Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Nagari Latang: Memperbaiki tambah ringkasan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dikembalikan ke revisi 16708417 oleh Wagino Bot (bicara): Tambahan konten mengenai Janbu Lupo sama sekali tidak bisa diverifikasi (Twinkle)
Tag: Pembatalan
Baris 1:
{{kegunaanlain|KerajaanPagar Sungai PaguRuyung}}
{{nagari
|nama=Pagaruyung
Baris 10:
|penduduk=132.215 jiwa
}}
'''Pagaruyung''' adalah [[nagari]] yang terletak di dekat [[Batusangkar]], Ibu kota [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Sumatra Barat]]. Dari sumber tambo, nagari ini dulunya adalah ibu kota dari [[Kerajaan Pagaruyung]].
'''[[Kerajaan Jambu Lipo|Pagaruyung]]''' adalah [[nagari]] yang terletak di dekat [[Batusangkar]], Ibu kota [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Sumatra Barat]]. Dari sumber tambo, nagari ini dulunya adalah ibu kota dari [[Kerajaan Pagaruyung]] yang disebut Kerajaan Jambu Lipo (Bukit Jambu). Jan bu lupo yang berarti "jangan ibu lupa". Jambu lipo ini berdiri pada abad ke-10, tahun 901 Masehi, 20 Rajab 288 Hijriyah dengan beragamakan Islam hingga jaman Pra-sejarah saat ini<ref>{{Cite web|title=Kerajaan Jambu Lipo - COLLECTION OF WORLD JOURNAL - p2k.stiehidayatullah.ac.id|url=http://p2k.stiehidayatullah.ac.id/en1/3046-2943/Kerajaan-Jambu-Lipo_110861_p2k-stiehidayatullah.html|website=p2k.stiehidayatullah.ac.id|access-date=2021-09-17}}</ref>. Di perkirakan pada tahun 1287 Masehi para mujahid tiba di muko-muko menyebarkan agama Islam. Hingga berdirinya [[Islam di Lampung|Kerajaan Islam tertua]] di [[Pekon Balak, Batu Brak, Lampung Barat]] di sekitar lereng tengkuk [[Gunung Pesagi|Humatang Sulang]] gunung ini memiliki ketinggian Pesagi Besar mencapai 3.221 MDPL, Pesagi Kecil 2.262 MDPL, gunung tertinggi di tanah [[Lampung]] yang tidak pernah aktif di pulau Sumatra hingga saat ini jaman pra-sejarah<ref>{{Cite web|title=Gunung Pesagi di Lampung Barat : Gunung Tertinggi di Provinsi Lampung|url=https://www.pedomanwisata.com/indonesia/lampung/gunung-pesagi-di-lampung-barat-gunung-tertinggi-di-provinsi-lampung-|website=www.pedomanwisata.com|access-date=2021-09-17}}</ref><ref>{{Cite web|title=Gunung Pesagi di Lampung Barat : Gunung Tertinggi di Provinsi Lampung|url=https://www.pedomanwisata.com/indonesia/lampung/gunung-pesagi-di-lampung-barat-gunung-tertinggi-di-provinsi-lampung-|website=www.pedomanwisata.com|access-date=2021-09-17}}</ref>.
 
Kemungkinan Sejak tahun 2001 Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar telah memulai untuk melakukan pemindahan secara bertahap pusat pemerintahan dari ''Batusangkar'' ke ''Pagaruyung''. Di mana program ini dimulai dengan mendirikan kantor Bupati di kawasan nagari ini<ref>{{Cite web|title=PAGARUYUNG, THE GOLDEN HORN, TANAH DATAR ~ World Cyclopedia|url=http://p2k.unhamzah.ac.id/en3/2-3073-2970/Pagaruyung_42382_p2k-unhamzah.html|website=p2k.unhamzah.ac.id|access-date=2021-09-17}}</ref>. Saat ini di tahun 2021 secara geografis wilayah Kabupaten Tanah Datar berada di sekitar kaki gunung Merapi, Gunung Singgalang dan gunung Sago serta diperkaya dengan 25 sungai. Danau Singkarak yang terletak di Kecamatan Batipuh Selatan dan Rambatan. Yang memiliki 3 Kecamatan<ref>https://www.tanahdatar.go.id/profil</ref>.
 
