Selat Muria: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 33:
Pada masanya di tepi Selat Muria terdapat pelabuhan-pelabuhan perdagangan dengan berbagai komoditas seperti kain tradisional dari Jepara, garam dan [[terasi]] dari Juwana, serta beras dari wilayah pedalaman Pulau Jawa dan Pulau Muria.<ref name="cortesao">{{cite book|editor-last1=Cortesão|editor-first1=Armando|year=1944|title=The Suma Oriental of Tomé Pires and the Book of Francisco Rodriguez|publication-place=London|publisher=The Hakluyt Society|isbn=9786022582465}}</ref> Selain itu karena adanya selat juga menjadikan kawasan Selat Muria menjadi lokasi dari galangan-galangan kapal yang memproduksi [[Djong (kapal)|kapal jung jawa]] berbahan [[jati|kayu jati]] yang banyak ditemukan di [[Pegunungan Kendeng]] yang terletak di selatan selat.<ref name="bnntr" /> Adanya industri galangan kapal membuat posisi kawasan ini lebih kaya dibanding pusat [[Kerajaan Majapahit]], sehingga kawasan yang didominasi saudagar Muslim ini dijuluki oleh [[Tomé Pires]], seorang penulis [[Portugal|Portugis]] sebagai "rajanya kapal"<ref name="cortesao" />.
Awalnya, kawasan ini terdiri dari pelabuhan-pelabuhan kecil di sekitar selat dengan Demak sebagai pelabuhan utama, namun karena adanya konflik politik maka komoditas yang berasal dari daerah sekitar Selat Muria
== Keadaan kini ==
|