Dursasana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Baris 61:
Melihat adiknya tersiksa, Duryodana muncul memohon agar Bima mengampuni Dursasana. Duryodana bahkan menjanjikan perang berakhir hari itu juga dengan Pandawa sebagai pemenang. Ia juga merelakan [[Hastinapura|Kerajaan Hastina]] dan [[Indraprastha]] asalkan Dursasana dibebaskan.
 
Bima mulai bimbang. Namun Kresna mendesaknya supaya Dursasana jangan diampuni. Menurutnya, Pandawa sudah jelas menang tanpa hatusharus membebaskan Dursasana. Kresna mengingatkan kembali kekejaman para Korawa membuat emosi Bima bangkit kembali. Bima pun menendang Duryodana hingga terpental jauh. Kemudian ia memutus kedua lengan Dursasana secara paksa.
 
Dalam keadaan buntung, tubuh Dursasana dirobek-robek dan diminum darahnya sampai habis oleh Bima. Belum puas juga, Bima menghancurkan mayat Dursasana dalam potongan-potongan kecil.
Baris 67:
Pada saat itulah [[Dropadi]] muncul diantarkan [[Yudistira]] untuk menagih darah Dursasana. Bima pun memeras kumis dan janggutnya yang masih basah oleh darah musuhnya itu dan diusapkannya ke rambut Dropadi.
 
Setelah Korawa tertumpas habis, Kerajaan Hastina pun jatuh ke tangan para Pandawa. Bimasena menempati istana Dursasana, yaitu Banjarjunut sebagai tempat tinggalnya.
 
== Lihat pula ==