang pengobatan saintifik, para sejarawan kedokteran Thomas dan Patrick Chen berspekulasi bahwa Jivaka memakai [[minyak samin]] sebagai alat labur, dan mengurangi rasa sakit yang disebabkan sakit kepala.{{sfn |Chen |Chen |2002 |p=91}}}} Dalam naskah Pali, ia disebutkan melakukan [[laparotomi]], menghilangkan [[volvulus]] pascatrauma, dan [[operasi sesar]] terhadap pasien yang [[Anestesi|dibius]].{{sfn |Salguero |2009 |p=198}}{{sfn |Sano |2002 |p=861}} Deskripsi prosedur pengobatan yang Jivaka lakukan sangat mengikuti protokol Suśruta dan Saṃhitā Charaka.{{sfn |Zysk |1998 |p=121}}{{sfn |Chen |Chen |2002 |p=89}} ''Sūtra Jivaka'' menceritakan bahwa ia juga melakukan akupuntur tetapi tindakan tersebut merupakan interpolasi Tionghoa karena akupuntur berasal dari budaya tersebut.<!--194-->{{sfn |Salguero |2009 |p=194}}
 
[[Berkas:宋 金大受 十六罗汉图 戎博迦尊者.jpg|jmpl|upright=.8 |Lukisan Jivaka (''kiri gambar'') karya Jin Dashou, [[Dinasti Song]] (abad ke-10{{en dash}}13), Tiongkok]]
Baris 87:
Naskah Pali sering mendeskripsikan Jivaka yang mengobati sejumlah gejala pada Buddha, seperti saat Buddha pilek{{sfn |Rabgay |2011 |p=30}}{{sfn |Salguero |2009 |p=190}} dan saat terluka karena percobaan pembunuhan oleh biksu pemberontak [[Devadatta]].{{sfn |Malalasekera |1960 |loc=[http://www.palikanon.com/english/pali_names/j/jiivaka.htm Jivaka]}}{{sfn |Buswell |Lopez |2013 |loc=Jivaka}} Peristiwa percobaan pembunuhan tersebut terjadi di sebuah taman yanng bernama Maddakucchi, Devadatta menggulingkan batu ke arah Buddha dari tebing. Batu tersebut berhenti karena adanya batu lain di tengah jalan tetapi serpihannya mengenai kaki Buddha dan menyebabkannya berdarah; Jivaka menyembuhkan Buddha. Namun, Jivaka terkadang lupa untuk menyelesaikan pengobatan tertentu. Saat itu terjadi, Buddha mengetahui isi pikiran Jivaka dan menyelesaikan pengobatan tersebut sendiri.{{sfn |Malalasekera |1960 |loc=[http://www.palikanon.com/english/pali_names/j/jiivaka.htm Jivaka], [http://www.palikanon.com/english/pali_names/ma/maddakucci.htm Maddakucchi]}} Jivaka mengobati Buddha hanya dengan barang-barang yang dianggap istimewa, misalnya dengan bagian bunga teratai alih-alih obat tumbuhan dari pohon-pohonan.{{sfn |Zysk |1998 |p=126}} Naskah Tibet menyatakan bahwa Jivaka sangat sering memeriksa Buddha, bisa sampai tiga kali sehari.{{sfn |Clifford |1994 |p=39}} Jivaka tak hanya mengobati Buddha tetapi juga mengekspresikan perhatiannya kepada komunitas wihara, pada suatu saat Jivaka menganjurkan agar Buddha menyuruh para biksu untuk sering berolahraga.{{sfn |Buswell |Lopez |2013 |loc=Jivaka}}
 