== Sejarah ==
Pada tahun 1803-1804, sekelompok haji asal Minangkabau pulang ke negerinya. Mereka terkesan oleh penaklukkan Mekkah yang terjadi awal 1803 oleh kalangan [[Wahhabi]], dan ingin mengubah masyarakat Minangkabau lewat kekerasan. Mereka disebut [[Padri]] dan mengecam kebiasaan orang Minang seperti judi, sabung ayam, candu, minuman keras, tembakau dan sirih, dan juga [[adat Minangkabau]] yang bersifat [[matrilinear]] dan [[matrilokal]]. Cara kekerasan ini menimbulkan perang saudara dalam masyarakat Minang. Tahun [[1815]], keluarga kerajaan [[Pagarruyung]] dibantai oleh kalangan [[Padri]].
[[Kerajaan Jambu Lipo]] mungkin hanya diidentikkan oleh sebagian orang dengan sebuah rumah gadang dan kompleks makam raja-rajanya.Pandangan seperti itu juga tidak jauh berbeda terhadap kerajaan-kerajaan lain di Minangkabau, seperti Kerajaan Pagaruyung, Kerajaan Sungai Pagu, Kerajaan Talu, [[Kerajaan Siguntur]] didirikan pada tahun 1250 Masehi, dan Kerajaan Koto Basau. Namun sebenarnya, Kerajaan Jambu Lipo memili beragam warisan budaya yang bahkan sebagiannya terbilang langka. Sebagai contoh adalah Rajo Manjalani Rantau; sebuah upacara adat di mana Rajo Ibadat dan perangkat kerajaan berjalan mengunjungi nageri-nagari yang berada dalam wilayahnya. Dulu, untuk menyelesaikan upacara ini perlu waktu hingga tiga bulan karena nageri-nagari yang di kunjungi melingkupi tiga wilayah kabupaten.
 
Kerajaan Jambu Lipo juga merupakan satu dari sedikit kerajaan yang masih eksis di Minangkabau. Tidak hanya dipandang secara simbolis, Kerajaan Jambulipo masih berperan aktif dalam kehidupan sosial, budaya, adat istiadat, ekonomi dan agama. Raja dan seluruh perangkatnya hadir dalam setiap sendi kehidupan masyarakatnya, seperti perhelatan adat, sidang adat penyelesaian sengketa, syukuran panen, pernikahan, dan kelahiran hingga acara duka kematian. Karena itu, atas eksistensi Kerajaan Jambu Lipo hingga hari ini.
 
A.R Chaniago seorang budayawan Minangkabau melakukan penelitian mengenai sejarah Kerajaan Jambulipo dengan data etnografi sejarah tahun 1990 hingga 1992. A.R Chaniago dalam (Firman, 2012) berpendapat bahwa Kerajaan Jambulipo merupakan salah satu Kerajaan tertua di Minangkabau dan di perkirakan sejak abad ke-10 Masehi. Ia juga menyebut bahwa Jambulipo dahulunya merupakan nama daerah yang menjadi tempat tinggal raja-raja jaman Dharmasraya (Firman, 2012).
 
Dharmasraya merupakan nama daerah yang cukup terkenal di sumatra bagian tengah ketika Agama Budha berkembang pesat pada awal abad ke-13 Masehi. Dharmasraya berada di sekitar hulu Sungai Batanghari, yaitu salah satu sungai terbesar di Pulau Sumatra dengan lebar sekitat 500 meter dan panjang 800 Kilometer. Sungai Batanghari menjadi jalur transportasi dan perdagangan yang ramai di Pulau Sumatra bagian tengah kala itu (Soemono, 1992:40; Utomo, 1992: 178).
 
