Moral: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 119.69.118.70 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh FBN122645
Tag: Pengembalian
menambahkan konten dan referensi
Baris 1:
{{referensi}}
'''Moral''', '''akhlak''', '''etika''', atau '''susila''' ([[Bahasa Latin|Latin]]: '''''Moralitas'''''; [[bahasa Arab|Arab]]: '''أخلاق''', ''akhlāq'') adalah istilah [[manusia]] menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif didalam matapandangan manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses [[sosial]]isasi [[individu]]. tanpaTanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses [[sosialisasi]]. Moral dalam [[zaman]] sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari [[sudut pandang]] yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di [[sekolah]]-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutankemutlakan dalam kehidupan bermasyarakatber[[masyarakat]] secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari [[Budaya|kebudayaan]] masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan, tingkah laku atau ucapan seseorang dalam ber[[interaksi]] dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan [[lingkungan]] masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah [[produk]] dari budaya dan [[agama]]. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan [[sistem]] [[nilai]] yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.
Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.
Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.
<!--
moral juga dapat diartikan sebagai sikap,perilaku,tindakan,kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman,tafsiran,[[suara hati]],serta nasihat,dll.
Baris 8 ⟶ 6:
 
'''Moral''' merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk. -->
== Komponen ==
 
=== Konsistensi ===
Konsistensi [[karakter]] diri merupakan bagian utama dari moral. Penilaian konsistensi di dalam moral meliputi kesesuaian dan keberlanjutan yang sama secara terus-menerus antara ucapan, tindakan. Individu yang memiliki moral harus memiliki perkataan dan perbuatan yang konsisten. Sifat konsistensi di dalam moral dapat diuji melalui berbagai permasalahan yang menghubungkan antara perkataan dan perbuatan. Pengamatan mengenai konsistensi ini salah satunya dapat teramati pada para [[politikus]] ketika mulai menjabat serta dalam pengambilan keputusan dan menggunakan [[kekuasaan]].<ref>{{Cite book|last=Syukur|first=Yanuardi|date=2017|title=Menulis di Jalan Tuhan|location=Sleman|publisher=Deepublish|isbn=978-602-401-711-8|pages=55|url-status=live}}</ref>
 
==Referensi==
<references />
{{Reflist}}