Di samping berperan sebagai tabib, Jivaka juga memiliki minat dalam ajaran-ajaran Buddha. Satu kitab Pali diberi nama Jivaka: ''[[Sutta Jivaka]]''. Dalam sumber tersebut, Jivaka menanyakan soal bagaimana menjadi pengikut awam yang baik.{{sfn |Perera |1996 |p=56}} Ia juga bertanya kenapa Buddha menyantap daging. Buddha menjawab bahwa seorang biksu hanya boleh menyantap daging jika hewan tersebut tak dibunuh khusus untuk biksu tersebut{{em dash}}selain dari itu, daging diperbolehkan. Ia lanjut menjawab bahwa seorang biksu tidak boleh bersifat pilih-pilih makanan tetapi harus menerima dan menyantap makanan yang ada, hanya untuk memelihara kesehatannya. Ajaran tersebut menginspirasi Jivaka sehingga memutuskan untuk mendedikasikan dirinya sendiri sebagai pengikut awam Buddha.{{sfn |Perera |1996 |p=55}}{{sfn |Buswell |Lopez |2013 |loc=Jivakasutta}} Tradisi Tibet mengisahkan versi lain tentang perbincangan Jivaka: harga diri Jivaka sebagai tabib terbaik di dunia (menurut dirinya sendiri) menghalanginya menerima Buddha. Buddha mengutus Jivaka ke tempat-tempat legendaris untuk menemukan berbagai bahan dan akhirnya Jivaka menemukan bahwa ia masih banyak yang ia belum ketahui tentang pengobatan dan Buddha tahu lebih banyak. Saat Jivaka menerima Buddha sebagai "tabib tertinggi", ia lebih menerima ajaran-ajaran Buddha dan Buddha mulai mengajarinya. Jivaka mencurahkan dirinya sendiri kepada [[Pancansila (Buddha)|lima sila moral]].{{sfn |Rabgay |2011 |page=29{{en dash}}30}}
 
[[Berkas:Jīvaka tending the Buddha (cropped2).png|jmpl|Jivaka berbincang dengan sang budha. Burma, 1875]]
Baris 97:
Dalam kitab ajaran Budha, Buddha mendeklarasikan Jivaka sebagai [[etadagga|tokoh terdepan]] di kalangan kaum awam yang dikasihi oleh masyarakat,{{sfn |Buswell |Lopez |2013 |loc=Jivaka}}{{sfn |Perera |1996 |p=55}} naskah Pali menyebutnya sebagai contoh orang yang kokoh akan [[keyakinan dalam agama Buddha|keyakinannya dalam agama Budha]].{{sfn |Perera |1996 |p=55}} Jivaka banyak dikenal karena keterampilan menyembuhkan sampai-sampai ia tidak dapat menanggapi setiap orang yang menginginkan bantuannya. Karena Jivaka memprioritaskan komunitas wihara Budha, sebagian orang yang membutuhkan pertolongan pengobatan darinya berusaha agar ditahbiskan sebagai biksu. Jivaka kemudian mengetahui hal tersebut dan menganjurkan agar Buddha mencari adanya penyakit terlebih dahulu pada orang yang akan ditahbiskan.{{sfn |Granoff |1998 |p=288}}{{sfn |Buswell |Lopez |2013 |loc=Jivaka}} Kemudian, Buddha melakukannya untuk lima penyakit.{{sfn |Perera |1996 |p=56}}
 
Meskipun Jivaka digambarkan menunjukkan penghormatan besar terhadap Buddha serta memerhatikan dan membantu komunitas wihara, terdapat setidaknya satu kasus di mana ia gagal menunjukkan penghormatan. Ini terjadi pada kasus [[Panthaka|Paṇṭhaka]], seorang biksu yang dianggap bodoh bagi banyak orang. Jivaka juga menganggapnya demikian; saat ia mengundang Buddha dan komunitas wihara dalam jamuan, Paṇṭhaka menjadi satu-satunya biksu yang tak diundang. Buddha, yang datang untuk bersantap, enggan untuk mulai makan, meminta orang-orang untuk mencari Paṇṭhaka. Jivaka mengutus pelayan untuk membawa Paṇṭhaka ke jamuan tetapi pelayan tersebut terkejut karena menemukan 1.250 Paṇṭhaka yang berjalan di sekitar wihara karena Paṇṭhaka mengeluarkan [[ṛddhi|kemampuan supranaturalnyasupernaturalnya]]. Kemudian, Paṇṭhaka yang asli bergabung untuk bersantap tetapi Jivaka masih tak mengakui kekuatan mental dari biksu tersebut. Jivaka baru berubah pikiran saat Paṇṭhaka menunjukkan kemampuan supranatural lainnya, memperpanjang lengannya untuk mengambilkan mangkuk dana untuk Buddha. Jivaka tertunduk pada kaki biksu tersebut untuk meminta maaf.{{sfn |Huber |1906 |p=35}}
 