Nama Dharmasraya tercatat dalam Kitab Nagarakertagama sebagai salah satu daerah yang menjadi tujuan pasukan Ekspedisi Pamalayu Kerajaan Singasari atas perintah Raja Kartanegara pada tahun 1275 Masehi (Soekmono 1992: 40; Utomo, 1992: 175; Kusumadewi 2012: 4-5). Kini Dharmasraya merupakan sebuahkabupaten di Provinsi Sumatra Barat yang berjarak sekitar 60 km dari Nagari Lubuk Tarok sebagai pusat Kerajaan Jambulipo. Sebagian nagari di Kabupaten Dharmasraya secara adat termasuk dalam wilayah Kerajaan Jambulipo (tertulis dalam buku kerajaan jambulipo penulis sultan kurniawa A.B).
 
* Wilayah Kerajaan Jambulipo sebagaimana tersebut dalam pepatah adat memiliki wilayah sebagai berikut :
 
"Ba rantau 12 koto, Ba saluaik 12 tayiak, Batanghari batang rantau, Rantau 12 koto, amban basi Lubuak Ulang Aling, Pasak malintang ka Sungai Kambuik Pacuak manjulai ka Pasimpai jo Siguntur (Mempunyai rantau 12 koto dan 12 tayiak, sungai Batanghari merupakan daerah rantaunya)"
 
Pepatah adat di atas merupakan nama-nama wilayah, kampung, dan nagari pada jaman dahulu. Saat ini wilayah-wilayah tersebut berada dalam wilayah Pemerintahan Daerah Provinsi Sumatra Barat. Dalam administrasi saat ini, sebagian besar wilayah kekuasaan Kerajaan Jambulipo tempo dulu berada di Kabupaten Sijunjung, Dharmasraya, dan Solok selatan (Firman 2012: 716-717).
 
*Kondisi Geografis Wilayah Pusat Kerajaan Jambulipo
 
Semua nagari yang termasuk dalam wilayah Pusat Kerajaan Jambulipo secara administrasi berada di dua kecamatan, yaitu Lubuk Tarok dan Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatra Barat. Kecamatan Lubuk Tarok dan Tanjung Gadang berada 828-924 mpdl dan memiliki kataktristik geografis yang serupa seperti iklim, suhu, udara dan curah (Badan Pusat Statistik Sijunjung, 2015).
 
* Rajo Tigo Selo Kerajaan Jambulipo
 
# Rajo Alam memiliki gelar Bagindo tan Ameh
# Rajo Ibadat gelar Bagindo Maharajo Indo
# Rajo Adat gelar Bagindo tan Putiah
 
* Perangkat kerajaan
 
Dalam menjalankan pemerintahannya, Rajo Tigo Selo dibantu oleh pejabat utama kerajaan yang tinggal di Nagari Lubuk Tarok sebagai pusat kerajaan. Pejabat tersebut adalah Datuk Mangkuto Alam sebagai sandi amanah dan Datuk Bandaro Sati sebagai sandi kerajaan (tangan kanan), Monti Rajo sebagai juru bicara, Panglimo Rajo dan Rajo Kuaso sebagai penjaga Rajo Tigo Selo. Dengan lingkup seluruh wilayah dan nagari-nagari yang berada di dalam wilayah Kerajaan Jambulipo, selain pejabat utama tersebut, Rajo Tigo Selo juga dibantu oleh pejabat lokan bergelar penghulu atau datuk beserta perangkatnya. Yang memimpin di seluruh nagari di wilayah kekuasaan Kerajaan Jambulipo (Firman, 2011: 18-25). Khusus di Nagari Lubuk Tarok, Rajo Tigo Selo juga memiliki perangkat bergelar Datuk Rajo Lelo sebagai sandi padek dan Pandito Rajo. Pada tahun 2016 delegasi Kepaksian Pernong di terima oleh Raja Alam, Raja Adat, Raja Ibadat serta wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abid gelar Datuak Malintang Panai dan Bupati Tanah Datar di Istana Silinduang Bulan Datuak Malintang Panai mengatakan pertemuan tersebut dalam rangka kunjungan muhibah dua kerajaan yang memang mempunyai talian darah dari keturunan Khalifahan Abbasiyah atau Bani Abbasiyah dari [[Pasai]] syiar Islam yang mukim beberapa tahun di [[Pagaruyung]] mengembangkan Islam, tertulis di dalam [[Tambo Minangkabau]].
 
