Hein ter Poorten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sandandstones (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Sandandstones (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 36:
Pada tahun [[1911]], ia disumpah sebagai [[perwira]] [[artileri]]. Ia merupakan perwira profesional pertama yang mendapatkan surat izin terbang internasional, yang dibayarnya dengan [[uang]]nya sendiri. Ia memperluas pengetahuan penerbangannya dalam tahun-tahun berikutnya dan pergi ke [[Hindia Belanda]] di mana ia menjadi pendiri Angkatan Udara Militer (Militaire Luchtvaart).
 
Ia kembali ke [[Belanda]] pada tahun [[1919]] untuk mengikuti [[kursus]] di Akademi Militer Tinggi (Hogere Krijgsschool). Ketika kembali ke Hindia Belanda, ia tak melanjutkan kariernya di [[angkatan udara]], melainkan kembali ke artileri. Ia ditugaskan ke [[staf jenderal]] antara tahun [[1926]]-[[1931]] dan dari tahun [[1933]]-[[1936]]. Akhirnya ia menjadi KaBag dan [[inspektur]] artileri. Sebagai pengganti [[Letnan Jenderal]] [[Gerardus JohannesJohan Berenschot]], ia menjadi kepala staf jenderal pada bulan [[Juli]] [[1939]], dan tetap dalam kedudukan itu hingga insiden kematian Berenschot pada bulan [[Oktober]] [[1941]]. Ia lebih disukai daripada perwira lain karena ia sungguh-sungguh memahami masalah di tangan dan menurut [[Daftar Penguasa Hindia Belanda|GubJen]] [[Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh Stachouwer]], ia memiliki kecerdasan cekatan nan tajam, orisinalistas, dan inisiatif, walaupun [[A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer|Tjarda van Starkenborgh Stachouwer]] takut akan tiadanya mutu khas yang dimiliki Berenschot untuk bekerja dan organisasi sipil dan masalah selain murni militer, mulut besar, kurang cakap berinteraksi dengan penduduk sipil, dan kurang taktis dalam bertindak.
 
Ter Poorten menjadi komandan seluruh angkatan militer di [[Pulau Jawa]] setelah pecahnya [[American-British-Dutch-Australian Command]], dan ia juga salah satu orang yang merundingkan tentang penyerahan [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]] di [[Jawa]]. Ia melewati tahun-tahun [[Perang Dunia II]] di sejumlah kamp interniran Jepang, seusai perang ia kembali ke Belanda dan meninggal 22 tahun kemudian dalam usia 80 tahun.