== Peninggalan ==
[[Berkas:Jivakambavana..jpg|jmpl|upright=1.8 |Reruntuhan [[wiahara Jiwakarama|Monasteri Jiwakarama]] di [[Rajgir]]]]
Catatan-catatan Tionghoa abad pertengahan tentang Jivaka bersifat [[hagiografi]] dan dipakai lebih banyak untuk menceramahkan agama Budha daripada sebagai biografi pengobatan.<ref name="Salguero" /> Karena pengetahuan penyembuhan sangat berkaitan dengan penceramahan agama Budha, pujian terhadap kemampuan pengobatan Jivaka juga menjadi pujian terhadap dan pembenaran agama Budha.<!--185, 207-8-->{{sfn |Salguero |2009 |pp=185, 191, 207{{en dash}}8}} Dalam naskah Tionghoa tentang pengobatan dari zaman [[Enam Dinasti]] (awal abad pertengahan), Jivaka menjadi tabib yang paling menonjol;<!--183--> kisah-kisahnya saling memengaruhi dengan kisah tabib legendaris lainnya.<!--194-->{{sfn |Salguero |2009 |pp=183, 194}} Di Asia Timur, Jivaka dikaitkan dengan [[ginekologi]]<!--Deshpande only--> dan nama ''Jivaka'' dikaitkan dengan [[patologi]] perempuan dan [[Pediatri|kesehatan anak]] kuno.<!--both-->{{sfn |Deshpande |2008 |page=43}}{{sfn |Zysk |1982 |p=79 n.1}} Sejumlah formula pengobatan abad pertengahan diberi nama sesuai Jivaka dan ia menjadi rujukan dalam sejumlah naskah pengobatan dari sekurang-kurangnya abad ke-4 M dan sesudahnya. Dalam naskah farmakologi Tionghoa abad ke-6, kalimat "semua hal di bumi tidak lain adalah obat" {{sic}} dianggap berasal darinya.<ref name="Muley" />{{sfn |Ming |2007 |page=244}} Dalam pengobatan Tionghoa abad ke-10, banyak risalah diasosiasikan atau diatributkan kepada Jivaka.{{sfn |Salguero |2009 |pp=209{{en dash}}10}} Terdapat juga bukti yang menunjukkan bahwa Jivaka dianggap sebagai tokoh penting dalam pengobatan Āyurveda India:{{sfn |Salguero |2009 |p=210 n. 103}} contohnya, [[Dalhana|Ḍalhaṇa]], seorang cendekiawan India yang hidup antara abad ke-11 dan ke-13, menulis dalam komentar terhadap Suśruta Saṃhitā bahwa "kompendium Jivaka" dianggap sebagai teksnaskah otoritatiftepercaya tentang penyakit anak-anak, meskipun teksnaskah tersebut sekarang telah hilang.<ref name="Muley" /> Ini tak menandakan bahwa Jivaka dimuliakan di seluruh Asia; beberapa teksnaskah India abad pertengahan seperti Māṭharavṛtti, dan syair-syair Kṣemedra, menggambarkannya,menggambarkan sertaJivaka beserta tabib lainnya, sebagai penyarupenipu.{{sfn |Granoff |1998 |pp=288{{en dash}}9}} TeksNaskah-teksnaskah budha-IndiaBudha lebihcenderung memberikanmenonjol di antara naskah India dalam penghormatan mereka terhadap pekerjaan tabib,{{sfn |Granoff |1998 |pp=288{{en dash}}9}} dandi pengetahuansamping pengobatanpenghormatan sangatmereka dihormatiyang besar terhadap pengetahuan pengobatan.{{sfn |Norman |1983 |p=162}} Ini berkaitan dengan doktrin keselamatan agama budhaBudha, dimanayang mana budhaBuddha sering digambarkan sebagai dokter yang menyembuhkan penyakit-penyakit umat manusia.{{sfn |Granoff |1998 |pp=288{{en dash}}9}}
 