Pada tahun 1803-1804, sekelompok haji asal Minangkabau pulang ke negerinya. Mereka terkesan oleh penaklukkan Mekkah yang terjadi awal 1803 oleh kalangan [[Wahhabi]], dan ingin mengubah masyarakat Minangkabau lewat kekerasan. Mereka disebut [[Padri]] dan mengecam kebiasaan orang Minang seperti judi, sabung ayam, candu, minuman keras, tembakau terkecuali sirih, dan juga [[adat Minangkabau]] yang bersifat [[matrilinear]] dan [[matrilokal]] mungkin. Cara kekerasan ini menimbulkan perang saudara dalam masyarakat Minang. Tahun [[1815]], keluarga kerajaan [[Pagarruyung]] dibantai oleh kalangan [[Padri]].
 
Tahun 1819, Belanda balik ke Padang setelah Inggris meninggalkannya. Kalangan keluarga kerajaan yang masih hidup dan para penghulu (kepala adat) minta bantuan Belanda untuk menghadapi kekerasan Padri. Pada Februari 1821 mereka menandatangani suatu perjanjian di mana mereka menyerahkan kepada Belanda kedaulatan atas tanah Minang. Tidak lama kemudian, Belanda menyerang Padri. Mulailah [[Perang Padri]], yang berlangsung sampai tahun 1838.
 
== Minangkabau Derek dan Rantau ==
Masyarakat minangkabau menyebut daerannya dengan istilah Alam Minangkabau. Dalam tambo (historiografi tradisional minangkabau) alam minangkabau tersebut di gambarkan dengan gugusan Bukit Barisan, Gunung Merapi, Gunung Sago, Gunung Singgalang, Gunung Kerinci, Gunung Pasaman, Gunung Talang, Hamparan dataran rendah, lembah dan kawasan pesisir di bagian barat. Alam minangkabau dalam pepatah adat di sebut sebelah utara berbatasan dengan Sikilang Air Bangis, sebelah Timur Taratak Air Hitam (Indragiri), sebelah Selatan Sepuncuak Jambi Sembilan Lurah dan sebelah barat Bengkulu dan Indropuro (Firman, 2013:84; Firman 2012:2-3).
 
Secara kultural Alam Minangkabau terbagi atas dua, yaitu darek dan rantau (Sairin, 1995, 87-88). Darek adalah sebutan untuk wilayah yang berada di daerah pedalaman dengan karakteristik dataran tinggi dan lembah-lembah. Terbentang dari perbatasan jambi di selatan, Riau di timur dan Sumatra Utara di utara. Menurut sejarah lisan. Derek merupakan pemukiman pertama orang minangkabau tepatnya dari gunung merapi yang kemudian secara berlahan pindah ke lembah-lembah seperti di sekitar danau singkarak, Solok seiring berjalannya waktu menyebar hampir keseluruh pedalaman Sumatra Barat (Sairin, 1995, 87-88).
 
Darek terbagi atas tiga kelompom besar yang disebut dengan luhak, yaitu luhak Agam, Luhak Limo Puluh Koto dan Luhak Tanah Datar. Pembagian luhak ini didasarkan pada geografis di minangkabau yaitu luhak tanah datar berada di selatan, Luhak agam di utara dan Luhak Limo Puluh Koto di timur (Fithri 2013:84 dan Firman, 2012: 2-3). Sedang rantau merupakan sebutan untuk wilayah yang berada di luar daerah darek, berada di daerah pesisir yang berkarakteristik dataran rendah yang terbentang dari perbatasan Bengkulu di selatan dan Sumatra Utara di Utara (Sairin: 1995).
 
Singkatnya, penulis menafsirkan pandangan Kato (1980: 81) dalam Asnan (2007: 35) dan Abidin (2016), datuk atau penghulu lebih berkuasa di luhak dan raja berkuasa di rantau. Namun di sisi lain, ada fakta bahwa terdapat kerajaan-kerajaan yang di pimpin oleh raja yang tidak hanya memiliki wilayah di rantau tapi juga di luhak. Beberapa kerajaan tersebut adalah :
 
#[[Kerajaan Jambu Lipo]] didirikan 20 Rajab 288 Hijriyah hingga digantikan Hindia Belanda pada tahun 1824 Masehi.
#[[Kerajaan Siguntur]] didirikan pada tahun 1250 Masehi hingga dikuasai [[Kerajaan Pagaruyung]] dari tahun 1347 Masehi.
#[[Kerajaan Pagaruyung]] didirikan pada tahun 1347 Masehi hingga digantikan Hindia Belanda pada tahun 1824 Masehi.
#[[Kerajaan Sungai Pagu]] (Kerajaan Alam Serambi Sungai Pagu) didirikan pada abad ke-12 Masehi tahun 1184 Masehi hingga digantikan Hindia Belanda pada tahun 1824 Masehi.
 
 
Ketiga kerajaan tersebut yaitu Kerajaan Jambu Lipo, Kerajaan Pagaruyung, Kerajaan Sungai Pagu di pimpin oleh raja beserta perangkatnya dan membawahi banyak nagari yang di pimpin oleh penghulu atau datuk. Kerajaan jambulipo contohnya, baik wilayah rantau maupun luhak sama-sama di pimpin oleh raja yang membawahi beberapa datuk dan penghulu yang memimpin tiap-tiap nagari. Pusat kerajaan jambulipo yang menjadi tempat tinggal raja beserta keluarga kerajaanpun berada di luhak, tepatnya Luhak Tanah Datar. Hal ini tentu bertolak belakang dengan sebagian pendapat selama ini yang mengatakan bahwa raja hanya memerintah di rantau dan penghulu atau datuk berkuasa di luhak.
 
Kerajaan Jambulipo menurut sejarah lokal merupakan salah satu kerajaan tertua di Minangkabau. A.R. Chaniago (1992) dalam Firman (2012) menyebut bahwa Kerajaan Jambulipo telah ada sejak jaman Dharmasraya pada abad ke-11 Masehi. Kerajaan Jambulipo Saat ini memiliki wilayah secara adat di tiga wilayah kabupaten yaitu kabupaten Sijunjung, Dharmasrayadan Solok Selatan yang terdiri sekitar 27 nagari. Setiap nagari di pimpin oleh penghulu atau datuk yang memiliki otonomi khusus untuk mengatur masyarakat dalam nagarinya. Singkatnya, dalam kasus ini sistem kerajaan dan nagari berlaku pada satu tempat masyarakat yang sama.
 
==Wilayah pusat Kerajaan Jambu Lipo==
Nagari Lubuk Tarok berada pada garis lintang 0.81419 LS dan 101.00733 yang berbatasan dengan Nagari Latang di utara, sebelah selatan Nagari Buluh Kasok, sebelah barat Nagari Lalan, dan sebelah Nagari Kampung Dalam. Nagari Lubuk Tarok terdiri atas tujuh jorong, yaitu :
 
#Jambu Lipo
#Sungai jodi
#Koto Tuo
#Silalak Kulik
#Nopan
#Tigo Korong
# Padang Basiku
 
Nagari lubuk tarok memiliki topografi yang terdiri atas lembah, bukit, dataran, dan hutan serta dilintasi oleh empat sungai, yaitu sungai Batang Andopan, Sungai Batang Supan, Sungai Batang Karimo, dan Batang Sukam ( Badan Pusat Statistik Sijunjung, 2016).
 