[[Berkas:Thaimassage.jpg|jmpl|Jivaka dianggap oleh orang-orang Thai sebagai pencipta pengobatan dan [[pijat Thai]].|upright=1.1]]
 
Jivaka dahulu dan beberapapada tabibabad budhake-21 danadalah tradisional menjadi ikontokoh dan sumber inspirasi bagi sebagian besar tabib Budha dan tradisional.{{sfn |Chen |Chen |2002 |p=91}} Figur Jivaka dipersembahkandigambarkan dalam teksnaskah-teksnaskah kuno sebagai bukti untukatas superioritaskeunggulan Buddhismeagama diBudha alambaik dalam hal spiritual sertamaupun pengobatan. ''Sūtra Jivaka'' dan versi Mūlasarvāstivāda mengisahkan bahwa saat Jivaka menemui sang budhaBuddha, sang budhaBuddha membuat pernyataan bahwa "Akuaku mengobati penyakit dalam; kau mengobati penyakit luar",. kataKata ''mengobati'' ({{zh|p=zhi}}) dalam konteks tersebut juga memiliki arti 'memerintahberkuasa atas'.{{sfn |Zysk |1998 |p=59}}{{sfn |Salguero |2009 |p=208}} Sepanjang abad pertengahan, catatan tentang Jivaka dipakai untuksebagai melegitimasipembenaran praktekpraktik-praktekpraktik pengobatan.{{sfn |Salguero |2009 |p=209}} Dalam teksnaskah-teksnaskah budhaagama Budha awalterdahulu yang diterjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa, Jivaka di[[deitifikasi]] dan dideskripsikan dalam istilah yang samaserupa dengan yang dipakaipemakaiannya untuk para budha dan ''bodhisatwa''. Ia menjadikemudian disebut sebagai "Raja Pengobatan",<!--191--> sebuah istilah yang dipakai untuk beberapasejumlah tabib Tiongkok legendaris.<!--183 n.2-->{{sfn |Salguero |2009 |pp=183 n.2, 191}} Terdapat bukti bahwa pada zaman [[dinastiDinasti Tang]] (abad ke-7{{en dash}}10), Jivaka disembah disepanjangdi sepanjang [[Jalur Sutra]] sebagai dewa pelindung kesehatan anak-anak.{{sfn |Salguero |2009 |p=209}} SaatPada iniabad ke-21, Jivaka dipandang oleh orang-orang India sebagai bapak penyembuhan tradisional,<ref>{{Cite web|url=http://www.indiapost.com/nj-legislature-honors-dr-pankaj-naram/ |archive-url=https://web.archive.org/web/20180917182321/http://www.indiapost.com/nj-legislature-honors-dr-pankaj-naram/ |archive-date=17 September 2018 |url-status=live |title=NJ legislature honors Dr Pankaj Naram|website=[[India Post]]|access-date=2017-09-06}}</ref> dan dianggap oleh orang-orang ThaiThailand sebagai pencipta [[pengobatan ThaiPengobatan tradisional Thailand|pengobatan]] dan [[Pijat Thailand|pijat Thaitradisional Thailand]].<ref name="Salguero" /><ref>{{cite book |title=Thai Massage |date=2005 |publisher=[[Thomson Gale]] |encyclopedia=Gale Encyclopedia of Alternative Medicine |url=https://www.encyclopedia.com/medicine/encyclopedias-almanacs-transcripts-and-maps/thai-massage |archive-url=https://web.archive.org/web/20181001031138/https://www.encyclopedia.com/medicine/encyclopedias-almanacs-transcripts-and-maps/thai-massage |archive-date=1 October 2018 |url-status=live |via=Encyclopedia.com}}</ref> Orang-orang ThaiThailand masih memulaikannyamemuja Jivaka untuk meminta bantuan untukdalam penyembuhan,<ref name="Salguero" /> dan ia memainkan peran utama dalam nyaris seluruh upacara yang menjadi bagian dari pengobatan Thai tradisional Thailand.{{sfn |Salguero |2006 |p=62}} Banyak ditemukan kisah bermunculan soal perjalanan Jivaka ke Thailand meskipun hal ini mungkin bukan bagian dari sejarah.<ref name="Salguero">{{cite web |title=Jivaka Across Cultures |first=C. Pierce |last=Salguero |url=http://thaihealingalliance.com/wp-content/uploads/Jivaka-Across-Cultures1.pdf |archive-url=https://web.archive.org/web/20181024115951/http://thaihealingalliance.com/wp-content/uploads/Jivaka-Across-Cultures1.pdf |archive-date=24 October 2018 |url-status=live |website=Thai Healing Alliance}}</ref>
 