Nagari Lubuk Tarok merupakan tempat bertahtanya Rajo Tigo Selo Pagaruyung (Kerajaan Jambu Lipo). Dalam pemerintahan praktis dan langsung ke masyarakat kepemimpinan daei Rajo Tigo Selo dijalankan oleh beberapa datuk yang berasal dari empat suku. Dalam Adat, semua datuk memiliki kedudukan hak dan wewenang yang sama. Mereka berhak dan wajib untuk mengurus kaum sukunya masing-masing serta tidak boleh mencampuri urusan kaum suku yang lainnya (Sultami, 2016) para datuk terswbut yaitu :
 
#Datuk Paduko Rajo dari suku Piliang Dalimo Sebagaiburang tuo. Datuk bandado sati (Sandi Kerajaan) dan Datuk tan Panghulu, memiliki bapak rambai (Pembantunya) Manti Rajo Sampono, Panlito Sutan, Dubalang Bumarai Sati dan Malin Paduko, di suku piliang Dalimo juga ada Panglimo Rajo (Perangkat Rajo Tiga Selo).
#Datuk mangkuto Alam (Sandi amanah) dan datuk Malintang Bumi dari suku Patopang, memiliki kapak rambai (Pembantunya) Monti Majo Dindo, Panditi Gagah, Dubalang sati dan Malin Mangkuto.
#Datuk Rajo Lelo (Sandi padek) dan datuk penghulu sati dadi suku Melayu panai memiliki bapak rambai (pembantunya) Monti bandaro panai, Pandito Majo Kayo, Dubalang Rajo Indo dan Malin Panghulu. Di suku panai melayu juga ada Rajo Kuaso (Perangkat Rajo Tigo Selo).
#Datuk panghulu sutan dan datuk panghulu mudo, memiliki memiliki bapak rambai Moti Rajo, Monti Panghulu, Rajo Alam dan Malin Saidi. Di suku Caniago juga ada Panglimo Basa sebagai perangkat Datuk Paduko Rajo.
 
Komponen-komponen yang terdapat di Nagari Lubuk Tarok di antaranya yaitu:
#Istano Kalambu Suto lokasi Kampung Rajo Jorong Jambulipo.
#Rumah Gadang Rajo Bawuah lokasi Kampung Rajo Bawuah Jorong Jambulipo.
#Rumah Gadang Rajo Tongah lokasi Kampung Rajo Tongah.
#Rumah Gadang Rajo Baukie lokasi Kampung Rajo Baukir Jorong Jambulipo.
#Rumah Gadang Atok Injuk lokasi Kampung Rajo Atok Injuk Jorong Jambulipo.
#Rumah Gadang Caniago lokasi Dusun Lupak Godang Jorong Jambulipo
#Rumah Gadang Patopang lokasi Dusun lopak Godang Jorong Jambulipo
#Rumah Gadang Piliang lokasi Dusun lupak Godang Jorong Jambulipo
#Rumah Gadang Rajo Kuaso lokasi Dusun lopak Godang Jorong Jambulipo.
#Rumah Gadang Piliang Panglimo Rajo lokasi Dusun lopak Godang Jorong Jambulipo
#Surau lubuk Batu kudo, Surau Piliang, dan Masjid Raya Ihsan Labuk Tarok lokasi di pinggir sungai dan sawah Jorang Jambulipo.
#Makam Raja Tigo Selo lokasi Kampung Rajo Bawah Pauh Jorong Jambulipo, Pandam Rajo Alam Jambulipo X-XIII, Makam Rajo Ibadat VI, Makam Rajo Ibadat VII.
#Labuah, Nagari lubuk memiliki dua jalan utama yaitu jalan besar atau dalam istilah lokal disebut labuah godang dan jalan kecil dalam istilah lokal disebut labuah ketek. Dahulu jalan ini disebut jalan rajo karena dahulu hanya di lewati raja, tamu, dan perangkat kerajaan.
#Tapian dan Sungai merupakan istilah tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) bagi masyarakat minangkabau jaman dahulu.
#Sawah dan Ladang membentang dari tepi sungai hingga ke kaki bukit-bukit yang mengelilingi Nagari Lubuk Tarok.
 