Dalam [[agama (Buddhisme)|tradisi-tradisi tertulis Sanskerta]], Jivaka adalah orang kesembilan dari [[enam belas Arhat]], para murid yang dipercayakan untuk melindungi ajaran sang budhaBuddha sampai kebangkitan [[Maitreya|budha berikutnya]]. SehinggaMaka dari itu, iaJivaka dideskripsikan masih hidup di puncak gunung yang bernama [[Gunung Gandhamadana|Gandhamādana]], antara India dan Sri Lanka, dalam teksnaskah-teksnaskah budhaBudha.{{sfn |Buswell |Lopez |2013 |loc=Jivaka}} MonasteriWihara yang dipersembahkan oleh Jivaka kepada komunitas budhaBudha menjadiselanjutnya dikenal sebagai [[Wihara Jiwakarama|Wihāra Jīwakarāma]], Jīwakāmrawaṇa<!--Gale--> atau Jīwakambawana,<!--Keown-->{{sfn |Le |2010 |pages=48–9}}{{sfn |Keown |2004 |page=127}}<ref>{{cite encyclopedia |url=https://www.encyclopedia.com/environment/encyclopedias-almanacs-transcripts-and-maps/buddhism-buddhism-india |archive-url=https://web.archive.org/web/20181001104217/https://www.encyclopedia.com/environment/encyclopedias-almanacs-transcripts-and-maps/buddhism-buddhism-india |archive-date=1 October 2018 |url-status=live |title=Buddhism: Buddhism In India |encyclopedia=Encyclopedia of Religion |year=2005 |publisher=[[Thomson Gale]] |via=Encyclopedia.com}}</ref> dan diidentifikasikanditemukan oleh peziarah Tionghoa [[Xuan Zang]] ({{circa}} 602{{en dash}}64) dengansebagai sebuah monasteriwihara di Rajgir.{{sfn |Chakrabarti |1995 |p=195}} Reruntuhannya ditemukan dan diekskavasi pada periode daritahun 1803 sampai- 1857.<ref name="Muley" /> MonasteriWihara tersebut dideskripsikan oleh para arkeolog sebagai "... salah satu monasteriwihara India terawal yang berasal dari zaman budhaBuddha".{{sfn |Mishra |Mishra |1995 |page=178}}{{sfn |Tadgell |2015 |page=498}}
 
== Catatan ==