==Nagari Latang==
Nagari Latang terletak di garis lintang 0.85079 LS dan 101.0604 BT dengan luas wilayah 20.80 km² yang berbatasan dengan wilayah Nagari Lubuk Tarok di sebelah barat, dan Taratak. Wilayah Nagari Latang dialiri oleh sungai Batang Sibaku yang juga mengaliri Nagari Taratak Baru di sebelah timurnya.
 
Nagari Latang dipimpin oleh pejabat lokal yang bergelar Bagindo tan Kasa, yang dalam pepatah adat kedudukannya dan pugsinya disebut sebagai "urang gadang surang sakoto, rajo ka ganti rajo," yang artinya Ia merupakan perwakilan Rajo Tigo Selo di Nagari Latang. Segala urusan dan permasalahan yang ada di Nagari Latang pertama kali akan diselesaikan oleh Bagindo tan Kasa beserta perangkatnya. Jika urusan dan permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan maka akan di bawa ke Istana Rajo Tigo Selo di Kampung Suto, Nagari Lubuk melalui Datuk Bandaro Sati dan Datuk Mangkuto Alam (Jhon Aprizal dan Rajo Batuah, 2016).
 
Komponen-komponen di Nagari Kampung diantaranya :
*Nagari Latang
#Rumah nan Gadang lokasi Dusun Tatak tinggi Nagari Latang.
#Rumah Gadang Rajo Tongah lokasi Kampung Rajo Tongah Nagari Latang.
#Surau dan Masjid Tauhid lokasi tepi sungai batang sibaku Jorong Taratak.
#Komplek Makam Rajo Alam I-V lokasi Puncak Bukit Jambulipo Nagari Latang.
#Labuah Godang Nagari Latang memiliki jalan utama yang disebut labuah godang yang memanjang mengikuti aliran sungai batang sibaku.
 
*Nagari Taratak Baru
#Rumah Dalam Gadang Bagindo Malin
#Balai Panitahan, Merupakan batu-batu besar yang tersusun sebagai tempat duduk seperti yang terdapat di Balai Galongah nan Gadang, Nagari Taratak Baru. Balai Panitahan terdiri belasan pasang batu yang tersusun berbentu U, satu batu sebagai alas duduk dan satu batu lagi sebagai sandaran.
#Surau dan Masjid lokasi Nagari Kampung Dalam.
#Labuah Godang atau jalan besar di Nagari Kampung Dalam terdapat di tengah-tengah peemukiman dengan lebar 5 Meter.
#Tapia dan Sungai Nagari Kampung Dalam di aliri oleh sungai Batang Munarang.
#Sawah Ladang di Nagari Tatarak baru di bagi atas kepemilikan suku yang banyak terdapat di pinggiran sungai batang munarang.
 
==Nagari Buluh Kasok==
Nagari Buluh Kasok berada di garis lintang 0.850752 LS dan 101.06045 BT dengan luas wilayah 56.52 km² yan berbatasan sebelah barat dengan Nagari Kampung Dalam dan sebelah utara Nagari Silongo.
 
== Potensi Daerah ==
Baris 135 ⟶ 25:
[[Berkas:Pagaruyung.jpg|jmpl|200px|Replika Istano Basa di Pagaruyung]]
Pagaruyung memiliki objek wisata, Bukit Batu Patah Luhak nan Tigo dan Bukit Alahan Panjang
==Referensi==
 
{{Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar}}